Oleh: Gifari Andika Ferisqo (方诸德)
Apakah anda cukup familiar dengan judul kalimat di atas? Jika iya, berarti anda cukup sering menyaksikan serial tv era 90-an yang berjudul “Kera Sakti”, yang mana ada salah satu tokoh utamanya yang berwujud seperti babi bernama Ti Pat Kai (re; dialek Hokkien) atau 猪八戒 (Zhū Bā Jiè) yang selalu menderita karena cinta di setiap kelahiran kehidupannya. Namun kali ini kita tidak membahas tentang kisah cinta 猪八戒 (Zhū Bā Jiè), namun kisah cinta di zaman modern dari seorang pemuda di Tiongkok yang cukup mengenaskan dan juga menderita karena cinta. Tragedi Fat Cat atau 胖猫 (pàng māo) bercerita tentang seorang gamer muda yang memiliki nama asli 刘杰 (Liú Jié), yang memiliki kisah tragis dan menjadi viral karena bercerita tentang akhir hidupnya yang disebabkan oleh putus cinta. Setelah mengalami patah hati, 胖猫 (pàng māo), yang baru berusia 21 tahun, mengakhiri hidupnya dengan melompat dari sebuah jembatan di sungai 扬子江 (Yángzǐjiāng) di 重庆 (Chóngqìng), Tiongkok, pada 11 April 2024. Banyak netizen terkejut dengan ceritanya karena 胖猫 (pàng māo) adalah gamer yang terkenal dan terhormat di komunitasnya.
Kisah cintanya yang tragis dengan seorang wanita bernama 谭竹 (Tán Zhū). 胖猫 (pàng māo) diketahui telah dimanfaatkan oleh 谭竹 (Tán Zhū) untuk kepentingannya sendiri. Selama dua tahun berpacaran, 胖猫 (pàng māo) telah banyak berkorban untuk 谭竹 (Tán Zhū), seperti waktu, energi, dan uang. 胖猫 (pàng māo) berusaha keras untuk bermain game selama lima belas jam sehari hanya untuk mengumpulkan uang untuk diberikan kepada 谭竹 (Tán Zhū). Namun, 谭竹 (Tán Zhū) tidak pernah menunjukkan perasaan yang sama terhadap 胖猫 (pàng māo), dan mereka hanya bertemu dua kali selama dua tahun tersebut. Ketika percintaan mereka mulai memburuk, 胖猫 (pàng māo) berusaha memperbaiki hubungannya dengan 谭竹 (Tán Zhū). Namun, semua upayanya sia-sia karena 谭竹 (Tán Zhū) tetap memutuskan untuk berpisah dengan 胖猫 (pàng māo), yang menyebabkan 胖猫 (pàng māo) mengakhiri hidupnya.
Tragedi tersebut membuat netizen menjadi marah dan simpati karena kejadian ini. Banyak orang merasa tergerak oleh pengorbanan besar 胖猫 (pàng māo) untuk cinta, sementara yang lain mengecam sikap 谭竹 (Tán Zhū) yang dianggap tidak manusiawi. Saat berita tentang kematian 胖猫 (pàng māo) menyebar, banyak orang Tiongkok berbondong-bondong ke jembatan di mana 胖猫 (pàng māo) meninggal. Sebagai penghormatan terakhir kepada pemuda yang tragis tersebut, mereka membawa bunga dan makanan, termasuk makanan favoritnya yaitu McDonald’s yang tak mampu ia beli karena sudah memberikan semua uangnya kepada 谭竹 (Tán Zhū).
Derita Cinta
Derita cinta akibat putus cinta adalah pengalaman yang sulit bagi siapapun. Rasa kehilangan, kesedihan, dan marah dapat membebani mental dan emosional. Putus cinta dapat menjadi pukulan telak yang mendorong mereka ke jurang bunuh diri. Kasus 胖猫 (pàng māo) memicu spekulasi tentang manipulasi emosional oleh 谭竹 (Tán Zhū), sang mantan kekasih. Manipulasi emosional adalah bentuk pelecehan psikologis yang bertujuan untuk mengendalikan dan memanfaatkan orang lain. Perilaku manipulatif dapat membuat korban merasa terisolasi, diintimidasi, dan dikontrol, sehingga memperburuk kondisi mental mereka.
Bagi banyak orang, hubungan cinta yang bersifat interpesonal merupakan suatu peluang atau kesempatan besar untuk bisa meraih sebuah pencapaian indah di masa depan. Namun dalam proses menuju pencapaian tersebut, tidak jarang kendala justru datang karena adanya hubungan yang tidak membawa kebahagiaan. Kehadiran seseorang dalam suatu hubungan percintaan bukan saja dapat menciptakan datangnya kebahagiaan, tetapi juga menjadi akar penderitaan. Hubungan yang sehat dalam perspektif kesehatan mental tentu saja akan memiliki ciri saling melengkapi kebahagiaan dan mengisi kekurangan, bukan justru memanfaatkan. Salah satu contoh bentuk hubungan tidak sehat yang saat ini tengah menjadi sorotan jagat maya adalah kepergian 胖猫 (pàng māo) akibat hubungan tidak sehat bersama kekasihnya.
胖猫 (pàng māo) yang dikenal sebagai pegiat sekaligus selebritas gamer di jagat maya tersebut diketahui sebagai sosok yang baik dan penuh perhatian, 胖猫 (pàng māo) lebih memilih untuk menghentikan kebaikan pada diri sendiri dan menyerahkan hampir seluruh yang ia miliki untuk 谭竹 (Tán Zhū). Mengingat kesehatan mental merupakan salah satu aset yang paling berharga bagi setiap orang, mengenali jenis suatu hubungan menjadi sangat penting. Salah satu cara terbaik menjaga kesehatan mental adalah dengan mengenali kapan waktu terbaik untuk berhenti dari sebuah hubungan cinta yang bersifat toxic, sebagai pertimbangan untuk senantiasa menjaga kesehatan mental supaya mengurangi penderitaan akibat cinta.
Cinta pada mulanya bagaikan memakan gulali yang begitu manis, cukup sesuap dua suap, atau satu buah gulali. Lama kelamaan, rasa gulali itu tidak akan selezat pada kali pertama menyuap. Setelahnya, kenyataan kembali menarik kita ke permukaan, di saat kita sudah ‘nge-fly’ karena cinta. Kita dapat melihat bagaimana perasaan kasmaran dapat berangsur menjadi tragedi. Itu terjadi karena rasa tertarik yang berlebihan terhadap keindahan dan kenikmatan, sehingga muncul rasa melekat terhadapnya. Celakanya, banyak yang menganggap itu adalah cinta, sedangkan dalam Buddhisme, kita mengenal fenomena ketertarikan dan keinginan memiliki yang begitu kuat ini sebagai salah satu क्लेश (kilesa) atau kotoran batin, yaitu hasrat, dan juga लोभ (lobha) atau kebodohan. Kita perlu mengetahui bahwa hasrat, kemarahan, kesombongan, kebodohan, ataupun keraguan, tidak hanya merugikan kita dalam kehidupan ini dengan menimbulkan luka batin dan luka fisik tetapi juga bisa merugikan orang lain di sekitar kita. Lebih parahnya lagi itu bisa menyebabkan kita terus terjebak dalam penderitaan untuk waktu tak berujung jika kita tidak menyadarinya. Dengan kata lain, kita akan berulang kali dan lagi-lagi mengalami derita cinta tiada akhir.
Di dalam Dhammapada, Piya Vagga, bait 2-8 dijelaskan tentang derita yang diakibatkan dari kemelaketan terhadap sesuatu yang dicintai, dengan kata lain dalam kutipan Dhammapada tersebut dijelaksan bahwa demi kesehatan mental kita, mesti kita sadari bahwa tingkatan tertinggi mencintai adalah merelakan ternyata bukan bualan. Mencintai juga bukan berarti harus selalu memiliki. Kadang dalam hidup, kita harus bisa merelakan seseorang yang dicintai pergi dari hadapan kita atau bersama dengan orang lain yang lebih baik. Melupakan dan merelakan seseorang yang telah memberikan banyak untuk diingat merupakan sesuatu yang sangat sulit. Namun, sadarilah bahwa ada sesuatu yang memang tidak dapat dipaksakan. Maka lepaskanlah dan bukalah hati kita untuk mengukir cerita baru bersama orang baru. Sejak dahulu, beginilah cinta, deritanya tiada akhir.
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Daftar Pustaka
- Anderson, Carol S. 2013. Pain and Its Ending. New York. Routledge.
- Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi (Dr. Kartini Kartono, terjemahan). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
- Navale, Dileepkumar S. 2018. Buddha Teachings and Psychology. International Journal of Engineering Development and Research (www.ijedr.org), Volume 6, Issue 1.
- Wariati, N. L. G. 2019. Cinta Dalam Bingkai Filsafat. Sanjiwani. Vol. X. No. 2.
- From, Erich. 2004. The Art of Love (Gaya Seni Bercinta). Yogyakarta: Pradita Publishing.
- Maharani, Sabrina . 2009. Filsafat Cinta. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Dewi, Saras. 2012. Cinta Bukan Cokelat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Ridha, Abdurrasyid. 2000. Memasuki Makna Cinta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.