Berpikir Kritis Menurut Ajaran Konfusius

Home » Artikel » Berpikir Kritis Menurut Ajaran Konfusius

Dilihat

Dilihat : 146 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 89
  • 63
  • 23,130
maja up

Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明

 

Pada awalnya saya tidak memiliki keanggotaan dalam Whatsapp group, seiring berjalannya waktu keadaan berubah. Saat ini, saya telah menjadi anggota dari beberapa Whatsapp group. Terkadang saya merasa malas sekali untuk membuka/ikut ambil bagian dalam percakapan group yang isinya ya begitu-begitu saja. Belakangan saya mengamati ada trend yang relatif baru pada sebuah grup, beberapa kali mengirimkan gambar sejenis di atas dengan diberi pertanyaan: bagaimana menyelesaikan masalah tersebut? Grup yang tadinya sepi mendadak bisa menjadi ramai, berubah menjadi debat kusir yang panas dan berkepanjangan. Memang tidak ada jawaban yang pasti benar, semua bebas berpendapat dan berargumen. Iseng-iseng saya menggunakan google lens untuk menelusuri gambar tersebut, ternyata itu adalah semacam permainan yang bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis (critical thinking).

Berpikir kritis merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki oleh setiap orang, termasuk saya pribadi dan pembaca yang budiman. Kemampuan ini sangat dibutuhkan karena memiliki banyak manfaat untuk kehidupan. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari berpikir kritis yaitu: meningkatkan kreativitas, menjadi lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, membantu mengetahui potensi diri, dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik, menjadi lebih berpikiran terbuka (open-minded), dan lain-lain.

Dalam kitab tengah sempurna jilid XIX.19 tertulis: Banyak-banyaklah belajar, pandai-pandailah bertanya, hati-hatilah memikirkannya, jelas-jelaslah menguraikannya, sungguh-sungguhlah melaksanakannya. “博学之,审问之,慎思之,明辨之,笃行之” (中庸 第20章 ).

Menurut Nabi Kong Zi untuk dapat berpikir kritis, pertama-tama kita harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Semangat yang tinggi itu akan mendorong kita untuk menjadi banyak belajar博学. Jaman sekarang kita banyak terbantu dengan kehadiran teknologi. Untuk belajar kita tidak harus pergi ke perpustakaan, cukup dengan smartphone memasukkan kata kunci yang tepat ke dalam search engine Google/Baidu. Dengan mengganti kata kunci lain yang berkaitan, kita bisa mendapatkan sudut pandang lain yang tak kalah banyak.

Setelah banyak belajar, kita belajar untuk pandai-pandai bertanya 审问. Jaman dahulu sumber ilmu memang seorang guru, sekarang dilengkapi oleh kecanggihan teknologi. Ketika saya kuliah, beberapa dosen cenderung memiliki kebiasaan tatap muka berlangsung relatif singkat. Suatu ketika ada yang menanyakan sesuatu, pertanyaannya sederhana, namun membuat sang dosen bercerita panjang sampai melebihi waktu yang telah dijadwalkan oleh fakultas. Terkadang, dosen juga tidak secara langsung memberikan jawaban atas pertanyaan mahasiswa. Jaman sekarang memang semua orang bisa menggunakan bantuan google, akan tetapi hasilnya tergantung dari kata kunci yang kita gunakan. Dengan kata lain, kita harus pandai-pandai bertanya kepada google. Menurut ahli, beberapa tahun ke depan akan ada jenis pekerjaan baru yang berkaitan dengan kata kunci dan artificial intelligence.

Langkah ketiga ialah pandai-pandai memikirkannya 慎思. Tidak semua jawaban yang kita terima itu sesuai dengan yang diharapkan. Bisa jadi kita menerima jawaban yang salah/kembali dijawab dengan pertanyaan balik. Semisal ketika kita mempelajari aljabar sederhana: a+b=c, ada yang bertanya: apakah benar a=c-b? Oleh sang guru dijawab: b=c-a. Ketika kita tidak berhati-hati dalam memikirkannya, tentu yang terjadi adalah makin bertambah bingung. Begitu pula dengan jawaban yang muncul dalam search engine, memang banyak tapi perlu berhati-hati untuk memikirkannya apakah telah sesuai dengan yang kita maksudkan.

Selanjutnya kita harus belajar untuk menguraikannya 明辨. Dari sekian banyak jawaban dari search engine, mana yang dapat dijadikan sebagai referensi dan mana yang perlu diabaikan. Yang dapat kita gunakan sebagai referensi kita tetap kita buka layar tampilannya, yang kurang sesuai segera kita close.

Terakhir, setelah banyak belajar, pandai bertanya, hati-hati memikirkan, jelas menguraikan, kita harus dapat sungguh-sungguh melaksanakan. Dengan demikian Nabi Kong Zi selain menuntun kita untuk berpikir kritis, juga mengajarkan kepada kita untuk menerapkan, sehingga apa yang telah dipelajari tidak menjadi sebuah teori yang abstrak.

Selamat belajar, semoga bermanfaat. 加油!

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Daftar Pustaka

Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi 《四书》– Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung. USA.

Gambar: Dokumentasi  Pribadi Penulis.

Butuh bantuan?