Bergandengan Tangan Sepanjang Hidup – Holding Hands Through Life

Home » Artikel » Bergandengan Tangan Sepanjang Hidup – Holding Hands Through Life

Dilihat

Dilihat : 61 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 29
  • 271
  • 82,532
Pic 4 Bergandengan

Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明

 

“Bergandengan tangan dan menua bersamamu,” kalimat kuno ini berasal dari “Kitab Sanjak/Shi Jing 诗经” (Adegunawan, 2019) dalam sastra klasik Tiongkok, mengungkapkan harapan indah akan persahabatan yang abadi. Kini, frasa ini telah menjadi sinonim dengan janji pernikahan dan pernyataan cinta, mewujudkan harapan dan keyakinan orang-orang akan dukungan abadi dan komitmen yang teguh. Pada zaman dahulu, frasa “bergandengan tangan dan menua bersamamu” dari “Kitab Kidung Agung” sering diartikan sebagai sumpah antara dua pejuang, saling mendukung dalam pertempuran sengit, saling mendampingi dalam hidup dan mati. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan budaya, kalimat ini kini lebih umum digunakan untuk menggambarkan keabadian cinta dan keteguhan pernikahan. Dalam pernikahan, orang-orang tidak hanya mendambakan romansa dan gairah, tetapi juga berharap untuk saling mengenal dan mendukung, untuk menjalani hidup bergandengan tangan.

“Holding hands and growing old with you,” this ancient line originates from the “Book of Songs/Shi Jing 诗经” in Chinese classic literature, expressing a beautiful wish for enduring companionship. Today, this phrase has become synonymous with marriage vows and declarations of love, embodying people’s hopes and beliefs in lasting support and unwavering commitment. In ancient times, the phrase “holding hands and growing old with you” from the “Book of Songs” was often interpreted as a vow between two warriors, supporting each other in fierce battles, standing by each other through life and death. As time has passed and cultures have evolved, this line is now more commonly used to describe the eternity of love and the steadfastness of marriage. In marriage, people aspire not only to romance and passion but also hope to know and support each other, to journey through life hand in hand.

Janji cinta seringkali menjadi salah satu komitmen yang paling menyentuh. Ketika dua insan bersatu, berikrar untuk melewati suka duka hidup, menghadapi tantangan dan kesulitan bersama, saling mendukung dalam suka dan duka, sakit dan sehat, terlepas dari kaya atau miskin, rasa hangat dan aman yang tak terlukiskan tercipta. Janji sederhana namun tulus ini terasa bagai benteng kokoh, melindungi dari badai kehidupan. Janji kuno ini seakan memutarbalikkan waktu, melampaui berabad-abad untuk menyentuh kerinduan abadi yang terpendam di lubuk hati. Di dunia yang kompleks dan kacau ini, manusia seringkali terjerat materialisme, hasrat, dan utilitarianisme, tetapi ketika cinta sejati muncul, segalanya menjadi tenang dan tenteram. Ungkapan “bergandengan tangan dan menua bersamamu” seakan mengandung segenap romansa dan komitmen, bagai harta karun hidup yang paling berharga, yang dihargai seumur hidup.

The promise of love is often one of the most touching commitments. When two people come together, pledging to go through the ups and downs of life, facing challenges and difficulties together, supporting each other through thick and thin, illness and health, regardless of richness or poverty, it creates a sense of warmth and security that is indescribable. This simple yet genuine vow feels like a sturdy fortress, shielding against the storms of life. The ancient vow seems to reverse time, transcending centuries to touch the eternal longing deep within hearts. In this complex and chaotic world, people can often be ensnared by materialism, desires, and utilitarianism, but when genuine love appears, everything becomes calm and serene. The phrase “holding hands and growing old with you” seems to contain all romance and commitment, akin to life’s most precious treasure, cherished for a lifetime.

Di dalam hati setiap orang terdapat surga cinta, tempat impian dan janji cinta bersemayam. Kita mendambakan cinta abadi, pasangan hidup yang dengannya kita dapat berpegangan tangan dan menua bersama. Dalam masyarakat yang serba cepat ini, setiap orang berjuang, mencari cinta mereka sendiri. Semoga setiap kisah cinta seperti ikrar dalam “Kitab Kidung Agung”, bagai semilir angin yang menerpa wajah, hangat dan nyaman bagai pelukan, membawa impian untuk tumbuh bersama dan melangkah maju. Cinta membutuhkan kegigihan, toleransi, pengertian, dan penerimaan. Tak ada pernikahan tanpa tantangan, tak ada janji yang tak pernah berubah, melainkan kepercayaan, dukungan, dan saling pengertianlah yang mengikat erat dua hati, mengarungi badai kehidupan. Semoga setiap pasangan saling menghargai dan menerima, berpegangan tangan, menjalani hidup bersama.

In everyone’s heart lies a sanctuary of love, where dreams and promises of love reside. We yearn for an eternal love, a life partner with whom we can hold hands and grow old together. In this fast-paced society, everyone is hustling, seeking their own love. May every love story be like the vows in the “Book of Songs,” like a gentle breeze brushing against the face, warm and comforting like an embrace, carrying the dreams of growing together and moving forward. Love requires persistence, tolerance, understanding, and acceptance. There is no marriage without challenges, nor promises that never change, but trust, support, and mutual understanding are what bind two hearts tightly together, navigating through life’s storms. Let every couple cherish and accept each other, holding hands, walking through life together.

Bergandengan tangan dan menua bersamamu, baik di masa lalu maupun masa kini, frasa ini menyampaikan rasa romantis dan emosi yang mendalam. Marilah kita hargai cinta di sekitar kita, jagalah dengan penuh perhatian, hangatkan dengan cinta, saling memberi tempat berlabuh yang kokoh, biarkan bunga cinta mekar selamanya di hati kita. Semoga setiap orang menemukan orang yang akan menggenggam tangannya dan menjalani hidup bersama, hingga menua dengan tawa dan cinta. Semoga kita semua menemukan tangan kita untuk menggenggamnya menjalani hidup.

Holding hands and growing old with you, whether in ancient times or in modern days, this phrase conveys a sense of romance and deep emotion. Let us cherish the love around us, guard it with care, warm it with love, providing each other with a stable harbor, allowing the flower of love to bloom forever in our hearts. May everyone find that person who will hold their hand and journey through life together, until growing old with laughter and love. May we all find our hand to hold through life.

 

执子之手

 

“执子之手,与子偕老”,这句古老的诗句源自《诗经》中的《击鼓》篇,深刻地表达了对于长久相伴的美好祝愿。这句话如今已经成为了婚姻承诺和爱情誓言的代名词,寄托了人们对于恒久不变、相互扶持的期许和信念。

 

在古代,《击鼓》中所述的“执子之手,与子偕老”一般被解释为两个战士之间的誓约,在激烈的战斗中相互搀扶、互相扶持,伴随彼此走过生死。而随着时代的变迁和文化的演进,这句话如今更多地被人们用来形容爱情的永恒和婚姻的坚定。在婚姻中,人们向往的不仅是浪漫和激情,更是希望能够与对方相知相守,携手走过整个人生的旅程。

 

爱情的承诺,通常是最动人心魄的承诺之一。当两个人走到一起,相互承诺要共同经历生活中的喜怒哀乐、携手面对困难和挑战,无论贫富贵贱,无论疾病健康,彼此扶持,相互守护。这种平凡而真诚的誓言,让人感受到一种无法言喻的温暖和安心,仿佛一座坚实的堡垒,抵挡住生活中的风风雨雨。

 

古老的誓言似乎时光倒流,穿越了千年的岁月,仍然能够触动内心深处那份永恒不变的渴望。在这个纷繁复杂的世界里,人们时常被物质、欲望和功利所迷惑,但当真挚的爱情出现时,一切都变得那么平静和安详。一句“执子之手,与子偕老”似乎包含了所有的浪漫和承诺,仿佛是生命中最珍贵的宝物,让人珍惜终生。

 

每个人心中都有一座爱情的圣殿,那里存放着对于爱情的憧憬和承诺。我们渴望一份永恒的爱情,一个可以执子之手,与子偕老的人生伴侣。在这个浮躁的社会,每个人都在奔波劳碌,寻找属于自己的那份爱情。希望每段爱情都能如诗经中的誓言,犹如一阵和风拂面,暖暖的,如同一个温暖的怀抱,承载着我们共同成长、共同前行的梦想。

 

爱情需要坚持、宽容、理解和包容。没有一帆风顺的婚姻,没有永远不变的承诺,但正是因为有了信任、支持和互相理解,才能够让两颗心紧紧相扣,走过生命中的风风雨雨。希望每对夫妻都能懂得珍惜对方、包容彼此,一起执子之手,相伴一生。

 

执子之手,与子偕老,无论是在古代还是在现代,这句话都传递着一种浪漫和深厚的情感。让我们共同珍惜身边的爱情,用心去守护,用爱去温暖,给彼此一个安稳的港湾,让爱情之花永远绽放在心田。愿每个人都能找到那个可以和自己一起执子之手,共度一生的人,携手走过岁月的长河,直至白头偕老。

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Daftar Pustaka

Adegunawan, S. (2019). Kompilasi Kitab Sanjak Shi Jing 诗经 The Book of Poetry. USA.

Gambar: Google Image.

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?