Oleh: Majaputera Karniawan 谢偉强
A. PEMBUKA
Dr. Sun Yat Sen孫逸仙 dianggap sebagai bapak Revolusi Tiongkok. Hal ini dikarenakan Tiongkok di masa lalu adalah Negara dengan sistem kerajaan yang dipimpin oleh seorang kaisar. Seperti sistem pemerintahan lainnya, Tiongkok mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu, yang ditandai dengan meningkatnya korupsi dan kesejahteraan rakyat. Peristiwa itu terjadi pada era terakhir Dinasti Qing, pada masa pemerintahan Kaisar Puyi. Meskipun China berada di ambang kehancuran, banyak kelaparan terjadi di mana-mana sementara para pejabat sibuk memperkaya diri mereka sendiri.
Kemudian, pada tahun 1911 Masehi, Dr. Sun Yat-sen memimpin revolusi di Cina dari monarki lama menjadi republik. Motonya adalah 天下为公Tiān xià wéi gōng (Semua yang berada di bawah langit ini hidup dalam kebersamaan). Hari ini, motto ini masih terukir di gerbang mausoleumnya di Nanjing, Cina.
B. MOTTO天下为公TIĀN XIÀ WÉI GŌNG
Dari manakah kalimat motto itu berasal? Kalimat tersebut berasal dari kitab Li Ji 礼记 ,Li Yun 礼运 1.2 yang berbunyi 大道之行也,天下为公。Dà dào zhī xíng yě, tiān xià wéi gōng. (Bila Jalan Suci/Tao yang agung dapat ditegakkan di dunia, semua yang berada di bawah langit ini hidup dalam kebersamaan). Apa itu jalan suci/Tao yang agung itu?
Jalan suci/kebajikan agung/Tao yang agung 大道 (Da Dao) yang agung itu menurut Laozi memiliki sifat kealamian (自然Zi ran) dan tanpa intensi (无为Wu wei). Laozi memberikan perumpamaan bahwa Dao yang agung seperti sifat langit dan bumi yang yang tanpa pamrih menopang semua makhluk, tanpa intensi, namun tidak menganggap semua mahluk yang hidup adalah karena jasanya. Langit dan bumi juga tidak saling berebut, alih-alih bersaing satu sama lain, mereka dapat terus beregenerasi dan bekerja sama, tumbuh dan berkembang bersama-sama (Dao De Jing Bab 7).
Jadi bagaimana caranya agar dunia bisa penuh kedamaian dan hidup dalam kebersamaan? Caranya adalah ketika kebajikan agung mendominasi dunia, di mana semakin banyak orang-orang berkebajikan yang bebas dari segala hasrat keserakahan dan kebencian, maka dunia akan menjadi lebih damai. Ditandai dengan semakin banyaknya manusia yang:
- Saling menolong
- Tanpa intensi untuk saling mendominasi
- Tanpa pamrih
- Dapat saling bersinergi
- Merasa saling bersaudara
C. CINTA KASIH UNIVERSAL
Sejak masa lalu, orang-orang Tionghoa sudah membekali anak-anak mereka dengan pendidikan moralitas budi pekerti. Bagi anak-anak mereka akan dibekali dengan pengetahuan dasar seperti pedoman budi pekerti seorang murid (Di Zi Gui 弟子规) yang mana di dalamnya terkandung nilai bagi seorang anak untuk dapat berbakti sekaligus mencurahkan cinta kasih kepada semua manusia tanpa pandang buluh. Perhatikan ayat Di Zi Gui di bawah ini:
凡是人,皆須愛;天同覆,地同載。
Fánshì rén, jiē xū ài ; Tiān tóng fù, de tóng zài.
Semua manusia adalah sama, membutuhkan cinta kasih ; Dinaungi oleh langit yang sama, beralas di atas bumi yang sama (Di Zi Gui 弟子规25.1).
Pada dasarnya setiap orang memiliki kecenderungan identitas, kecenderungan identitas adalah bagaimana dirinya sendiri memandang identitas jati dirinya. Ambil contoh orang bernama Ahong dan Aling misalnya. mereka orang bersuku Tionghoa peranakan dan memandang jati diri mereka adalah orang Tionghoa peranakan, Frans seorang bersuku Flores, Asep bersuku Sunda, I Gede Nyoman bersuku bali, dan Soepardi bersuku Jawa (Mohon maaf bila ada kesamaan nama, ini hanya percontohan saja).
Pastilah masing-masing memiliki pandangan jati diri, dan tidak hanya suku saja. Jati diri juga bisa berhubungan dengan atribut lain seperti agama, pandangan sosial, musik kesukaan, hobby, dan lain sebagainya. Pada umumnya mereka yang memiliki atribut yang sama (seperti beragama sama, hobby sama, suku sama, dan lain sebagainya) cenderung saling bersaudara dan dapat hidup rukun. Sementara mereka yang berbeda (Misal: berbeda agama, berbeda suku, berbeda hobby, dan sebagainya) rentan berkonflik karena ada perbedaan atribut, pandangan, dan jati diri.
Mungkin kita memang terlahir berbeda suku, berbeda agama, berbeda karakter, berbeda hobby, berbeda pandangan, namun jangan lupa bahwa kita semua masih memiliki atribut yang sama, apa itu? Kita semua sama-sama manusia. Kita bisa menganggap semua manusia sebagai keluarga dan sahabat dalam kemanusiaan. Mari kita berandai-andai sejenak dengan pemikiran fiktif belaka. Misalkan ada invasi monster menyerang bumi, maka ketika manusia sama-sama membendung serangan monster, untuk siapa mereka melakukannya? Apakah itu hanya untuk sesama sukunya? ? hanya keluarganya? agama yang sama? Tidak, sekarang saya melakukannya untuk seluruh umat manusia. Jadi mengapa kita tidak bisa menjadi saudara dan saudari bagi sesama manusia?
Walaupun tidak memiliki persamaan dari silsilah garis keturunan, tetapi kita memiliki persamaan sebagai saudara sebangsa, setanah air. Sekalipun berbeda kewarganegaraan, kita tetap bersaudara sebagai sesama manusia, berdasarkan rasa cinta kasih kemanusiaan (Ren仁). Semua manusia pada dasarnya sama, sama-sama ingin bahagia dan memerlukan cinta kasih. Maka janganlah membeda-bedakan orang karena kelompok, suku bangsa, ras, maupun agamanya. Sebagai sesama manusia harus saling hidup rukun dan saling menyayangi, saling bekerja sama demi menjaga kelestarian, keutuhan, dan kesejahteraan hidup kita bersama (中华传统文化促进会, 2015: 65).
D. AKSI NYATA KITA APA?
Kitab Analek mengajarkan kita agar kepada orang lain bersikap hormat dan selalu susila. Di empat penjuru lautan, semuanya saudara (Lun Gi XII: 5). Sang Buddha sendiri juga memiliki ajaran luhur berupa cinta kasih universal (Metta). Cinta kasih universal yang memandang semua mahluk sebagai ibu yang berusaha melindungi putra tunggalnya (Lihat Kp9. Metta Sutta). Buddha mengajarkan kita untuk terus mengembangkan cinta kasih kepada semua mahluk. Bahkan di setiap doa Buddhis diakhiri kata ‘Sabbe satta bhavantu sukhitata’ (Semoga semua mahluk hidup berbahagia). Tetapi upaya nyata apa yang sudah kita lakukan untuk mewujudkan doa agar semua mahluk hidup berbahagia?
Disitulah pentingnya engage (keterlibatan sosial), sebagai murid yang memiliki budi pekerti yang baik, sempatkanlah dirimu berkontribusi dalam kegiatan sosial. Singsingkan tanganmu dan kemampuanmu untuk berbagi dan berkontribusi membantu masyarakat sekitar. Contohnya: Bakti sosial, ikut kerja bakti, tanggap kepada orang-orang di sekitar yang memerlukan bantuan, dan sebagainya. Ketika semakin banyak orang yang memiliki kepekaan aktif terhadap kemanusiaan dan kebahagiaan semua mahluk, disitulah dunia akan semakin rukun, damai, dan bahagia.
Sudah sejauh apa upaya kita mengharapkan kebahagiaan semua mahluk? Biasanya kita baru sebatas pernyataan saja, tanpa ada aksi konkret yang berarti. Boro-boro memikirkan regenerasi bila saat ini kita saja belum bertindak, bukan? Mari kita mulai tidak sekedar berbalas pernyataan ‘Semoga semua mahluk hidup berbahagia’. Sekarang, kalian bisa mulai untuk membalas pernyataan dengan kenyataan. Gunakan potensi yang ada dalam diri untuk menumbuhkan cinta bagi sesama. Alangkah lebih bagus bila terorganisir, kamu bisa masuk organisasi sosial. Kalau tidak, kamu bisa memulai dari hal kecil yang sederhana, bahkan mulai dari saling menyapa dengan tetanggamu. Mudah bukan?
- REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER BULAN MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
- REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH).
- SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor).
Refrensi
Tanpa Nama. 2015. Budi Pekerti Di Zi Gui 弟子规. Jakarta. 中华传统文化促进会.
MATAKIN. 2010. Su Si (Kitab Yang Empat). Jakarta. Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).
https://en.wikipedia.org/wiki/Sun_Yat-sen_Mausoleum#:~:text=Sun%2C%20with%20four%20Chinese%20characters,under%20heaven%20is%20for%20all%22. Diakses 7 September 2022.
https://m.sgss8.com/tpdq/11036950/. Diakses 7 September 2022.
Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi《礼记》– Liji – Catatan Kesusilaan. Bandung. Penerbit TSA.
Suttacentral.net (Online Legay Version). 2006. Khuddakapatha. http://legacy.suttacentral.net/kp Diakses 7 September 2022.