Lalat Di Urinoir (Tempat Buang Air Pria)

Home » Artikel » Lalat Di Urinoir (Tempat Buang Air Pria)

Dilihat

Dilihat : 79 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 88
  • 63
  • 23,129
Lalat

Oleh: Majaputera Karniawan, M.Pd.

 

Bagi sebagian pria yang terbiasa menggunakan fasilitas toilet umum seperti di gedung, hotel, mall, atau stasiun, pasti sering menggunakan urinoir (tempat buang air berdiri), yang mana di urinoir dengan corak warna putih (apabila urinoir generasi baru) biasanya terdapat stiker atau cetakan gambar lalat yang menempel padanya. Sebenarnya apa tujuan dari gambar lalat ini?

Gambar ini sebenarnya adalah inovasi yang diciptakan oleh Klaus Reichardt (dalam Thompson, 2009) dan mengaplikasikannya pada produk urinoir waterless pabrikan San Diego Based Waterless Co Inc. Fungsi gambar ini sendiri agak konyol sebenarnya, bertujuan agar menjadi ‘Sasaran tembakan air seni’ bagi para pria, sehingga mengurangi potensi kencing yang berceceran. Bayangkan jika kebiasaan salah sasaran tembak air kencing ini terjadi di toilet umum, aromanya sangat pesing dan banyak cairan kuning mengerak di keramik putih, bukan?

Penggunaan gambar lalat ini diklaim mampu mengurangi frekuensi air seni tercecer karena kasus ‘salah tembak’ sebanyak 80%. Lalu kenapa gambarnya lalat? Kenapa tidak kelabang atau lebah atau yang lainnya? Jawabannya sangat sederhana: Lalat adalah serangga yang tidak disukai semua orang, meski begitu ia tidak membahayakan siapa saja secara langsung. Bahkan bagi para pria, lalat ini cukup menyenangkan untuk diusir, maka tidak heran gambar lalat ini dijadikan sasaran tembak dan penyiksaan di urinoir pria.

Meski kita sudah tahu fungsinya, kita bisa menganalisa kecenderungan sikap manusia dari adanya kasus lalat di urinoir pria ini, setidaknya ada 2 hal:

1.Keabaian (Apatisme) Sosial

Manusia memiliki kecenderungan tidak peka dan abai (apatisme) akan keadaan sosial dan lingkungan. Ada kecenderungan absennya manusia untuk merawat lingkungan yang digunakannya. Secara sederhana, sikap apatis adalah perasaan tidak peduli dengan orang-orang, lingkungan, dan keadaan yang ada disekitarnya. Hal ini bisa membawa bahaya bagi kelangsungan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Ambil contoh banyaknya kasus urin tercecer karena rasa abai dan membiasakan ‘salah tembak’. Bila banyak terjadi bisa dibayangkan betapa menyedihkannya toilet kita, terlebih bila toilet tersebut digunakan bersama, baik pria atau wanita seperti beberapa fasilitas umum dengan toilet tunggal.

Dalam konsep Psikologi Buddhis, sebagaimana terdapat dalam Abhidhammatasangaha, keadaan pikiran apatisme didasari dengan keserakahan (Lobha) dan delusi batin (Moha). Bentuknya bisa saja berupa pikiran masa bodoh karena dia berpandangan keliru (misal: diajarkan paham apatisme) maupun tidak berpandangan keliru (semata-mata tidak peduli); selain itu bisa dilakukan dengan diajak ataupun spontanitas (Lihat Abhidhammatasangaha, Lobha Mula Citta 4-8). Hal ini terjadi karena apa? Yakk, lagi-lagi soal mindset yang tidak dirawat dengan benar.

Keberadaan pikiran masa bodoh apatisme ini bisa ditekan dengan mengembangkan sikap kepedulian sosial (engage). Banyak sekali ajaran agama dan filsafat timur yang mengajarkan tentang kepedulian sosial ini, salah satunya di Buddhis adalah konsep Metta-Karuna (Cinta kasih dan welas asih), di Khonghucu konsep Ren 仁 (Kemanusiaan), atau bahkan di ajaran budi pekerti dasar (Di Zi Gui 弟子规) banyak diajarkan ajaran-ajaran yang membuat kita bisa menjadi pribadi yang lebih aktif dalam keterlibatan dan kepedulian sosial.

Ajaran Taoisme mengenal konsep keserasian San Cai 三才: Langit, bumi dan manusia, apabila ketiga alam kehidupan bisa terjaga serasi dengan baik, maka kehidupan pasti berjalan dengan baik dan harmonis. Maka dari itu kepedulian kita merawat dan menjaga lingkungan, termasuk dalam hal sepele di urinoir kamar mandi, membuang sampah pada tempatnya, menghabiskan makanan yang disuguhkan, semua berkontribusi dalam merawat keserasian tiga alam.

2. Kecenderungan Benci (Hate) dan Menyiksa (Torturing)

Kecenderungan menyiksa ini bukan tanpa sebab, melainkan karena memang manusia memiliki insting liar yang bersifat buruk apabila tidak dikendalikan. Inilah yang dikemukakan oleh Xun Zi 荀子 (313-238 SM) bahwa manusia memiliki kecenderungan sifat bawaan (Human Nature) adalah jahat dan akan semakin tidak terkendali apabila tidak dikendalikan dengan pendidikan yang benar.

Meskipun pendapat beliau tentang sifat bawaan manusia sejak lahir adalah jahat tidak dibenarkan sebagian orang, tetapi kita bisa menilik dari sisi filsafat lainnya bahwa memang ada kecenderungan insting untuk menyiksa dan menyakiti dalam diri manusia. Ambil contoh saja dalam teori Psikoanalisa Sigmund Freud. Freud menjelaskan ada komponen 3 pembentuk kepribadian manusia, yaitu: id (insting, bersifat pemuasan dan ingin bertahan hidup), ego (realita, bersifat keadaan riil di saat ini), dan superego (moralitas, bersifat kepatuhan, kebajikan dan apa yang pantas dilakukan).

Hal senada juga dikatakan dalam filsafat Taoisme (dalam Cangianto, 2018), yang mana menyatakan manusia memiliki 3 jenis Hun (San Hun 三魂, 3 psikis kesadaran). Yaitu: 1. Tai Guang (胎光, sinar pencerahan, mirip dengan superego dalam Teori Psikoanalisa); 2. Shuang Ling (爽灵, kesadaran emosional, mirip ego dalam Teori Psikoanalisa); 3. You Jing (幽精, inti godaan, mirip id dalam Teori Psikoanalisa). Meskipun mirip teori Psikoanalisa, ketiganya tidak dapat dikatakan sama. Hanya dalam pandangan Filsafat Taoisme, ketiganya dianggap penting ada namun harus dibina melalui ajaran yang benar. Karena jika sudah matang (usia 21 tahun manusia) tapi tidak mendapat pendidikan yang benar, maka manusia menjadi sulit berubah (karena watak dasarnya sudah terbentuk).

Pada akhirnya, inovasi urinoir berlalat ini berhasil membongkar kecenderungan watak manusia. Biar bagaimanapun inovasi ini tidak bisa disalahkan karena dia hanya memanfaatkan kecenderungan sifat buruk manusia untuk tujuan kelestarian lingkungan, namun kita sebagai manusia yang berakal sehat bisa menyadari adanya kecenderungan tidak baik dalam kasus sepele ini. Pertanyaannya sekarang, akankah kita berusaha mengikis kecenderungan tidak baik itu? Mulai saja dulu meski dari hal sederhana. Jalani saja dari yang mudah, maka lama-kelamaan akan semakin terbiasa.

 

BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).

 

Daftar Pustaka

Panjika. 2015. Abhidhammatasangaha. Tangerang. Padumuttara Publishing.

Thompson, Vince. 2009. The waterless urinal and the fly: a water saving love story. https://www.zdnet.com/article/the-waterless-urinal-and-the-fly-a-water-saving-love-story/. Di akses April 2023.

https://www.hipwee.com/hiburan/alasan-kenapa-ada-lalat-ya-lalat-di-urinoir-toilet-cowok/. Di akses April 2023.

Cangianto, Ardian. 2018. Concept of Soul, Tubuh dan Roh. https://journal.unpar.ac.id/index.php/ECF/article/view/3139/2641. Diakses April 2023

Mcleod, Saul. 2023. Freud’s Theory Of Personality: Id, Ego, And Superego. https://www.simplypsychology.org/psyche.html. Diakses April 2023.

Standart Encyclopedia of Philosophy. 2018. Xunzi. https://plato.stanford.edu/entries/xunzi/. Diakses April 2023.

Butuh bantuan?