Kupu-kupu Cinta Sampek Engtay – Kini Terbang Kemana?

Home » Artikel » Kupu-kupu Cinta Sampek Engtay – Kini Terbang Kemana?

Dilihat

Dilihat : 243 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 59
  • 271
  • 82,562
Pic 5 Mei 2025 Kupu2 Cinta

Oleh: Jo Priastana

 

“Hendak menjadi burung yang terbang bersama di langit,

dan ranting yang tumbuh bersama di bumi.”

(Kisah Sampek Engtay, Legenda Klasik Tiongkok)

 

Kutipan yang menggambarkan keinginan pasangan untuk selalu bersama, baik di dunia ini maupun di kehidupan setelahnya. Mereka ingin bersama sehidup semati, bahkan jika tidak bisa bersatu dalam dunia fana, mereka ingin bersatu dalam bentuk lain setelah kematian – sebagai burung atau pohon yang tidak terpisahkan. Kutipan dalam kisah Sampek Engtay itu menjadi simbol kebebasan dan cinta sejati yang terdapat dalam budaya Tionghoa. Kisah dan maknanya yang sering digunakan dalam berbagai karya seni seperti: puisi, sastra, dan bahkan dalam pernikahan tradisional sebagai doa bagi pasangan agar tetap bersama dalam suka dan duka.

Kisah legendaris Sampek Engtay ini telah menginspirasi berbagai karya seni, termasuk opera Huangmei yang terkenal. Salah satu adaptasi terkenal adalah film musikal “The Love Eterne” yang dirilis pada tahun 1963. Film yang mengisahkan perjuangan cinta antara Liang Shanbo dan Zhu Yingtai. Pasangan cinta sejati yang harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk perbedaan status sosial dan perjodohan yang tidak diinginkan. Kisah yang memukau dan melegenda ini menekankan nilai-nilai, ketulusan, pengorbanan, dan kesetiaan dalam cinta.

Ada juga film serial televisi yang diadaptasi dari kisah ini, seperti “Buttelfly Lovers” (2007). Sampek Engtay legenda klasik warisan budaya Tionghoa menginspirasi generasi dari zaman ke zaman.  Teater Koma, pimpinan Nano Riantiarno pernah mementaskan kisah Sampek Engtay (1999). Kisah Sampek Engtay yang dikenal juga sebagai Liang Shanbao dan Zhu Yingtai, sering disebut sebagai “Romeo dan Juliet” versi Tiongkok.  Kisah cinta dramatis yang berakhir dengan munculnya dua kupu-kupu yang keluar dari kuburan, simbolisme cinta sejati yang sangat memukau dalam kisah ini.

 

Sejoli Kupu-Kupu Mengembara Lintas Generasi

Ringkasan cerita. Zhu Yingtai (Engtay) adalah seorang gadis dari keluarga kaya yang sangat ingin belajar, tetapi pada masa itu, hanya laki-laki yang boleh sekolah. Maka, ia menyamar sebagai laki-laki dan pergi belajar ke kota lain. Di sekolah, ia bertemu dengan Liang Shanbo (Sampek), dan mereka pun menjadi sahabat karib bertahun-tahun. Selama itu, Sampek tidak tahu bahwa Engtay adalah perempuan. Engtay diam-diam jatuh cinta pada Sampek, dan ketika akan pulang ke rumah, ia memberi banyak “kode” agar Sampek datang melamarnya. Tapi Sampek tetap tidak mengerti.

Beberapa waktu kemudian, Sampek akhirnya tahu bahwa Engtay adalah perempuan, dan kemudian langung ingin meminangnya, tapi terlambat. Orang tua Engtay sudah menjodohkannya dengan pria kaya. Sampek patah hati dan akhirnya meninggal karena kesedihan. Saat hari pernikahan Engtay, iring-iringan pengantin lewat di dekat makam Sampek, tiba-tiba datang angin kencang dan petir, makamnya terbuka, dan Engtay melompat masuk ke dalamnya dan meninggal.

Saat itu, dari makam keluar dua kupu-kupu berwarna indah yang terbang berpasangan, melambangkan roh mereka yang bersatu dalam kematian. Kupu-kupu yang muncul dari kuburan bisa sebagai simbol cinta abadi. Kupu-kupu adalah lambang cinta yang tidak bisa dipisahkan, bahkan setelah kematian. Simbol kupu-kupu juga bisa melambangkan kebebasan jiwa. Perubahan atau transformasi dari manusia ke kupu-kupu merupakan wujud adanya keyakinan reinkarnasi dalam kepercayaan Tionghoa.

Transformasi dan sekaligus reinkarnasi itu menandakan terjadinya pembebasan dari penderitaan dunia. Pertanda bahwa jiwa mereka akhirnya bersatu dan akan hidup bersama di dalam kehidupan selanjutnya. Cerita transformasi menjadi kupu-kupu ini sangat menyentuh dan sering ditampilkan dalam berbagai karya seni; bentuk drama, opera, film, bahkan lagu. Kupu-kupu dalam kisah ini bukan sekadar dongeng indah, tapi juga simbol kuat dari cinta sejati yang tak bisa dipisahkan oleh apapun bahkan oleh kematian.

Kisah Sampek Engtay (Liang Shanbo dan Zhu Yingtai) termasuk dalam empat legenda cinta terbesar dalam sastra klasik Tiongkok. Kisah ini dituturkan secara lisan turun menurun, berkembang dari tradisi lisan dan baru kemudian ditulis dan diadaptasi ke berbagai bentuk sastra dan pertunjukan.  Dipercaya kisah ini muncul pertama kali pada Dinasti Jin Timur atau sekitar abad ke-4 Masehi, dimana  tempat asal legenda cerita ini berakar di wilayah Provinsi Zhejiang, khususnya kota Ningbo, tempat makam simbolis mereka berada dan menjadi lokasi wisata budaya hingga kini.

Kisah yang melegenda dalam lintas generasi dan tercermin dalam perkembangan sastra di Cina. Seperti kupu-kupu, Sampek Engtay terbang dari zaman ke zaman, memberikan pelajaran tentang cinta sejati  dan kebebasan pada setiap generasi. Kisah ini tumbuh semasa Dinasti Tang dan Song (abad ke-7-13), juga mulai ditulis dalam bentuk puisi dan cerita rakyat. Pada masa Dinasti Yuan dan Ming (abad ke-13-17), kisah ini makin popuper lewat drama panggung dan opera Tiongkok. Semasa Dinasti Qing (abad ke 17-20) ada lebih banyak versi tertulis dan adaptasi teater maupun dalam bentuk opera dan kemudian juga film.

 

Kupu-kupu Cinta Ke Mana Engkau Terbang?  

Kisah Sampek Engtay terus hidup dan berkembang selama berabad-abad dari zaman ke zaman. Simbolisme kupu-kupu yang muncul di bagian-bagian akhir dari kisah ini menjadi tampak sangat romantis dan dramatis, meninggalkan kesan mendalam. Kemana kupu-kupu Sampek dan Engtay itu terbang? Sejoli kupu-kupu simbol kebebasan dan cinta sejati yang memberi pelajaran dan penerangan jiwa lintas generasi. Namun begitu, masihkah kupu-kupu yang lucu dan manis itu dapat kita saksikan di kebun dan halaman rumah kita?

Di tengah keadaan dunia dan lingkungan alam yang merusakan ekosistem habitat serangga. Masihkah kita menemui kupu-kupu yang indah dan lucu itu di sekitar lingkungan? Kemajuan dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendatangkan degradasi lingkungan dan kerusakan alam di berbagai belahan dunia, nyatanya juga berdampak pada semakin berkurangnya populasi kupu-kupu  atau rhopolocera yang termasuk jenis serangga ordo lepidoptera.

Studi mengungkapkan, populasi kupu-kupu menyusut hingga 22 persen antara tahun 2000 dan 2020. Kondisi ini menjadi alarm akan gangguan pada ekosistem. Untuk pertama kalinya, peneliti menghitung data kupu-kupu yang didapatkan dari 76.000 survei di Amerika Serikat. Hasil studi itu telah diterbitkan di jurnal “Science” pada Maret 2025. Dengan temuan itu, artinya dari setiap lima kupu-kupu di AS yang ada pada 2000, hanya tinggal empat kupu-kupu tahun 2000. (Deonisia Arlinta, “Kupu-kupu yang lucu, ke Mana Engkau Terbang?,” Kompas, 10/4/25).

Dalam penelitian itu (Kompas, 10/4/25), Prof. Elise Zipkin, bidang kuantitatif di Michigan State University, dan Prof. biologi Nick Haddad, yang juga penulis dalam studi itu, kupu-kupu lebih dari sekedar simbol kebebasan dan keindahan. Kupu-kupu punya peran penting sebagai sumber makanan bagi organisme lain, seperti burung. Sementara data saat ini menunjukkan setidaknya di Amerika Utara, hampir 3 miliar burung telah hilang. Penurunan ini hampir sama dengan tingkat penurunan yang terjadi pada kupu-kupu. Kupu-kupu penting membantu penyerbukan pada bunga. Kupu-kupu dan lalat bahkan berperan atas produksi kapas di Texas dengan nilai mencapai 120 juta dolar AS.

“Manusia bergantung pada tanaman, mikroba, dan hewan untuk mendapatkan udara yang dihirup, air yang diminum, dan makanan yang dikonsumsi. Namun kita kehilangan spesies pada tingkat yang menyamai peristiwa kepunahan massal besar di planet kita,” ujar Zipkin.

Mengapa kini kupu-kupu itu semakin berkurang populasinya, apakah mereka pergi terbang entah kemana karena habitatnya semakin banyak tercemar? Penelitian Prof Nick Haddad (Jurnal “Plos One”, 2024), mengungkapkan adanya penggunaan insektisida dan perubahan iklim menjadi faktor penyebab hilangnya habitat dan keanekaragaman kupu-kupu di lingkungan.

 

Merawat Kebun Cinta bersama Alam

Kupu-kupu mengingatkan kita pada alam, ruang hidup kita bersama. “alam bukan hanya ruang hidup, tapi guru yang pernah berhenti mengajarkan keseimbangan.” Hans Jonas (1903-1993), seorang filsuf Jerman, dikenal dengan gagasannya tentang etika tanggung jawab terhadap alam. Dalam pemikirannya, manusia modern cenderung mengeksploitasi alam demi teknologi dan kemajuan, tanpa menyadari konsekuensi moral terhadap kehidupan di masa depan.  

Hans Jonas menekankan bahwa alam adalah entitas yang hidup dan memiliki nilai intrinsik, bukan sekadar objek pemanfaatan. Alam memberi pelajaran tentang keseimbangan, keberlanjutan, dan tanggung jawab antar generasi. Melalui filsafat alam, kita diajak untuk melihat kembali posisi kita, bukan sebagai penguasa, tapi penjaga dan bagian dari sistem kehidupan yang lebih besar. (FB/Dunia Filsafat/12-04/25). 

Alam ruang bidup bersama semua mahkluk adalah guru yang mengajarkan bahwa kita hidup saling tergantung dan saling terhubung satu sama lain, sebagaimana diungkapkan dalam Avatamsaka Sutra dan aliran Hua Yen. Legenda Sampek Engtay yang menghubungkan dari generasi ke generasi sampai generasi masa kini, tentang kebebasan, cinta sejati tampaknya juga tercermin dalam kehidupan di alam luas. Cinta menyejarah dalam setiap generasi dari zaman ke zaman cermin keluasan alam semesta dimana setiap makhluk dan entitas saling tergantung dan terhubung, seperti kisah Sampek Engtay yang hidup dari generasi ke generasi.

Namun, di tengah kerusakan alam, kupu-kupu yang menjadi simbol dari kebebasan dan cinta sejati dari kisah Sampek dan Engtay yang telah mengembara berabad-abad itu kini telah semakin berkurang dan tidak terlihat. Entah terbang kemanakah kupu-kupu cinta? Adakah ini juga menunjukkan kebebasan dan cinta sejati kita yang semakin tiada, tiada lagi manusia memberikan perhatian dan perawatan kepada alam? Akankah kupu-kupu yang indah dan membawa pesan cinta sejati dan kebebasan itu datang kembali di kebun halaman rumah cinta kita?

Aku selalu menantikan kupu-kupu hinggap di kebun hatiku untuk menyemai cinta sejati yang bersaran di hatiku. Sambil menyanyikan lagu terkenal anak-anak Indonesia berjudul Kupu-Kupu. “Kupu-kupu yang lucu. Kemana engkau terbang. Hilir mudik mencari. Bunga-bunga yang kembang. Berayun-ayun pada tangkai yang lemah, tidakkah sayapmu merasa lelah.” Datanglah kupu-kupu yang lucu menyemai putik cinta di kebunku yang kesepian.

Mari kita jaga terus konektivitas kita dengan segenap entitas kehidupan di alam semesta. Kita rawat terus kebun cinta kita agar kupu-kupu cinta sejati Sampek dan Engtay kembali datang menghampiri menubuatkan kasih kita. Manusia dan alam semuanya membutuhkan cinta dan cinta menyembuhkan semua, loko pathambika metta, hanya cinta kasih yang menyelamatkan manusia dan alam semesta! (JP) ***

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Sumber gambar: meta AI

 

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?