Siapa Yang Berulang Kali Berbuat Tidak Adil, Niscaya Akan Binasa – Those Who Repeatedly Commit Injustice Will Surely Perish – 多行不义必自毙

Home » Artikel » Siapa Yang Berulang Kali Berbuat Tidak Adil, Niscaya Akan Binasa – Those Who Repeatedly Commit Injustice Will Surely Perish – 多行不义必自毙

Dilihat

Dilihat : 16 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 193
  • 173
  • 88,062
Pic 3A Siapa

Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明

 

Pepatah yang sarat dengan kebijaksanaan ini berasal dari “Zuo Zhuan”, sebuah catatan sejarah Periode Musim Semi dan Musim Gugur. Pepatah ini menyampaikan kebenaran yang mendalam: Ketika seseorang berbuat salah dan terus-menerus berbuat jahat, ia ditakdirkan untuk menemui kehancurannya sendiri dan tidak dapat lepas dari konsekuensi tindakannya. Kisah kuno ini memiliki makna yang mendalam, tidak hanya dalam sejarah tetapi juga dalam masyarakat saat ini.

This proverb, brimming with wisdom, originates from the “Zuo Zhuan,” a historical record of the Spring and Autumn Period. It conveys a profound truth: When a person indulges in wrongdoing and persists in evil deeds, they are destined to meet their own destruction and cannot escape the consequences of their actions. This ancient story holds profound significance not only in history but also in today’s society.

Kisah Adipati Zhuang dari Zheng dan saudaranya Gong Shu Duan adalah contoh utama. Dalam narasi ini, Wu Jiang, ibu Adipati Zhuang, menuruti tindakan tidak adil Gong Shu Duan karena keinginan pribadinya. Gong Shu Duan, yang dibutakan oleh keserakahan, akhirnya menemui ajalnya, sementara Adipati Zhuang, yang menjunjung tinggi jalan kebenaran, muncul sebagai pemenang. Kisah ini menyoroti bahwa tindakan ketidakadilan tidak hanya menyebabkan kehancuran pribadi tetapi juga menimbulkan konsekuensi yang tak terduga bagi seluruh keluarga dan bangsa. Dalam proses ini, kebenaran “Mereka yang berulang kali melakukan ketidakadilan pasti akan binasa” sepenuhnya ditunjukkan.

The story of Duke Zhuang of Zheng and his brother Gong Shu Duan is a prime example. In this narrative, Wu Jiang, the mother of Duke Zhuang, indulged Gong Shu Duan’s unjust actions due to her personal desires.  Gong Shu Duan, blinded by greed, ultimately met his downfall, while Duke Zhuang, upholding the righteous path, emerged victorious. This story highlights that acts of injustice not only lead to personal ruin but also inflict unpredictable consequences on entire families and nations. In this process, the truth of “Those who repeatedly commit injustice will surely perish” is fully demonstrated.

Pepatah kuno ini telah menerangi kompas moral manusia sepanjang sejarah, menjadi peringatan tentang pentingnya menegakkan keadilan. Pepatah ini berasal dari “Zuo Zhuan” dan merupakan sebuah kebijaksanaan yang diwariskan oleh Konfusius. Kata-kata sederhana namun mendalam ini mengandung pesan yang mendalam, mengingatkan setiap orang untuk menjunjung tinggi kebenaran, menjauhi kejahatan, dan sungguh-sungguh meraih kedamaian dan martabat batin.

This ancient adage has illuminated people’s moral compass throughout history, serving as a warning about the importance of pursuing justice. It originates from the “Zuo Zhuan” and represents a wisdom passed down by Confucius. These simple yet profound words carry a deep message, reminding everyone to uphold righteousness, stay away from evil, and truly achieve inner peace and dignity.

Sepanjang evolusi panjang masyarakat manusia, prinsip-prinsip moral yang terkandung dalam peribahasa ini telah dianggap sebagai nilai-nilai fundamental. Moralitas adalah jiwa masyarakat manusia, ikatan antar individu, dan landasan keadilan dan kejujuran. Tanpa prinsip-prinsip moral, masyarakat akan terjerumus ke dalam kekacauan, manusia akan terpecah belah, dan kepercayaan serta rasa hormat antar individu akan runtuh. Oleh karena itu, menegakkan kebenaran dan menjauhi kejahatan merupakan tanggung jawab dan kewajiban yang tak terelakkan bagi setiap orang, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam segala aspek perkembangan sosial.

Throughout the long evolution of human society, the moral principles embedded in this proverb have been considered fundamental values. Morality is the soul of human society, the bond between individuals, and the cornerstone of fairness and justice. Without moral principles, society would descend into chaos, people would become fragmented, and trust and respect among individuals would crumble. Therefore, upholding righteousness and shunning evil is an indispensable responsibility and obligation for everyone, both in personal life and in all aspects of social development.

Moralitas tidak statis, melainkan berkembang seiring perkembangan masyarakat dan kemajuan manusia. Dalam masyarakat modern, moralitas terjalin erat dengan hukum, etika, dan kodrat manusia, sehingga menghadirkan tantangan yang lebih kompleks dan beragam. Namun, terlepas dari perubahan zaman, mengejar keadilan dan menegakkan kebenaran harus tetap menjadi prinsip panduan kita. Hanya di atas fondasi inilah masyarakat manusia dapat mencapai harmoni dan kemajuan sejati.

Morality is not static but evolves with societal development and human progress. In modern society, morality is interwoven with law, ethics, and human nature, presenting us with more complex and diverse challenges. However, no matter how times change, pursuing justice and upholding righteousness must remain our guiding principles. Only on this foundation can human society achieve true harmony and progress.

Pepatah kuno ini tidak hanya menginspirasi pengembangan moral pribadi, tetapi juga kebangkitan hati nurani dalam masyarakat secara keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi berbagai pilihan, di mana godaan mungkin kuat dan moralitas mungkin tampak ambigu. Namun, terlepas dari waktu atau tempat, kita tidak boleh melupakan komitmen kita terhadap keadilan dan perlawanan kita terhadap kejahatan. Seperti kata pepatah, “Jangan lupakan niat awal Anda, dan Anda akan mencapai tujuan Anda.” Hanya dengan senantiasa memelihara hati yang benar, kita dapat mencegah kerusakan moral dan menempuh jalan yang benar.

This ancient adage inspires not only personal moral cultivation but also the awakening of conscience within society as a whole. In our daily lives, we often face various choices, where temptation may be strong and morality may seem ambiguous. But regardless of the time or place, we must never forget our commitment to justice and our resistance to evil. As the saying goes, “Don’t forget your initial intentions, and you’ll achieve your goals.” Only by constantly maintaining a heart of righteousness can we prevent moral decay and walk the right path.

Di tingkat masyarakat, pemerintah, pelaku bisnis, organisasi, dan lembaga harus mengadopsi prinsip “Siapa yang berulang kali berbuat jahat pasti akan binasa” sebagai kode perilaku, membangun mekanisme moral dan sistem pengawasan yang lebih komprehensif untuk memastikan masyarakat diatur dengan lebih tertib dan adil, serta menyediakan lingkungan yang dapat dipercaya dan kooperatif bagi individu untuk berkembang.

At the societal level, governments, businesses, organizations, and institutions should adopt “Those who repeatedly commit injustice will surely perish” as a behavioral code, establishing more comprehensive moral mechanisms and supervision systems to ensure that society is governed with greater order and fairness, providing a trustworthy and cooperative environment for individuals to thrive.

“Mereka yang berulang kali berbuat zalim pasti akan binasa” bukan sekadar pepatah kuno, melainkan warisan kebijaksanaan dan seruan bagi kebangkitan moral umat manusia. Setiap individu hendaknya mengindahkan kearifan pepatah ini, mengingat tanggung jawabnya, terus meningkatkan standar moralnya, dan berkontribusi pada keharmonisan dan kemajuan masyarakat. Hanya dengan demikianlah kita dapat benar-benar menemukan kedamaian dan martabat dalam diri kita.

“Those who repeatedly commit injustice will surely perish” is not merely an ancient saying but a legacy of wisdom and a call for the moral awakening of humanity.  Every individual should heed the wisdom of this proverb, remember their responsibility, continuously elevate their moral standards, and contribute to the harmony and progress of society. Only then can we truly find peace and dignity within ourselves.

Pepatah kuno ini bukan sekadar pedoman perilaku, melainkan filosofi hidup. Hanya dengan kejujuran, integritas, kasih sayang, dan kebaikan hati, kita dapat melangkah lebih jauh dan menjalani hidup yang lebih bermakna. Semoga kita semua senantiasa menjunjung tinggi kearifan kuno ini, mengambil keputusan sesuai hati nurani dan prinsip dalam setiap pilihan yang kita hadapi, menjadi teladan moral sejati, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih indah.

This ancient adage is not simply a behavioral guideline but a philosophy of life. Only with honesty, integrity, compassion, and kindness can we go further and live more meaningful lives. May we all keep this ancient wisdom close to our hearts, make decisions in accordance with our conscience and principles in every choice we face, become true moral exemplars, and contribute to building a more beautiful world.

 

多行不义必自毙

 

“多行不义必自毙”,这个充满智慧的成语源自《左传·隐公元年》,传达着一个深刻的道理:当一个人沉迷于不义之事,纵容恶行不止,最终注定会自取灭亡,无法逃脱恶果的惩罚。这个古老的故事不仅在历史上有所体现,也在当下社会依然具有深刻的启示。

郑庄公和共叔段的故事是一个鲜明的例证。在这个故事中,武姜因私欲而纵容共叔段的不义行为,共叔段利令智昏,最终自食其果,而庄公则坚守正道,最终成为赢家。从这个故事中我们可以看到,不义之行不仅会对个人造成灭顶之灾,也会对整个家族、国家产生不可预测的后果。在这个过程中,“多行不义必自毙”的真理得到了充分的证明。

“多行不义必自毙”,这句古训在历史长河中照耀着人们的道德底线,警示着追求正义的重要性。这句成语源自《左传·隐公元年》,是孔子留给后人的智慧结晶。这句简单而深刻的话语蕴含了深刻的教益,提醒着每个人要坚守道义,远离邪恶,才能真正获得内心的安宁与尊严。

在人类社会长期的发展演变中,“多行不义必自毙”这句格言所蕴含的道德观念一直被视作重要的价值观。道德是人类社会的灵魂,是人与人之间的纽带和公平正义的基石。没有道德准则,社会将无序混乱,人心涣散,人与人之间的信任和尊重也将土崩瓦解。因此,无论是在个人生活还是社会发展的各个方面,坚守道义,远离邪恶,是每个人都不可或缺的责任与义务。

道德不是一成不变的,它随着社会的发展和人类的进步而不断演进。在现代社会,道德与法律、伦理、人性等多重因素相互交织,我们所面临的挑战也更为复杂多样。然而,无论时代如何变迁,追求正义、坚守道义始终是我们应该秉持的信念。只有在这个基础上,人类社会才能实现真正的和谐与进步。

“多行不义必自毙”这句古训所激励的不仅是个人道德修养,更是整个社会的良知觉醒。在日常生活中,我们常常面临各种选择,有时候诱惑很大,道义很模糊,但是无论何时何地,我们都不能忘记心中那份对正义的坚守和对邪恶的抵制。正所谓“不忘初心,方得始终”,只有始终保持一颗正义的心,才能避免道德的崩塌,走在一条正确的道路上。

在社会层面,政府、企业、机构等也都应该以“多行不义必自毙”作为行为准则,建立起更为健全的道德机制和监督体系,使得社会的治理更加有序、公正,并为每个个体提供一个诚信互助的发展环境。

“多行不义必自毙”不仅仅是一个古老的箴言,更是一种智慧的传承和对人类道德觉醒的一种呼唤。每个人都应该在这句古训的启迪下,铭记着自己的责任,不断提升自己的道德境界,为社会的和谐与进步贡献自己的力量。只有这样,我们才能真正做到心有所归,得到内心的安宁与尊严。

“多行不义必自毙”,这句古训不仅是一条行为规范,更是一种人生态度。唯有正直、诚实、宽容、善良,才能让我们走得更远,活得更有意义。愿我们都能牢记这句古训,在每一个选择面前,做出符合良知和道义的决定,成为真正的道德楷模,为构建一个更加美好的社会贡献自己的力量。

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Gambar: Gemini AI

 

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?