Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明
Terdapat sebuah pepatah dalam dialek orang Hakka yang berbunyi: “zo ˋ hongsam ˊ zeu ˊ dongid ˋ gung ˊ, zo ˋ hongsam ˊ ngian ˇ dongid ˋ dung ˊ早䟘三朝当一工,早䟘三年当一冬“. ”Bangun pagi tiga hari berturut-turut akan menghasilkan lebih banyak satu hari, bagun pagi selama tiga tahun berturut-turut akan mendapatkan hasil lebih banyak satu musim dingin.” Makna yang terkandung dalam pepatah ini adalah: Dengan menghargai waktu dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Dalam sejarah Tiongkok terdapat banyak cerita tentang tokoh-tokoh terkenal yang sangat menghargai waktu, beberapa di antaranya adalah: Ou Yang Xiu, Dong Yu, Lu Xun.
Ou Yang Xiu adalah seorang sastrawan terkenal yang hidup pada jaman Dinasti Song. Pada usia 4 tahun, ia telah menjadi seorang anak yatim, hidup dalam kemiskinan. Sang Ibunda mengajari Ou Yang Xiu membaca dengan menulis Han Zi di atas tanah. Ketika dewasa, Ou Yang Xiu sering meminjam buku dari tetangganya untuk dibaca, kemudian disalin dan dicatat kembali. Ia sangat tekun belajar hingga lupa untuk tidur dan makan. Sampai akhirnya ia berhasil masuk akademi kerajaan dan menjadi seorang pejabat. Setelah menjadi pejabat, Ou Yang Xiu tetap meluangkan waktunya untuk belajar baik saat menunggang kuda, hendak beristirahat, maupun saat berada di toilet.
Pada Dinasti Han Timur hiduplah seorang yang bernama: Dong Yu. Ia sangat pandai memanfaatkan waktu. Dong Yu dapat menggunakan waktu yang telah direncanakan dan waktu senggang/luang untuk belajar. Pada umumnya, orang kurang menghargai waktu luang. Menurut Dong Yu, setiap orang memiliki tiga waktu luang, yaitu: musim dingin, malam hari, ketika turun hujan. Ketiga macam waktu luang tersebut dapat digunakan untuk belajar. Berkat ketekunannya, Dong Yu berhasil menjadi seorang pelajar yang terkenal kala itu.
Lu Xun dapat menjadi sukses karena dapat menghargai waktu. Pada saat Lu Xun berusia 12 tahun dan menimba ilmu di Kota Shao Xing, sang ayahanda sakit parah, memiliki dua orang adik laki-laki yang masih kecil. Saat itu Lu Xun sangat sibuk, tidak hanya sering pergi ke apotek, tetapi juga harus membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Agar tidak mempengaruhi sekolahnya, Lu Xun harus harus mengatur waktu dengan baik. Lu Xun berpendapat selama dapat membagi waktu tentu masih bisa belajar. Ia sangat gemar membaca dan mengarang, juga tertarik untuk melukis. Ia sangat menghargai waktu.
Didalam kitab Lun Yu terdapat sebuah quote yang berbunyi: Time passes by like this, flowing away day and night. Pada sebuah kesempatan Nabi Kong Zi berkata: waktu berlalu seperti air yang mengalir, tiada pernah berhenti siang dan malam (Lun Yu IX: 17). Dari perkataan Nabi Kong Zi di tepi sungai tersebut, memberi kita sebuah inspirasi dalam kehidupan ini untuk mempergunakan waktu dengan baik, senantiasa memperbaiki diri dan tidak bermalas-malasan.
Sekali waktu ketika Nabi Kong Zi berdiskusi dengan Yang Huo 阳货, beliau pernah diminta untuk memangku jabatan untuk membereskan permasalahan di negara kala itu. Apa yang menggerakkan Nabi Kong Zi adalah kata-kata Yang Huo bahwa “日月逝矣,岁不我与rì yuè shì yǐ suì bù wǒ yǔ – Ingatlah, hari dan bulan terus berlalu, umurpun tidak mau menanti” (Lun Yu XVII: 1). Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa waktu yang telah dilalui tidak mungkin kembali lagi, maka selagi ada kesempatan kita harus berusaha keras.
Selamat belajar, semoga bermanfaat. Jia you!
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Daftar Pustaka:
Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi 《四书》- Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung. TSA.
Gambar: https://iconnect.isenberg.umass.edu/classes/efficient-time-management/.