Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明
Dalam Kitab Kidung Agung (Shijing) dikatakan: “Selalu puas dengan nasibmu dan carilah kebahagiaan untuk dirimu sendiri.” – “Mencius•Li Lou Shang”
The Book of Songs says: “Always be content with your fate and seek happiness for yourself.” – “Mencius·Li Lou Shang”
Kita harus mempersiapkan masa depan kita dan tidak boleh menggantungkan harapan pada orang lain. Kebahagiaan hanya dapat diraih dengan usaha kita sendiri. “Selalu merasa cukup dengan nasib dan carilah kebahagiaan untuk diri sendiri” juga berlaku dalam pernikahan. Pernikahan adalah bisnis yang dikelola bersama oleh dua orang dan membutuhkan usaha bersama dari kedua belah pihak. Pertama, kita harus mengikuti kehendak surga. Kehendak surga, yaitu hukum alam, terwujud dalam pernikahan sebagai faktor-faktor objektif seperti kepribadian, pandangan dunia, dan latar belakang keluarga dari kedua belah pihak. Kita harus mengenali faktor-faktor ini dan belajar untuk menerima dan menoleransi perbedaan satu sama lain.
We must prepare for our future and cannot pin our hopes on others. Only through our own efforts can we achieve happiness. “Always be content with your fate and seek happiness for yourself” also applies to marriage. Marriage is a business jointly managed by two people and requires the joint efforts of both parties. First, we must follow the will of heaven. The will of heaven, that is, the laws of nature, is manifested in marriage as objective factors such as the personality, world outlook, and family background of both husband and wife. We must recognize these factors and learn to accept and tolerate each other’s differences.
Kedua, kita harus mencari kebahagiaan untuk diri kita sendiri. Pernikahan yang bahagia tidak jatuh dari langit, tetapi tergantung pada penciptaan bersama antara suami dan istri. Kita harus bekerja keras untuk mengelola pernikahan kita, lebih banyak berkomunikasi, lebih banyak memahami, dan lebih banyak bertoleransi, dan bersama-sama menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. Dalam pernikahan, penerapan “selalu merasa cukup dengan nasibmu dan mencari kebahagiaan untuk dirimu sendiri” tercermin dalam rasa saling menghormati dan pengertian antara suami dan istri. Pertama, kita harus memperjelas posisi sadar kedua belah pihak dalam pernikahan dan memperjelas tanggung jawab dan kewajiban masing-masing. Pernikahan adalah komitmen yang mengharuskan kedua belah pihak untuk menaatinya.
Secondly, we must seek happiness for ourselves. A happy marriage does not fall from the sky, but depends on the joint creation of husband and wife. We must work hard to manage our marriage, communicate more, understand more, and tolerate more, and jointly create a harmonious and happy family. In marriage, the application of “always be content with your fate and seek happiness for yourself” is reflected in the mutual respect and understanding between husband and wife. First, we must clarify the conscious positioning of both parties in marriage and clarify their respective responsibilities and obligations. Marriage is a commitment that requires both parties to stick to it.
Kemudian, kita harus memperhatikan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan cara yang efektif untuk menyelesaikan konflik dan masalah. Pasangan suami istri harus belajar untuk mendengarkan dan mengungkapkan, memahami, dan menoleransi pikiran dan perasaan masing-masing. Selain itu, kita harus belajar untuk saling menyemangati dan mendukung. Kesulitan dan tantangan dalam pernikahan perlu dihadapi dan diatasi oleh kedua belah pihak, baik suami maupun istri. Yang terpenting adalah menjaga percikan cinta. Cinta merupakan sumber dari pernikahan. Pasangan suami istri harus belajar untuk menghargai dan menjaga perasaan masing-masing serta membiarkan cinta mereka terus tumbuh.
Then, we should pay attention to communication in daily life. Communication is an effective way to resolve conflicts and problems. Couples should learn to listen and express, understand and tolerate each other’s thoughts and feelings. In addition, we should learn to encourage and support each other. Difficulties and challenges in marriage need to be faced and overcome by both husband and wife. The most important thing is to keep the spark of love. Love is the source of marriage. Couples should learn to cherish and maintain each other’s feelings and let their love continue to grow.
Dalam berumah tangga, Selalu merasa puas dengan nasib agar sesuai dengan sifat dasar dan keinginan hidup kedua belah pihak, juga tidak bisa dipaksakan. Mencari lebih banyak berkah dari diri sendiri merupakan dedikasi dan usaha dari kedua belah pihak dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan saling memahami dan mendukung, pasangan dapat menghadapi semua tantangan dan kesulitan dalam hidup bersama dan menciptakan pernikahan yang benar-benar bahagia bersama. Singkatnya, ungkapan “Selalu merasa cukup dengan takdir, mencari lebih banyak berkah dari diri sendiri” memberi tahu kita bahwa pernikahan yang bahagia tidak jatuh dari langit, tetapi tergantung pada usaha bersama dari suami dan istri. Selama kita mengikuti kehendak langit dan mencari lebih banyak berkah dari diri kita sendiri, kita pasti akan memiliki pernikahan yang bahagia.
In marriage, Always be content with your fate to conform to the basic characteristics and life wishes of both parties, and cannot be forced. Seeking more blessings from oneself is the dedication and effort of both husband and wife in daily life. Only by understanding and supporting each other can couples face all challenges and difficulties in life together and create a truly happy marriage together. In short, the phrase ” Always be content with your fate, seeking more blessings from oneself” tells us that a happy marriage does not fall from the sky, but depends on the joint efforts of husband and wife. As long as we follow the will of heaven and seek more blessings from ourselves, we will definitely have a happy marriage.
《幸福快乐的婚姻》
《诗》云:“永言配命,自求多福。”——《孟子·离娄上》
我们要为自己的未来做好准备,不能把希望寄托在别人身上。只有靠自己的努力,我们才能获得幸福。
“永言配命,自求多福”这句话也适用于婚姻。婚姻是两个人共同经营的事业,需要双方的共同努力。
首先,要顺应天命。天命,即自然规律,在婚姻中表现为夫妻双方的性格、三观、家庭背景等客观因素。我们要认清这些因素,并学会接纳和包容对方的差异。
其次,要自求多福。幸福的婚姻不是天上掉下来的,而是要靠夫妻双方共同创造的。我们要努力经营婚姻,多沟通、多理解、多包容,共同创造一个和谐美满的家庭。
在婚姻中,永言配命,自求多福的应用体现在夫妻间的相互尊重和体谅上。首先,要明确双方在婚姻中的自觉定位,明确各自的责任和义务。婚姻是一种承诺,需要双方坚守。其次,要在日常相处中注重沟通。沟通是解决矛盾和问题的有效途径,夫妻间要学会倾听和表达,理解和包容对方的想法和感受。此外,要学会相互鼓励和支持,婚姻中的困难和挑战需要夫妻双方共同面对和克服。最重要的是,要保持爱的火花不灭。爱是婚姻的源泉,夫妻间要学会珍惜和维护彼此间的感情,让相互的爱意持续生长。
在婚姻中,永言配命是要顺应双方的基本特质和人生意愿,不能勉强。自求多福则是夫妻双方在日常生活中的付出和努力。只有懂得互相体谅,互相支持,夫妻才能共同面对生活中的一切挑战和困难,共同创造一个真正幸福快乐的婚姻。
总之,“永言配命,自求多福”这句话告诉我们:幸福的婚姻不是天上掉下来的,而是要靠夫妻双方共同努力创造的。只要我们顺应天命,自求多福,就一定能够拥有一个幸福快乐的婚姻。
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).