Oleh: Xie Zhen Ming谢峥明, Mei 2022.
Editor: Majaputera K / Xie Wei Qiang 谢偉强
Pada sebuah kesempatan, saya bertemu dengan seorang teman SD. Saat itu, ia sedang bersama istri dan kedua orang anaknya hendak makan malam bersama di sebuah resto. Secara tidak sengaja melihat pada beberapa bagian tangan dan kaki anak-anak tampak bekas lebam. Ia mengeluhkan anak-anaknya kurang dalam mengikuti pelajaran bahasa Mandarin. Nilai speaking, listening, reading apalagi writing dalam bahasa Mandarin jauh dari standar sekolah. Mereka sendiri juga tidak memiliki dasar pengetahuan bahasa Mandarin yang baik, jadi menggunakan hukuman fisik: mencubit dengan harapan takut dicubit akan memotivasi anak-anak lebih giat belajar. Waktu itu saya hanya dapat menyarankan agar anak-anak diikutkan les Mandarin, merekomendasikan beberapa nama guru Mandarin.
Teringat beberapa waktu yang lalu, saya terlibat menjadi panitia sebuah acara. Waktu itu, mendapat tugas untuk membuat spanduk. Dalam spanduk tersebut terdapat istilah dalam bahasa Mandarin. Oleh senior hanya diberi tahu dalam bentuk pin yin. Karena masih tahap belajar tentu saja, saya kurang dapat menerka han zi dari pin yin tersebut. Begitu spanduk sudah tercetak, ternyata han zi-nya salah. Langsung, saya menjadi sasaran dan disalahkan oleh banyak orang. Rasa malu yang harus ditanggung lebih besar daripada mengganti biaya cetak spanduk baru. Group WA jadi “panas”, ingin segera keluar dari group. Untung saja, masih ada waktu untuk mencetak ulang spanduk baru yang telah diperbaiki.
Kedua pengalaman tersebut mengingatkan saya akan sebuah peribahasa Mandarin:不教而杀 bù jiào ér shā, excute without teaching (Mengeksekusi tanpa memberikan pelajaran terlebih dahulu). Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita tanpa memberikan pengarahan yang jelas meminta orang lain untuk mengerjakan sesuatu, begitu hasilnya kurang tepat langsung menyalahkan. Sering kali kita menggunakan dalih:”begitu saja, sederhana mengapa tidak bisa mengerjakan?!
Selanjutnya marilah kita buka bersama kitab Lun Yu jilid XX.2
子张问于孔子曰:“何如斯可以从政矣?”子曰:“尊五美,屏四恶,斯可以从政矣。”子张曰:“何谓五美?”子曰:“君子惠而不费,劳而不怨,欲而不贪,泰而不骄,威而不猛。”子张曰:“何谓惠而不费?”子曰:“因民之所利而利之,斯不亦惠而不费乎?择可劳而劳之,又谁怨?欲仁而得仁,又焉贪?君子无众寡,无小大,无敢慢,斯不亦泰而不骄乎?君子正其衣冠,尊其瞻视,俨然人望而畏之,斯不亦威而不猛乎?”子张曰:“何谓四恶?”子曰:“不教而杀谓之虐;不戒视成谓之暴;慢令致期谓之贼;犹之与人也,出纳之吝谓之有司。”
Zǐ zhāng wèn yú Kǒngzǐ yuē: “ Hérú sī kěyǐ cóngzhèng yǐ?” zǐyuē: “ Zūn wǔ měi, bīng sì ě, sī kěyǐ cóngzhèng yǐ.” zǐ zhāng yuē: “ Héwèi wǔ měi?” zǐyuē: “ Jūnzǐ huì ér bù fèi, láo ér bù yuàn, yù ér bù tān, tài ér bù jiāo, wēi ér bù měng.” zǐ zhāng yuē: “ Héwèi huì ér bù fèi?” zǐyuē: “ Yīn mín zhī suǒ lì ér lì zhī, sī bù yì huì ér bù fèi hū? zé kě láo ér láo zhī, yòu shéi yuàn? yù rén ér de rén, yòu yān tān? jūnzǐ wú zhòngguǎ, wú xiǎo dà, wú gǎn màn, sī bù yì tài ér bù jiāo hū? jūnzǐ zhēng qí yīguān, zūn qí zhān shì, yǎnrán rén wàng ér wèi zhī, sī bù yì wēi ér bù měng hū?” zǐ zhāng yuē: “ Héwèi sì ě?” zǐyuē: “ Bù jiào ér shā wèi zhī nüè ; bù jiè shì chéng wèi zhī bào ; màn líng zhì qī wèi zhī zéi ; yóu zhī yú rén yě, chūnà zhī lìn wèi zhī yǒu sī.”
Cu-tiang bertanya kepada Nabi Khongcu: “Bagaimanakah cara menjalankan pemerintahan sebaik-baiknya?” Nabi menjawab: “Junjunglah Lima Yang Indah dan buanglah Empat Yang Buruk, dengan cara ini akan dapat menjalankan pemerintahan sebaik-baiknya.” Cu-tiang bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan Lima Yang Indah itu.” Nabi bersabda: “Seorang Kuncu bermurah hati tetapi tidak memboros; menyuruh orang berjerih payah, tetapi tidak menyebabkan sesal; mempunyai keinginan tetapi tidak tamak; berwibawa tetapi tidak sombong; dan, keras tetapi tidak buas.” Cu-tiang bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan bermurah hati tetapi tidak memboros?” Nabi bersabda: “Keuntungan yang diperoleh rakyat dirasakan sebagai keuntungan sendiri. Bukankah ini bermurah hati tetapi tidak memboros? Dipilih hal-hal yang perlu disertai jerih payah, barulah disuruh mengerjakan. Siapakah yang akan menyesali? Menginginkan peri Cinta Kasih dan mendapatkan Cinta Kasih itu, bagaimanakah bisa tamak?
Seorang Kuncu (susilawan, red), terhadap orang banyak atau sedikit, urusan kecil atau besar tidak berani meremehkan; maka bukankah ia berwibawa tetapi tidak sombong? Seorang Kuncu rapi pakaian dan topinya, matanya tidak sembarang melihat, sehingga orang yang memandangnya menaruh segan; bukankah ia bersikap keras tetapi tidak buas?” Cu-tiang bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan Empat Yang Buruk?” Nabi bersabda: “Dengan tanpa memberi pendidikan, lalu menjatuhkan hukuman berat, ini dinamai kejam. Dengan tidak memberi kesempatan bersiap lalu menghendaki pekerjaan sempurna, ini dinamai sewenang-wenang. Dengan tidak memberi perintah tegas, kemudian meminta pekerjaan segera selesai, ini dinamai pencuri. Dan memberi sesuatu tetapi ragu-ragu untuk menyerahkan, ini dinamai pelit.”
“Bagaimana kita hendak menuntut generasi yang lebih muda dapat lebih baik, sementara kita tidak bisa memberikan contoh, hanya menyalahkan? Bagaimana hendak menuntut orang lain untuk bisa paham bahasa kitab, sementara kita sendiri tidak memiliki keinginan untuk belajar bahasa Mandarin? Semoga ke depannya semakin banyak orang yang tertarik untuk belajar bahasa Mandarin. Lebih banyak yang paham bahasa kitab. Dengan demikian kualitas generasi berikutnya dapat menjadi lebih baik, tidak ada lagi saling menyalahkan dan menuntut. Mari kita mulai dari diri kita sendiri.
Daftar Pustaka
Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi Si Shu Empat Kitab Klasik The Classic of Four Books. Bandung. Penerbit TSA.