Oleh: Jo Priastana
“Orang-orang tidak selalu ada untuk saya, tapi musik selalu ada.”
(Taylor Swift, Penyanyi, Penulis Lagu)
Menyambut hari musik sedunia atau “World Music Day” yang jatuh pada 21 Juni, dunia dipaksa membuka matanya oleh seorang penyanyi dan penulis lagu yang fenomenal. Putri Ariani, penyanyi yang menggemparkan panggung ACT pada 10 Juni 2023 lalu adalah seorang yang menyandang difabel netra. Sejak usia tiga tahun, Putri Ariani tidak melihat dunia dengan mata lahirnya. Tapi dia melihat persoalan kemanusiaan dengan mata hatinya dan dunia pun kini melihat dia dan merasakan hakekat hati yang penuh cinta dan simpati.
Putri Ariani melihat dengan hati dan bermusik dengan rasa. Dengan bahasa kalbu, diva internasional America’s Got Talents ini menghentak dunia dengan lagunya “Loneliness”. Kini dunia tahu bahwa keterbatasan bukan halangan untuk meraih impian. Meski penyandang difabel netra, Putri Ariani tak merasa semestanya gelap gulita. Lewat music, ia menemukan cahaya kehidupan. Rangkaian nada indah membantunya mengungkapkan perasaan kepada dunia di panggung internasional.
Lagu ciptaannya “Loneliness” telah menawan publik dunia dalam kekaguman dan keterkesimaan. Seorang dara difabel yang masih sangat muda telah hadir dan dipandang sebagai jenius musik dunia saat ini. “Loneliness” yang berarti “kesendirian” telah menguras arus air mata warga dunia yang mendengar dan menyimak lirik-liriknya. Tampaknya, lewat musik yang menjadi bagian hidupnya, Putri Ariani tidak pernah kesepian. Melalui lagu “Loneliness” kini warga dunia mengenalnya, dunia melihat dia.
Penerimaan Diri
Siswa kelas XI Sekolah Menengah Musik Yogyakarta yang membawakan lagu ciptaannya “Loneliness” ini telah mengguncang publik, mempesona warga dunia dan memberi tahu dunia tentang keterbatasan bukan halangan untuk meraih impian. Bagi Putri Ariani, menciptakan lagu adalah sebagai cara untuk mengatasi keterbatasannya dan sekaligus mengungkapkan perasaan, kejujuran hatinya.
Bagi Putri Ariani musik yang menjadi bagian hidupnya itu juga mirip dengan kehidupan penyanyi dan juga penulis lagu Taylor Swift (lahir 13 Desember 1989) yang memandang musik selalu menjadi teman setia hidupnya. Kemiripan juga terdapat dalam cara penulisan lagunya bersifat naratif dan berpusat di sekitar kehidupan pribadinya, dan mungkin juga perjalanan kariernya.
Taylor Alison Swift yang berkebangsaan Amerika Serikat telah menerima pujian kritis dan liputan media yang luas. Taylor Swift populer lewat beberapa lagunya seperti “I Knew You Were Trouble” (2012), “Bad Blood” (2014), “Look What You Made Me Do” (2017), maupun “Shake it Off” (2014). Sebagaimana Putri Ariani, karier Taylor Swift juga dimulai sejak usia muda, 14 tahun dan memperoleh popularitas di tahun 2000-an, melalui berbagai albumnya seperti “Our Song”.
Album “Our Song” yang menjadikannya terkenal sebagai penyanyi termuda yang menulis sendiri lagurnya. Album lainnya “Fearless” (2008) yang mengusung gaya country pop dan memenangkan Grammy Awards sebagai Album of the Year. Grammy Awards merupakan sebuah penghargaan yang diberikan oleh National Academy of Recording Arts and Sciences di Amerika Serikat untuk mengakui prestasi yang luar biasa dalam industri musik. Pencapaian “Grammy Awards” ini adalah juga yang menjadi impian Putri Ariani.
Mengatasi Keterbatasan dan Penderitaan
Dengan kondisi fisiknya yang mengalami keterbatasan tidak jarang orang melihatnya dengan sebelah mata. Putri Ariani, gadis muda yang sesungguhnya memiliki mata hati jernih ini, mengaku pernah direndahkan orang lain. Ia dicibir tak mampu menciptakan lagu sendiri. Pengalaman yang pastinya tak menyenangkan ini justru diterimanya dengan lapang dan hati yang terbuka.
Ternyata pengalaman itu justru ditulisnya menjadi lagu berjudul “Loneliness”, yang belakangan dikagumi banyak orang. “Saya ingin membuktikan kepada mereka semua bahwa mereka salah. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa. Jadi, lagu ini tentang cara kita menerima kesalahan, menerima diri sendiri, dan tentang sesuatu yang baik itu belum tentu yang terbaik untuk kita,” katanya. (Nino Citra Anugrgrahanto, “Dunia Bunyi, Ungkapan Cinta Putri Ariani,” Kompas, 12/6/23).
Loneliness “…You break my heart, break my hope. Make me so down in a loneliness. You left me when I deep…” Sebagai manusia biasa putri pernah mengalami keterpurukan. Kekecewaan dialaminya, pedih, patah hati, merasa sendiri justru dicerahinya lewat musik, musik yang menjadi dunia dan jalan hidupnya.
Dengan didasari oleh cinta, musik adalah bagian hidup yang tak bisa dilepaskan. Baginya, musik menjadi seperti teman yang selalu ada. Seolah-olah ia bisa menceritakan segala hal tentang hidupnya lewat musik. Musik itu seolah berbicara sama Putri. When I realize music is talking to me, musik berbicara pada putri. Musik paling mengerti Putri. Di situlah, Putri merasa, music is a part of my life,” katanya.
Dengan musik Putri Ariani mengatasi segala keterbatasan dan hambatan dirinya, mengatasi penderitaan, ketidaknyamanan hidup yang juga banyak dialami manusia. Tapi lewat musik juga dunia bisa melihat Putri Ariani dan mendengar keindahan suaranya.
Bagi Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filsuf yang tepengaruh Buddhisme menyatakan: musik adalah salah satu jalan untuk manusia keluar dari dunia yang penuh dengan penderitaan, sebab manusia hanya memiliki dua jalan yaitu estetis (seni dan etis perbuatan baik). Ungkapnya, “The effect of music is so very much more powerful and penetrating than is that of the other arts. For these others speak only of the shadow, but music of the essence.”
Bagi Buddha musik justru mengubah kesadarannya mencapai pencerahan. Pencapaian pencerahannya terinspirasi dari grup musik jalanan yang menyenandungkan agar tali dawai tidak ditarik terlalu keras dan tidak terlalu kendur agar mampu menghasilkan suara yang merdu dan harmonis. Musik tampaknya juga wujud dari jalan tengah, mencerminkan keseimbangan hidup, keselarasan rasa, kejujuran hati, dan keindahan dunia semesta.
Inspirasi yang menimbulkan pencerahan dan pengalaman jalan tengah ini kemudian juga diajarkan kepada siswanya Sona. Ia menginstruksikan kepada Sona agar pelatihannya sesuai dengan keterampilannya ketika bermain kecapi. Sona segera paham bahwa senar pelatihannya tidak harus terlalu kencang dan juga tidak harus terlalu kendur, melainkan diatur pada nada yang seimbang sehingga mudah dimainkan. (Anguttara Nikaya 6.55 Sona)
Jalan Masih Panjang
Semua anak memiliki bakat dan keistimewaan. Hal serupa berlaku bagi Putri. Meski harus kehilangan penglihatan sejak berusia tiga tahun, namun ia tetap mampu menorehkan prestasi gemilang. Meski begitu, Golden Buzzer dari America’s Got Talent hanyalah titik awal. Masih ada jalan panjang yang mesti ditempuh Putri dalam karier bermusiknya. (Nino Citra Anugrahanto, “Dunia Bunyi, Ungkapan Cinta Putri Ariani,” Kompas, 12/6/23).
Penampilan Putri Ariani di panggung dunia pada America’s Got Talent banyak diperbincangkan dan membuat Indonesia bangga. Tapi prestasi itu tidak datang sekejap. Putri mendapat dukungan penuh orang tuanya. Ia berjuang menjuarai Indonesia Got Talent 2014 saat berusia delapan tahun. Ia juga menyanyikan theme song Asia Para Games 2018. Penghargaan dari Simon Cowell dan warga dunia telah membuka mata negeri ini akan prestasi dunia yang dicapai seorang Putri Ariani.
Namun meski begitu kita tetap sadar dan waspada. Jalan Putri Ariani masih panjang. Ingat, bahwa tenggelam dalam euforia dapat membunuh cita-citanya. “Grammy Award” menjadi simpanan dan arah cita-citanya. Putri yang sudah tak lelah menempa diri jangan sampai tergoda “jalan instan”. Ini juga berlaku bagi siapa pun anak negeri ini yang sedang menggantang cita-citanya nan tinggi. (Kompas, TR 12/6/23).
Biarlah Putri Ariani yang telah menginspirasi banyak orang – agar menolak patah asa mencapai puncak cita-cita – menapaki jalan kariernya kembali, tetap riang dan rendah hati serta terbebas dari beban mental atas pencapaian dunianya. Tetap kembali menempa dirinya yang baik untuk yang terbaik, menapakinya dengan melanjutkan bersekolah di kampus impiannya, The Juilliard School, Amerika Serikat seusai dari SMM Yogyakarta! (JP) ***
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
sumber gambar: https://kabarcepu.id/entertainment/merinding-lagu-loneliness-ciptaan-putri-ariani-bikin-juri-dan-penonton-di-agt-2023-tercengang-begini-isi-liriknya/