Film “Master of Zen Bodhidharma” (1) – “Aku Adalah Kamu”

Home » Artikel » Film “Master of Zen Bodhidharma” (1) – “Aku Adalah Kamu”

Dilihat

Dilihat : 54 Kali

Pengunjung

  • 1
  • 72
  • 115
  • 62,201
Pic 5 Mar 25 Master Zen

Oleh: Jo Priastana

 

“To seek is to suffer to seek nothing is bliss”
(Bodhidharma)

 

Bagaimana jika seseorang ingin membuat film tentang kisah “Bodhidharma” sampai menjadi bhiksu? Inilah yang dilakukan Brandy Yuen atau Venerable Master Chuen-Bo ketika membuat film “Master of Zen Bodhidharma.” Film ini dikerjakan dengan sungguh dan serius, dimana sang sutradara sampai mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk mempelajari sutta dan bahkan sampai akhirnya menjadi rohaniwan atau bhiksu dengan mendengarkan ajaran Buddha dari gurunya di monasteri Buddha.

Dalam pandangan Sang Sutradara ini, “semakin dalam belajar, semakin bersemangat untuk mencari kebenaran.” Tampaknya, bagi Sang Sutradara, dengan pembuatan film “Master of Zen Bodhidharma” telah menghantarnya melangkah untuk menemukan jawaban atas serangkaian pertanyaan tentang keberadaan “kehidupan”. Pertanyaan eksistensial dan spiritual yang ditemukan dalam agama Buddha dan mendatangkan pengalaman yang mengubah kehidupannya.

Lebih jauh dari itu, sang sutradara ini juga memutuskan untuk meninggalkan karir filmya yang sukses dan kehidupannya yang penuh warna dengan menjadi seorang bhikkhu. Beliau ditahbiskan secara resmi di Wihara Miaotong di Taiwan dan menerima Tiga Sila Agung di bawah bimbingan Bhikkhu sesepuh Guangqin. Setelah itu, Brandy Yuen yang telah bernama Venerable Master Chuen-Bo diundang oleh para murid-muridnya untuk kembali ke Hong Kong untuk menyebarkan agama Buddha.

Pada bulan Oktober 2000, Ven. Master Chuen-Bo mendirikan Vihara Buddha di HongKong. Viharanya dimaksudkan untuk mempromosikan agama Buddha kepada publik. “Seeking the Buddha’s way from above, and saving sentient beings from below” and “May the navigation of this Dharmaboat end the public to enter the realm of nirvana together with us.” Begitulah misi dan tujuan Vihara Buddha dimana dia bermukim dan berkarya (Official Website Vihara Navigasi Buddhist, http://www.bnv.org.hk/)

 

Dari Menit ke Menit

Film keluaran tahun 1992 ini memiliki durasi hampir 90 menit, dengan rincian dari menit ke menit mengambarkan kehidupan Bodhidharma yang berawal dari India dan berkarya di Cina. Begitu menariknya menyaksikan film “Master of Zen Bodhidharma” yang penuh dengan pelajaran tentang menemukan kebenaran kehidupan. Kita pun terserap dalam menyaksikannya dan tidak melepaskan berbagai adegannya dari menit ke menit hingga akhir film. Menyaksikan film ini dari menit ke menit bagai membaca buku dengan rincian halaman-halamannya.

Berawal dari 0:00 movie opening, terus berlanjut 0:21 introducing Bodhidharma, 01:02 i am you, 04:46 a great danger, 07:18 hell vs bliss, 09:27 the light of wisdom, 10:42 vegetarianisme, 12:47 who was i before i was born? Who am i after i am born? 14:56 who told you to become a monk? 16:17 Buddhist practice is in the heart, 22:52 eight ways to make you understand the Truth.

Memasuki menit ke 25, Bodhidharma berangkat ke Cina, dan film pun memperlihatkan petualangan, kisah dan peristiwa Bodhidharma di Cina. Menit 25:05 Bodhidharma travels easts to China, 29:36 Indian monks preach without words, 34:12 flow with destiny and stay at ease, 36:36 can one become a Buddha by sitting in meditation? 40:04 Bodhidharma: there is no Buddha in the world, 41:47 how to recite the scriptures? 44:49 cross the river with a single reed.

Berbagai peristiwa menarik aktivitas Dharma Master Bodhidharma di Cina terungkap dengan sangat mengesankan seiring dengan ajaran-ajaran pencerahan yang dinyatakannya. 46:46 who can cut himself with a knife? 48:46 a practitioner must encounter obstacles, 50:17 Buddhism is beyond words, 52:09 sitting for nine years, 58:58 why is there a Buddha in the world? 100:54 Still as a mountain, 102:56 It’s all just a thought, 103:41 Revelation in dreams, 109:23 We must seize the time and do more good deeds, 110:20 The test of the master, 111:51 Break the arm to seek Buddhism, 117:14 Using divine power, 123:51 Those who know do not speak, those who speak do not know, 126:45 Carrying a shoe back to the west.

 

Aku Adalah Kamu

“Aku adalah Kamu.” Demikianlah Master Bodhidharma ketika menginjakkan kakinya di negeri Cina dan seseorang menanyakannya “Siapa kamu?”. Master Bodhidharma adalah orang India Selatan. Di Cina, beliau pernah mengajarkan seni kung fu atau silat kepada para bhiksu Shaolin. Beliau dihormati sebagai seorang master Zen. Sebenarnya tujuan dari master Bodhidharma datang ke Cina adalah untuk menyebarkan Buddha dan menghidupkan makna ajaran Buddha yang sejatinya.

Beliau dipandang juga sebagai tokoh yang mengawali perkembangan agama Buddha di Cina. Pemikiran dan ajaran dari Master Bodhidharma memiliki pengaruh besar terhadap kebudayaan Cina, pemikiran keagamaan Cina, termasuk Buddhadharma, dan memberi andil besar terjadinya Buddhisme China.

Di tanah airnya sendiri, India, Bodhidharma termasuk tiga pengeran dari pewaris takhta kerajaan ayahnya. Di hadapan Bhiksuni Prajnatara, ketiga pangeran ini memperolah sebuah pertanyaan yang bermaksud untuk mengungkap tentang kebijaksanaan. “Benda apa yang lebih berharga dari mutiara ini di dunia ini?”. Saudaranya menjawab: “Mutiara ini akan dapat menerangi semuanya yang ada di dunia ini.” Saudara lainnya mengatakan, “Tidak ada pusaka lain yang sebanding dengannya lagi. Hanya guru yang cocok dengan mutiara ini.”

Pertanyaan diajukan kepada Bodhidharma, “Bagaimana dengan dirimu?”. Jawab Bodhidharma, “Cahaya dari mutiara hanya menerangi orang lain, tapi tidak bisa menerangi dirinya sendiri. Menurutku yang paling berharga di dunia ini adalah cahaya kebijaksanaan. Sinar kebijaksanaan tak hanya menerangi hati orang, juga bisa membedakan benar dan salah.”

Sang Guru sangat terkesan atas jawaban Bodhidharma yang mencerminkan kebijaksanaan. Lalu pertanyaan berikutnya dan jawaban-jawaban cerdas Bodhidharma yang menunjukkan pencerahannya, dan penerangan tertingginya pun bermunculan. “Barang apa yang tidak terbentuk di dunia ini? Semuanya tidak terbentuk jika kau tidak membayangkan bentuknya. Barang apa yang paling tinggi di dunia ini? Kehidupan manusia paling tinggi. Barang apa yang paling besar? Penerangan yang tertinggi, dan perut tidak akan kenyang hanya karena berpikir.”

Namun Prajnatara tetap mengingatkannya, tampaknya sinar kebijaksanaan pangeran masih sebentar terang sebentar gelap. Kalau bisa membuka pikiran gelap, kau akan bisa menyebarkan ajaran Buddha dan menyelamatkan semua makhluk. Prajantara menanggapi, aku pikir aku tidak berjodoh dengan Buddha. Baiklah kalau begitu semua terserah pada jodoh. Siapa diriku sebelum dilahirkan? Siapa diriku sesudah aku dilahirkan? Siapa diriku?

Siapa diriku sebelum dilahirkan. Apa maksudnya? Siapa yang suruh kau jadi bhiksu? Kenapa mau jadi bhiksu? Kau tidak bisu kenapa tidak bicara? Jawaban apa pun tak akan bisa menjawab alasanku. Lebih baik aku tak menjawabnya.

Gurunya Prajnatara menyatakan, “Baik, kalau kau punya niat untuk belajar agama Buddha. Kau pergi dan bangunlah sebuah ruang belajar untuk menyatakan niatmu”. Bodhidharma membangun ruang belajarnya. Setelah selesai terbangun, ruang belajar itu pun rusak karena alam. Gurunya berkata, “Mungkin kau tidak berjodoh dengan Buddha lepaskan saja. Tak usah antarkan makanan untuknya lagi”.

Tetapi Bodhidharma kemudian membangun lagi, dan ketika akhirnya sudah selesai dibangun, ia kemudian merobohkannya sendiri. “Kan sudah selesai dibangun kenapa dirobohkan lagi? Aku bodoh, menghabiskan waktu untuk membangunnya. Salah kalau sudah selesai dibangun, seharusnya bilang sudah menemukannya”. Prajnatara pun tersenyum, semangat Buddha ada di dalam hati. “Ikut dengan aku”.

Lalu, sang Guru yang bernama Prajnatara itu memberikan petuahnya kepada Bodhidharma. Potongan ke 1. Putuskan semua kegelisahan. Potongan ke 2. Berjanji untuk mempelajari semua prinsip kesunyataan. Potongan ke 3, berjanji untuk menyelamatkan semua makhluk hidup. “Sekarang kuberi kau nama dharma. Setelah aku meninggal 67 tahun kau baru boleh ke China. Jangan terlalu terburu-buru”.

Bodhidharma mau pergi ke China, supaya ajaran Buddha berkembang di China. Seorang keluarganya menyatakan, “Paman sudah begitu tua. Perjalanan ke Cina yang begitu jauh akan sangat sulit bagi Paman”. Jawab Bodhidharma, “Ini adalah takdir”.

Bodhidharma berangkat ke Cina. Ia masuk ke Cina dari pintu Timur. Setelah pelayaran tiga tahun ia mendarat di laut selatan pada tahun pertama pemerintahan Kaisar Liang Wu. Kedatangan Bodhidharma di Cina memberikan kejutan dan perubahan besar bagi kehidupan keagamaan dan pemahaman terhadap Buddhadharma yang sejati. Bodhidharma dikenal sebagai pendiri Chan Buddhism. Chan Buddhism yang menekankan meditasi dan minim sekali akan kata-kata-kata yang terujar. (JP) ***

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Sumber gambar: https://buddhaweekly.com/wp-content/uploads/Buddha-Weekly-E-Bodhidharma-tells-Huiku-Bring-me-your-heart-Buddhism-768×510.jpg

 

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?