Kehampaan Semesta Dalam Diri

Home » Artikel » Kehampaan Semesta Dalam Diri

Dilihat

Dilihat : 97 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 86
  • 129
  • 59,870
Pic 4 Kehampaan Semesta DESEMBER 30 2024

Oleh: Jo Priastana

 

“Look deep into nature and then you will understand everything better.”
(Albert Einstein, 1879-1955, Fisikawan)

 

Tibanya 1 Januari telah memasuki edaran ke 2025 dihitung dari kurun masehi. Tahun baru kembali datang membawa renungan tentang waktu dan semesta. Konsep tahun seperti yang ditunjukkan rutinitas tahun baru, yang kini sudah memasuki tahun 2025 masehi adalah perhitungan berdasarkan sistem matahari-bumi.

Sistem yang menunjukkan suatu periode atau kurun waktu sekali Bumi mengelilingi Matahari. Namun kelahiran bumi itu sendiri, berdasarkan temuan ilmu astronomi modern menunjukkan bahwa bumi sudah lahir sekitar 4,5 miliar tahun silam (Ninok Leksono, Kompas, 31/12/08).

Usia bumi masih berlanjut. Masih ada lagi rutinitas tahun baru untuk empat miliar tahun lagi, sebelum matahari mengembang menjadi bintang raksasa merah yang akan memanggang bumi. Ini artinya usia bumi yang telah 4,5 miliar ini masih akan berumur 4 miliar lagi.

 

Jarak Antar Planet

Matahari merupakan pusat dari planet-planet lainnya. Matahari dengan bumi berjarak 150 juta kilometer, dan bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari untuk sekali mengedar. Bagi planet Merkurius yang berjalak 57,5 juta kilometer dari Matahari, maka satu tahun di sana hanya 87,9 hari Bumi. Untuk Venus, satu tahun hanya 224,7 hari.

Sedangkan satu tahun untuk planet-planet luar yang jaraknya dari Matahari lebih dari Bumi, yakni: Mars 686,9 hari Bumi, Jupiter 11,9 tahun Bumi, Saturnus 29,5 tahun Bumi, Uranus 84 tahun Bumi, Neptunus 164,8 tahun Bumi, Pluto 247,9 tahun Bumi.

Ibaratnya, untuk merayakan tahun baru di Pluto -seandainya manusia bisa hidup di planet yang jauhnya 40 jarak Matahari- Bumi (40 X 150 Juta km = 6000 juta km) ini – diperlukan tempo 247,9 tahun.

Kalau ada perayaan menyambut Tahun Baru, maka perayaan tahun baru sebelumnya yang terjadi di planet Pluto itu adalah pada tahun 1760 Bumi, tahun-tahun dimana terjadinya awal Revolusi Industri di Inggris.

Dan selama itu (1760-2008) di bumi atau satu tahun di Pluto, di bumi sudah diisi oleh berbagai kemajuan teknologi dan peradaban yang luar biasa. Betapa hebatnya perkembangannya sejak zaman Revolusi Industri hingga hari ini.

Selain telah mampu mendaratkan manusia di Bulan, manusia juga telah mampu mengirim ciptaannya, pesawat-pesawat yang menjelajah planet-planet di luar angkasa itu.

Pesawat luar angkasa seperti Voyager 2 di tahun 1977 misalnya, telah mendekati planet Uranus dan Neptunus, menjangkau ruang antar bintang, jarak sekitar 10 miliar kilometer. Namun begitu, harus diakui, capaian ini tetap saja masih sangat-sangat kecil untuk ukuran kosmos.

Alam semesta tampaknya begitu luas tak berhingga dengan sistem tata suryanya. Bayangkan saja, bintang terdekat dari Bumi, Alpha Centauri, sudah berjarak 4,5 tahun cahaya. Padahal satu tahun cahaya – yakni jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun – adalah sekitar 9,5 triliun kilometer.

Bisa kita hitung dan kita bayangkan berapa triliun kilometer jarak Alpha Centauri ke Bumi. Yaitu 4,5 X 9,5 triliun km, atau 42,78 triliun kilometer.

Bisa juga kita hitung betapa jarak dalam kilometer dari Matahari kita yang ada di salah satu lengan Galaksi Bima Sakti (Milky Way) ke pusat Galaksi yang jauhnya 30.000 tahun cahaya.

Juga bisa kita hitung jarak galaksi terdekat, yakni Andromeda, yang jauhnya 2 juta tahun cahaya. Di hadapan kosmos, bumi dan manusia ibarat debu yang dimensinya demikian kecil.

 

Sistem Tata Surya

Mengenai tata-surya di alam semesta dengan planet-planetnya yang tak berhingga, seperti kumpulan planet-planet yang dinamakan Bima Sakti, dalam Buddhadharma dapat dibandingkan dengan apa yang diungkap dalam Ananda Sutta, Angutara Nikaya III. (Ivan Taniputra, 2003).

“Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanikaloka-dhatu (tata surya kecil? … Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu semeru, seribu Jambudvipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana … (Inilah Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (Sahassi culanika-lokadhatu).”

Lebih lanjut, “Ananda, seribu kali sahassi-culanika-lokadhatu dinamakan Dvisahassi-majjhimanika-lokadhatu. Ananda, seribu kali Dvisahassi-majjhimanika-lokadhatu dinamakan Tisahassi Mahasahassi-Lokadhatu. Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi-mahasahassi-lokadhatu, atapaun melebihi itu lagi.” Jadi di alam Tisahassi-Mahasahassi-lokadhatu yang bisa disebut juga “Sistem Dunia Besar” (Galaxy System) terdapat 1.000.000 X 1.000 = 1.000.000.000 tata surya.”

 

Debu Semesta

Begitu pula yang menyangkut umur bumi. Pembentukan Bumi memerlukan 20 kalpa menengah, dimana satu kalpa kecil memakan waktu 139.600.000 tahun. (Ivan Taniputera, 2003).

Berdasarkan ini, maka masa pembentukan planet Bumi (fase pembentukan) memerlukan waktu 2.780.000.000 tahun atau hampir 3 milyar. Para ahli astrofisika dan ahli geologi setuju bahwa umur Bumi bukan ribuan tahun melaikan sudah miliaran tahun.

Setelah fase pembentukan, maka dalam fase kediaman atau adanya makhluk hidup yang berdiam sudah berlangsung selama 11 kalpa, dan kini memasuki pertengahan kalpa ke 11.

Jadi total umur bumi sekarang adalah 2,78 miliar + 11,5 X 139.600.000, atau sekiat 4,55 miliar. Angka ini ternyata sesuai dengan apa yang diperkirakan ahli geologi dan astronom modern sekarang.

Terhadap jarak antara planet-planet di luar angkasa dengan bumi, seperti misalnya jarak antara bulan dan matahari dapat dilihat dalam Salistamba Sutra ayat 37. (Ivan Taniputera, 2003).
“Lebih jauh lagi Sariputra, hal tersebut bagaikan rembulan pada langit yang indah, yang berjarak 42.000 yojana dari bumi.”

Yojana adalah ukuran jarak India kuno, yakni jarak yang ditempuh oleh pasukan berkuda dalam waktu sehari (sekitar 10 km). Jadi 42.000 Yojana adalah 420.000 km.

Hal ini sangat dekat dengan perhitungan jarak bumi dan bulan oleh para astronom, yakni sekitar 400.000 km.
Berbicara tentang tahun, yang berarti juga tentang waktu, manusia Bumi pun mau tidak mau harus berbicara tentang jarak. Jaraklah yang sebenarnya membuat manusia seperti tak berdaya – karena kecilnya bagaikan setitik debu – di hadapan kosmos yang mahaluas.

Di hadapan kosmos, Bumi dan manusia ibarat debu yang dimensinya demikian kecil. Namun manusia diberikan kelebihan yang sungguh besar dengan munculnya temuan ilmiah terakhir yang memperlihatkan bahwa alam semesta tercipta untuk kehidupan.

Astronom yang bekerja di kegelapan malam di Observatorium Cile yang amat gelap dan tinggi merasakan dirinya bukan warga Bumi. Tetapi warga Galaksi. (The sensation of being on Earth faded away, she recalled. “I was a citizen of the Galaxy,” dari “Space-The Once and Future Frontier”/NG).

 

Kesadaran Semesta

Adanya kedekatan manusia dan semesta, meskipun terpisahkan oleh jarak maha-jauh, seperti menyiratkan bahwa kehidupan merupakan “anak kandung” alam semesta.

Sebagaimana Avatamsaka Sutra menyatakan: “one for all, all for one,” menunjukkan bahwa dalam diri manusia atau mikrokosmos itu pula terkandung alam semesta makrokosmos.

Ada cara sederhana orang Buddha untuk menyelami kehidupan yang maha luas itu, kosmos yang tak terhingga itu, yang ternyata bersemayam di dalam diri yang maha dalam, yakni dengan melalui meditasi. Menyelam ke dalam diri sebagaimana banyak terlihat gambar Buddha dalam laku meditasi di tengah keluasan semesta. Meditasi merentangkan kesadaran luas, seluas semesta, memperlihatkan bahwa dalam setitik debu pun terungkap semesta. Melalui kedalaman diri terungkap semesta, jiwa Buddha mengandung kosmos.

Dalam alam Brahma tak ber-materi seperti Viññanayatana yang merupakan hasil meditasi alam kesadaran tanpa-batas mengandung waktu kehidupan 40.000 Maha Kappa (Corneles Wowor dkk, 1990).

Bila perhitungan 1 kalpa kecil memakan waktu 139.600.000 tahun, (setara dengan 3 tahun cahaya atau jarak 30 trilyun km, masih kurang untuk mencapai bintang terdekat, pen.) maka dapat dibayangkan betapa tak terhingganya masa waktu 40.000 Maha Kappa itu. Suatu masa waktu tak terbatas yang justru tercapai melalui meditasi, alam kesadaran tanpa-batas.

Sementara masih ada pencapaian alam alam brahma lainnya seperti neva-sañña-n’asaññayatana yang mencapai masa waktu 84.000 Maha Kappa. Alam Brahma akincaññayatana dengan masa waktu 60.000 Maha Kappa, dan Akasanañcayatana dengan masa waktu 20.000 Maha Kappa.

Alam-alam Brahma Arupa ini jauh melampaui masa waktu alam-alam Dewa tertinggi seperti Parinimmitavasavatti yang memiliki masa waktu 16.000 tahun surgawi maupun alam Brahma-Rupa tertinggi dengan Jhana ke-IV-nya, seperti alam Brahma Akanittha yang memiliki masa waktu 16.000 Maha Kappa.

Bila orang Buddhis ketika menyambut 1 Januari menganggapnya sebagai hari cinta kasih, ini menunjukkan sepertinya ada tersirat makna khusus bagi manusia dalam menghadapi alam semesta termasuk bumi dengan segenap isinya. Amanat dari kesadaran yang mendalam tentang kehidupan, tentang karuna semesta, bahwa semesta hadir untuk kehidupan.

Kesadaran manusia itu mengungkap kehampaan semesta, kekosongan semesta tanpa batas yang menampung segalanya. Dan karena itu, kesadaran yang begitu dalam hasil meditasi dalam diri inilah yang melahirkan dan menumbuhkan compassion, kasih sayang tak terbatas. Kesadaran yang menghargai kehidupan dan menumbuhkan cinta kasih. Kesadaran mahaluas bahwa semuanya perlu untuk hidup dengan saling mengembangkan metta – cinta kasih universal, kasih sayang semesta. Selamat Tahun Baru, 1 Januari 2025! (JP) ***

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Sumber gambar: https://www.linkedin.com/posts/dpdobsonsmith_a-sense-of-belonging-starts-with-self-acceptance-activity-6962844131106701312-x93r?trk=public_profile_like_view

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?