Dulu Datang Dengan Ketulusan, Kini Datang Dengan Kesombongan

Home » Artikel » Dulu Datang Dengan Ketulusan, Kini Datang Dengan Kesombongan

Dilihat

Dilihat : 26 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 29
  • 65
  • 15,394
Dulu Datang Picture1

Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明

 

Pagi ini, saya secara tidak sengaja melihat di atas meja kerja terdapat sebuah buku lama. Sampul luarnya menampilkan gambar nabi Kong Zi bersama beberapa muridnya. Saya bolak-balik beberapa halaman isinya, ternyata penuh berisi han zi, sama sekali tidak ada gambar. Judul buku tersebut adalah: 修德故事集Xiū dé gù shì jí. Dari judul buku tersebut dapat kita ketahui bahwa isinya berupa kumpulan cerita pendek.  Saya kembali membuka halaman buku tersebut secara acak, sambil mencoba untuk dapat membaca sekaligus memahami lebih banyak isi salah satu bagian kumpulan cerita yang ada. Sampai pada halaman ke 103, saya berhenti membolak-balikan halaman buku, mulai serius membaca.

Judul cerita pada halaman 103 tersebut adalah: 出自诚心的布施Chūzì chéngxīn de bùshī. Alkisah, hiduplah seorang gadis kecil, usia 7-8 tahun, berasal dari keluarga pra sejahtera. Meski hidup dalam kekurangan, ia gemar sekali berbuat baik. Ia tidak segan untuk berbagi pemberian orang lain dengan teman-temannya. Suatu hari, ketika pergi bermain diberi oleh seseorang sekantong makanan berisi 3 buah pir. Dalam perjalanan pulang ke rumah, melewati sebuah klenteng. Hari itu banyak sekali pengunjung yang datang. Ternyata, bertepatan dengan sembahyang tanggal 1 imlek. Ia ingin mempersembahkan buah pir tersebut di atas altar utama.

Karena badannya yang masih kurang tinggi, kesulitan untuk meletakkan persembahan. Gerak-gerik anak tersebut mengundang perhatian sang bhiksu kepala. Beliau segera datang menghampiri, membantunya meletakkan persembahan di altar. Sang bhiksu bertanya:”Adik kecil, buah pir milik mu sangat segar sekali. Tadi beli dimana? ” Si anak kecil menceritakan semuanya dengan runtut dan jujur. Sang bhiksu kembali berkata:” Bolehkah saya meminta buah persembahan mu? “” Tentu saja, boleh. Saya cuma punya sedikit, anda, ingin berapa?”, jawab si anak kecil. ” Buah pir adalah kesukaan saya, bolehkah semuanya di tinggal? “, kata sang Bhiksu. Awalnya, si anak kecil merasa berat hati. Namun, pada akhirnya dapat merelakan.

Melihat ketulusan hati si anak kecil, sang Bhiksu merasa terharu. Beliau lantas membimbing si anak kecil membaca paritta, dan mendoakannya agar bisa mendapatkan jalan hidup yang lebih baik. Beberapa tahun berlalu, si anak kecil tersebut telah tumbuh dewasa. Ia berhasil masuk istana, jalan hidupnya berubah drastis. Pada sebuah acara, ia memiliki kesempatan untuk kembali berkunjung ke klenteng yang pernah dikunjunginya ketika masih kecil. Kali ini, ia datang dengan penuh rasa bangga dan sombong. Kini, banyak sekali penggiring yang mengikuti dan membawakan persembahan. Sesampainya di tujuan, ia merasa kecewa dan marah karena hanya disambut dan dilayani oleh bhiksu kecil.

Sang bhiksu kepala tidak lagi menampakkan diri apalagi membimbingnya berdoa dan membaca paritta. Ia merasa persembahan yang kali ini dibawa jauh lebih banyak daripada yang dulu, namun sama sekali tidak dilayani dengan baik. Setelah mengantar tamu untuk pulang, si bhiksu kecil mengadukan hal tersebut kepada sang bhiksu kepala. Sang bhiksu kepala menjelaskan jika: waktu pertama kali datang dengan yang baru saja sangat berbeda. Dulunya datang dengan penuh ketulusan hati, sekarang penuh dengan rasa sombong.

Membaca cerita tersebut saya menjadi was-was, dulu masih sekolah, uang saku tidak seberapa, belum banyak mengenal banyak hal baru, relatif lebih mudah dan tulus untuk beramal. Seiring dengan bertambahnya usia, pergaulan lebih luas, karir meningkat, tidak lagi memegang uang tunai(card/e-wallet) semakin sulit untuk tulus dalam beramal. Dulu punya berapa ya mudah untuk diberikan semua, sekarang harus lihat kanan-kiri. Sederhananya, kalau yang lain cuma memberi 5.000, saya bisa memberi 10.000 kan jauh lebih baik. Semoga, kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjaga ketulusan hati dalam segala aspek kehidupan.

Daftar Pustaka

Tanpa Pengarang. Tanpa Tahun. 修德故事集. (七九,出自诚心的布施 Page 103)。 http://www.taolibrary.com/category/category4/c4039.htm#. Diakses April 2022。

Butuh bantuan?