Kembali Kepada Perkataanmu Sendiri

Home » Artikel » Kembali Kepada Perkataanmu Sendiri

Dilihat

Dilihat : 46 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 89
  • 63
  • 23,130
Pic 4 Kembali Ke Perkataan

Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明

 

Beberapa hari yang lalu, saya memiliki kesempatan untuk “turun gunung”, ikut bagian pengiriman mengantar barang pesanan seorang konsumen. Bahasa Jawa saya memang masih dalam tahap belajar, cuma bisa beberapa kalimat pendek saja semisal: sugeng siang, nderek target, kulo nuwun… Tak terasa setelah perjalanan -/+ 1,5 jam sampailah di desa yang dituju. Saya pun, menggunakan kosakata bahasa jawa yang sangat terbatas itu untuk memulai percakapan, bertanya kepada penduduk sekitar alamat tujuan. Beberapa kali bertanya hasilnya tetap sama, berkeliling desa sampai capai. Sampai pada akhirnya, saya bertemu dengan seorang bapak tua, memberi tahu arah yang betul. Saya mengeluhkan kepada beliau karena merasa beberapa kali diberi tahu arah yang salah. Beliau seraya tersenyum berkata: harap maklum, orang yang anda cari itu tidak pernah ringan tangan untuk membantu masyarakat sekitar, mau menang sendiri. Saya menjadi teringat dengan sebuah cerita yang terdapat dalam kitab Meng Zi jilid IB pasal 12 ayat 1-3.

“ 邹与鲁哄。穆公问曰:“吾有司死者三十三人,而民莫之死也。诛之,则不可胜诛;不诛,则疾视其长上之死而不救 ,如之何则可也?” 孟子对曰:“凶年饥岁,君之民老弱转乎沟壑,壮者散而之四方者,几千人矣;而君之仓廪实,府库充,有司莫以告,是上慢而残下也。曾子曰:‘戒之戒之!出乎尔者,反乎尔者也。’夫民今而后得反之也。君无尤焉!君行仁政,斯民亲其上,死其长矣。”

Negeri Zou berperang melawan Negeri Lu. Raja muda Mu dari Negeri Zou bertanya: “Aku sudah kehilangan 33 perwira, tetapi belum ada di antara rakyat yang mau berkorban membela mati-matian. Kalau rakyat akan kuhukum mati, tentulah tidak mungkin karena sebanyak itu; tetapi kalau tidak kuhukum mati, mereka tetap menutup mata tidak mau menolong atasannya yang terbunuh. Bagaimanakah baiknya? Mencius menjawab: “Pada tahun-tahun paceklik dan bahaya kelaparan mengancam, rakyat baginda yang tua dan lemah kedapatan menggeletak mati di selokan-selokan. Para pemudanya yang kuat tersebar ke empat penjuru sampai beribu-ribu jumlahnya. Tetapi pada saat itu gudang baginda penuh dengan padi dan kas negara penuh dengan uang, namun pembesar-pembesar baginda tidak ada yang memberi laporan. Demikianlah mereka mengalpakan tugas kepada atasan dan kejam terhadap bawahan. Zengzi berkata: ‘Was-was dan hati-hatilah, apa yang keluar dari kamu akan kembali kepadamu.’ Maka, kalau sekarang rakyat melakukan pembalasan, janganlah baginda menyesal. Kalau raja dapat menjalankan pemerintahan yang berdasar Cinta Kasih, niscaya rakyat akan mencintai atasannya dan bersedia membela para pembesarnya mati-matian.

Suatu tahun, pada zaman antar kerajaan saling berperang (战国时) terjadilah perang antara kerajaan Zou (邹国) dengan kerajaan Lu (鲁国). Perang tersebut dimenangkan oleh kerajaan Lu, kerajaan Zou mengalami kekalahan besar. Kerajaan Zou kehilangan banyak prajurit dan puluhan perwira muda gugur dalam pertempuran. Baginda raja Zou yang bernama: Zou Mu Gong (邹穆公) merasa sangat kecewa. Ia menyesalkan tidak ada dukungan sama sekali dari warga masyarakat, ingin sekali memberikan hukuman berat kepada mereka, apa daya jumlah masyarakat terlalu banyak. Beliaupun meminta nasehat dan saran dari Meng Zi. Meng Zi memberi petunjuk: beberapa tahun yang lalu kerajaan Zou pernah mengalami bencana kelaparan. Banyak sekali penduduk usia lanjut dan tua yang pergi mengungsi, diantara mereka tidak sedikit yang mati. Pada saat yang sama, lumbung kerajaan penuh dan kas kerajaan berlimpah. Para pejabat terkait tidak melaporkan kejadian tersebut kepada anda, mereka sangat tidak mempedulikan keadaan masyarakat justru memperburuk keadaan. Meng Zi melanjutkan nasehatnya kepada Zou Mu Gong dengan mengutip perkataan dari Zeng Zi: Waspadalah! Bagaimana kita memperlakukan orang lain, orang lain akan memperlakukan yang sama terhadap kita. Pepatah mandarin mengatakan: 出尔反尔chū ěr fǎn ěr. Jadi, jangan menyalahkan mengapa warga masyarakat sama sekali tidak membantu pasukan kerajaan Zou ketika berperang melawan kerajaan Lu. Jika anda sebagai raja mampu mengasihi dan mengayomi warga masyarakat, otomatis mereka akan suka rela membela kerajaan Zou.

Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya kita lebih suka untuk menerima daripada memberi. Padahal logikanya dapat memberikan sesuatu berarti ada lebih. Walaupun sudah makan siang kenyang, kalau diberi semangkuk timlo gratis juga masih sanggup untuk menghabiskan. Sering kali kita ingin ini itu, dapat kursus-bahan-ilmu baru secara gratis. Di sisi lain setiap orang minta pertolongan kepada kita selalu membicarakan biaya jasa dimuka. Marilah kita belajar untuk memberi dahulu sebelum menginginkan sesuatu. Kita beri dulu kemudahan, bantuan kepada orang lain secara ikhlas, semoga Tian berkenan memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita.

Selamat belajar, semoga bermanfaat.

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Daftar Pustaka:
Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi 《四书》- Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung. TSA.

Butuh bantuan?