Jalan Hidup Kematian Musashi

Home » Artikel » Jalan Hidup Kematian Musashi

Dilihat

Dilihat : 231 Kali

Pengunjung

  • 1
  • 99
  • 173
  • 87,968
Pic 3 Mar 25 Musashi

Oleh: Jo Priastana

 

“Manusia memperhitungkan keabadian,
dan lupa memperhitungkan kematian”
(Milan Kundera, 1929-2023 Novelis Perancis)

 

Miyamoto Musashi (1584-1645) merupakan tokoh legendaris dalam dunia seni bela diri Jepang. Pendekar samurai paling terkenal sepanjang sejarah. Pendekar pedang terhebat yang tak terkalahkan dalam lebih dari 60 pertarungan duelnya. Dia bukan hanya terkenal karena keterampilannya yang tak tertandingi dalam ilmu pedang, tapi juga karena dia adalah seorang seniman, petani dan seorang filsuf.

Kepopulerannya pun masih menggema hingga sekarang. Sampai saat ini, masih banyak orang yang membicarakannya dan banyak pula yang terbantu dalam menjalani hidup dari ajaran yang dia tinggalkan. Sosok legendaris ini masih sering muncul dan eksis dalam berbagai macam versi media, baik di video game, film, buku, komik atau budaya pop lainnya.

Musashi mengajarkan bahwa kita harus selalu siap sedia, harus siap menghadapi setiap tantangan yang ada. Baginya, kesuksesan tidak hanya tergantung pada keterampilan teknis, kekuatan tidak hanya ada dalam kemampuan fisik, tetapi juga pada mental dan spiritual yang kuat. Musashi mendorong kita untuk menemukan makna hidup dan kepuasan sejati dari perjalanan kehidupan dimana kematian selalu siap menghampiri, seperti pendekar yang selalu sedia siap duel berhadapan dengan kematian.

 

Duel Hidup Mati Musashi

Sejatinya Musashi adalah seorang filsuf yang sungguh-sungguh eksistensialis karena baginya di dalam setiap momen hidupnya, kematian itu selalu ada di hadapan. Karenanya ia sungguh-sungguh menjalani hidup dalam kesejatian di dalam setiap detiknya, hidup intensif seperti yang dijalani oleh mereka yang tahu divonis mati. Seperti orang tua yang tahu hidup tinggal sebentar lagi.

Jalan hidup kematian Musashi sebagai pendekar yang selalu harus siap berduel hidup dan mati. Filosofi hidup Musashi Miyamoto dan ajarannya sampai di era modern sekarang masih memiliki dampak besar dan memberi inspirasi bagi banyak orang. Hidup selalu harus berada dalam kewaspadaan dan kesadaran, karena di hadapan perjalanan adalah kematian.

Miyamoto Musashi hidup pada periode Edo sekitar tahun 1600-1868 M. Musashi lahir pada tahun 1584 di Provinsi Harima. Nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Kata Musashi sendiri merupakan lafal lain dari “Takezo”. Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin.

Ayah Musashi adalah seorang samurai yang meninggalkan keluarganya ketika Musashi masih muda. Musashi dibesarkan oleh pamannya, yang mengajarkan kepadanya seni bela diri dan teknik-teknik bertarung. Sejak usia dini, Musashi telah menunjukkan bakat luar biasa dalam seni bela diri dan dikenal sebagai petarung ulung.

Pada usianya yang ke 13 tahun, Musashi mengikuti pertempuran duel pertamanya melawan Arima Kihei yang merupakan seorang samurai terkenal yang memiliki reputasi baik sebagai ahli pedang, dan ya, di usianya yang masih begitu muda, Musashi berhasil memenangkan duel pertamanya. Sejak saat itu, Musashi mulai dikenal sebagai ahli pedang berbakat.

Musashi diberkati kecerdikan dan keberanian sejak muda yang menjadi pertanda dan bukti awal dari bakat dan kemampuannya sebagai samurai hebat. Dalam duel pertamanya itu, Musashi menunjukkan bahwa dia memiliki insting dan kemampuan untuk memenangkan pertempuran, meskipun lawannya saat itu lebih kuat dan lebih berpengalaman.

Sebagai pendekar samurai, ia kemudian memutuskan menjelajahi Jepang, untuk terus mengasah kemampuan berpedangnya. Sebagaimana tradisi dan budaya kependekaran, Musashi pergi untuk menantang samurai-samurai hebat yang tersebar di Jepang untuk membuktikan bahwa dia bisa lebih hebat dari mereka semua.

Pertempuran paling sulit dan paling terkenal yang dihadapi Musashi adalah ketika ia berduel melawan Sasaki Kojiro. Musashi memenangkannya dalam tarung yang nyaris seimbang itu, dan hanya perbedaan sekejap tarikan napas saja yang memungkinkan Kojiro tewas.

Musashi dikenal sebagai seorang samurai yang tak terkalahkan dan menjalani hidup yang penuh dengan perang dan pertempuran. Ia terkenal sebagai ahli pedang yang handal dan telah memenangkan banyak pertarungan, baik di medan perang maupun dalam pertarungan satu lawan satu.

 

Seniman dan Filsuf

Selain petarung, Musashi terkenal dan melegenda karena ia juga sebagai seorang seniman dan filsuf yang meninggalkan filosofi kehidupan. Ia menulis beberapa buku tentang seni bela diri dan filosofi hidup. Selama perjalanannya menjelajahi Jepang, dia bertemu dengan banyak orang terkenal. Ia juga diundang oleh beberapa daimyo dan raja untuk mengajarkan seni bela diri kepada pasukan mereka.

Miyamoto Musashi meninggal pada tanggal 13 Juni 1945 di desa Higo, Jepang. Ia meninggalkan warisan yang besar dalam seni bela diri dan ajaran filosofi hidup. Ada beberapa buku yang dia tulis, di antaranya “The Book of Five Rings,” buku yang mengungkap rahasia dibalik tidak terkalahkannya dirinya.

The Book of Five Rings” adalah sebuah buku tentang seni bela diri dan filosofi hidup. Buku ini dianggap sebagai salah satu karya terpenting dalam sejarah seni bela diri Jepang, dan menjadi panduan untuk para ahli bela diri di seluruh dunia, bahkan hingga saat ini.

Walaupun buku ini membahas teknik seni bela diri pedang atau samurai berdasarkan pengalamannya yang tidak terkalahkan, namun konten di buku ini banyak juga mengandung filosofi hidup yang dapat membantu banyak orang dalam melatih kedisiplinan dan menjalani kehidupan yang lebih baik dan sejati.

Buku “The Book of Five Rings” menggambarkan pandangan Musashi tentang bagaimana memperoleh kemenangan dalam pertempuran, baik secara fisik maupun mental. Musashi menekankan pentingnya melatih kekuatan fisik, kemampuan teknis, konsentrasi mental, dan pengetahuan tentang alam semesta. Kependekaran Musashi terbentuk dari disiplin dan tak pernah berhenti untuk belajar, belajar dan mengenal diri.

Dari karyanya itu, Musashi mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada satu jalan atau satu cara hidup yang benar. Setiap orang harus mencari jalan hidup yang sesuai dengan kepribadiannya dan yang membawa kebahagiaan ke dalam hidup mereka. Hal ini tercermin dalam kutipannya yang terkenal, “Jangan mengikuti jejak orang-orang pada zaman dulu tetapi carilah apa yang mereka cari”.

Musashi juga menekankan pentingnya untuk dapat berpikir holistik. Ia selalu melihat setiap situasi secara holistik, tidak dari satu sisi saja. Ia mengajarkan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehidupan, seperti budaya, lingkungan, dan situasi atau konteks saat ini dalam membuat keputusan yang tepat. Musashi merupakan pribadi yang sangat menghargai waktu dan detail.

Dia mengajarkan kepada kita pentingnya menghargai waktu dan menghindari penggunaan waktu yang tidak produktif. Ia selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang penting dalam hidupnya. Hal ini tercermin dalam kutipannya yang terkenal, “Jangan habiskan waktumu untuk bermalas-malasan atau berpikir setelah kamu menetapkan tujuanmu.”

Musashi adalah seorang yang selalu belajar dari kesalahan dan ia menekankan pentingnya seseorang dapat mengembangkan dirinya secara terus-menerus. Ia percaya bahwa seseorang harus terus belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan. Hal ini tercermin dalam kutipannya, “kesempurnaan bukan hanya mengenai teknik tetapi juga tentang perkembangan pikiran dan jiwa”.

Rasa cepat berpuas diri dengan hal-hal kecil dan terlena oleh kenikmatan sesaat merupakan racun yang berbahaya untuk terbentuknya kepribadian yang tangguh. Musashi juga menerima kekalahan dan menganggapnya sebagai bagian dari proses belajar. Ia selalu melihat kekalahan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengembangkan kemampuan. Hal ini tercermin dalam kutipannya yaitu “satu-satunya yang penting adalah kamu belajar dari kesalahanmu dan tidak membuat kesalahan yang sama lagi”.

 

Jalan Kesendirian dan Kematian

Dalam buku “The Book of Five Rings,” Musashi mengatakan bahwa jalan seorang pejuang adalah dapat menerima kematian dengan tegas. Jangan takut mati, kesadaran akan kematian adalah bagian penting dari menjadi seorang samurai. Dengan memiliki mentalitas ini, seseorang akan dengan lapang dapat menerima dan mempersiapkan kematiannya.

Dia tidak akan menyerah ketika dihadapkan berbagai cobaan hidup yang bahkan mengancam jiwanya. Dan ketika berada di medan perang atau dalam duel, penerimaan kematian adalah mentalitas yang wajib untuk dimiliki.

Seperti yang sudah kita ketahui, Musashi merupakan seseorang yang berjalan dalam kesendirian. Ia percaya bahwa untuk memiliki kebijaksanaan adalah dengan terus melakukan introspeksi dan perenungan. Ia memilih jalan kesendirian dikarenakan hal itu memudahkannya untuk tetap fokus dalam menggapai kebijaksanaan sejati. Dengan sendirilah dia bisa membangun koneksi lebih dalam dengan pemikirannya dan juga keterhubungannya dengan alam sekitarnya.

Jalan hidup kesendirian dan fokus melatih diri setiap saat, menyadarkannya agar tidak boleh sedih dan larut dengan perpisahan, karena hidup ini penuh dengan perpisahan. Semua hal datang dan pergi, baik itu orang, barang, atau kekayaan, terutama untuk seseorang sepertinya yang sedang berkelana dari tempat satu ke tempat lainnya.

Keterikatan pada orang-orang yang dia temui dan tempat-tempat yang dia kunjungi hanya akan menyebabkan kesedihan yang berkelanjutan. Untuk seorang pejuang sepertinya, Musashi tentu saja selalu dikelilingi oleh kematian, baik kematian orang-orang yang dia bunuh, atau orang-orang yang bertarung di sisinya, atau bahkan orang-orang yang gagal ia lindungi, dan pada akhirnya, risiko akan terbunuhnya dirinya sendiri.

Musashi menyadari betul bahwa kematian membantu kita semua, karena kematian menanti di setiap makhluk yang bernyawa. Dengan menyadari hal ini dan menerima ketidakkekalan hidup, kita akan memiliki waktu yang lebih mudah ketika kita menghadapinya.

Karena hidup ini lucu, dari sekian banyaknya ketidakpastian dan misteri-misteri yang tak terungkap, satu-satunya kepastian adalah akan datangnya kematian. Cukup bijaksana bila kita belajar untuk menghadapinya, belajar dari jalan hidup Musashi yang menghadapi kematian setiap saat. Musashi, sang pendekar legendaris meninggal pada tahun 1645, di usia 61 tahun. (JP) ***

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Sumber gambar: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Miyamoto_Musashi#/media/Berkas%3AMiyamoto_Musashi-Portrait-Edo-period.png

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?