Membangkitkan Kembali Pusat Pendidikan Muaro Jambi (2) – Inspirasi Bagi Peningkatan SDM Zaman Now

Home » Artikel » Membangkitkan Kembali Pusat Pendidikan Muaro Jambi (2) – Inspirasi Bagi Peningkatan SDM Zaman Now

Dilihat

Dilihat : 112 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 5
  • 31
  • 25,991

Oleh: Jo Priastana

 

“Access to knowledge is the superb, the supreme act of truly great civilizations”

(Toni Morrison, 1931-2019, Penulis Afro-Amerika, Peraih Nobel Sastra)

 

Sampai saat ini kejayaan Sriwijaya terus menjadi inspirasi para penerus bangsa, terutama  Pusat Pendidikan Agama Buddha yang masih terus bergema dan memberi inspirasi bagi masa kini untuk membangun Indonesia Raya. Terutama membangun dunia pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Dunia pendidikan sangat berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Kejayaan Sriwijaya nyatanya terus hidup di dalam sanubari orang Indonesia termasuk para pemimpin negeri saat ini yang sedang membangun negeri dan menggali inspirasi darinya. Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, dalam sambutannya pada perayaan ulang tahun ke 50 Kamar Dagang dan Industri pada Senin, 24 Sepetember 2018,  menyampaikan tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Ia menukik ke sejarah masa silam untuk masa kini yang tengah dihadapi sehubungan dengan SDM. Dalam sambutannya itu, ia meringkas tentang perjalanan sejarah mulai ribuan tahun lalu, saat nenek moyang bangsa Indonesia sudah berlayar sampai ke Madagaskar. Dia memaparkan juga tentang kejayaan Sriwijaya dan Majapahit pada masanya. (Kompas 28/9/18).

 

Tantangan Dunia Pendidikan

Mengutip prasasti Nalanda di India pada 860 Masehi, Ketua umum Kadin ini menyebut Sriwijaya kala itu sebagai kerajaan internasional yang menjadi pusat pendidikan di Asia. Pencapaian tersebut menumbuhkan keyakinan bahwa bangsa Indonesia secara historis mempunyai peradaban, daya pikir, strategi dan imajinasi tinggi yang dapat diimplementasikan.

Namun, merujuk data Kementerian Ketenagakerjaan, disampaikan juga tantangan terkini, yakni lebih dari separuh dari 133 juta orang tenaga kerja Indonesia berpendidikan sekolah dasar. Apabila dilihat lebih dalam, sebanyak 26 persen di antaranya tidak lulus SD. Lebih jauh, hanya 12-13 persen tenaga kerja berpendidikan diploma atau universitas.

Indeks pembangunan manusia Indonesia ada di peringkat ke -116. Peringkat daya saing SDM Indonesia tahun 2017 hanya nomor 90 dari 118 negara. Karena itu, tantangan bagi Indonesia pada masa sekarang adalah membangun SDM berkualitas demi menjayakan bangsa. Sulit untuk berkompetisi jika persoalan SDM tidak dibenahi, dan ini bisa melalui pendidikan.

Kejayaan Sriwijaya merupakan sebuah fenomena yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan segala keragamannya yang telah dimiliki sejak dahulu kala. Justru dengan keragamannya itulah bangsa Indonesia menjadi kuat dan besar, kuat karena bersatu, besar karena masing-masing saling mendukung satu sama lain dalam keragamannya. Sriwijaya yang pernah hadir dalam sejarah Indonesia senantiasa mengingatkan dan memberi kita inspirasi  bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.

Pada kesempatan HUT Kadin ke-50 itu, Kadin memberikan penghargaan Tokoh Pemerataan Pembangunan bagi Presiden Joko Widodo. Presiden kala menerima penghargaan itu kembali mengingatkan, Indonesia adalah negara besar dengan warna-warni perbedaan. Penduduknya 263 juta jiwa yang tersebar di belasan ribu pulau, 34 provinsi, dan 514 kabupaten/kota. Indonesia memiliki 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah, dengan adat, tradisi, dan agama yang berbeda.

Mengelola negara sebesar Indonesia bukan hal gampang. Sebab, setiap daerah memiliki kasus, kebutuhan, dan permintaan yang berlainan. Menurut Presiden, kita bernegara, bukan hanya berbisnis atau berekonomi. Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Mudah menyelesaikan berbagai persoalan apabila kita memegang aset-aset yang bernilai tersebut. Sebagai warga negara sebesar Indonesia, janganlah kita meributkan hal-hal kecil, mari bersatu menjayakan Indonesia.

 

Diplomasi Budaya Sriwijaya dan Nalanda

Aktivitas pendidikan merupakan inti dari proses perkembangan budaya yang mampu meningkatkan sumber daya manusia antar negara, sebagaimana yang terjadi di pusat pendidikan Muara Jambi semasa kerajaan Sriwijaya dahulu kala. Sifat pendidikan dengan beragam kajian ilmunya yang obyektif universal, menjadikan Sriwijaya terbuka terhadap dunia luar, diantaranya negeri di sekitarnya India.

India pada masa itu juga telah memiliki banyak pusat Pendidikan seperti Nalanda, Vikramasila, Valabhi dan lainnya. Pusat pendidikan di Muaro Jambi, semasa Sriwijaya pun memiliki keterkaitan erat dengan pusat Pendidikan Nalanda di India. Keterkaitan dua pusat pendidikan besar di masanya ini menjadi bagian yang sangat berarti bagi diplomasi budaya diantara negara tersebut, Sriwijaya dan India.

Hassan Wirayuda saat menjadi salah satu pembicara dalam acara “Reviving the Sriwijaya-Nalanda Civilization Trail” di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, 8 Agustus 2017 turut menceritakan tentang kebesaran Sriwijaya. (Laporan Risa Herdaguta Putri, 8 Agustus 2017, 19:55. Dalam Historia,id).

Dikatakannya, bahwa sebelas abad lalu, Sriwijaya dan Nalanda membangun hubungan diplomasi budaya yang saling menguntungkan. Nalanda dikenal sebagai universitas kuno dan kota kuno di India. Ia pernah menjadi pusat pendidikan agama Buddha dari tahun 427-1197 M di bawah kerajaan Pala.

“Di mana ada hubungan langsung antara Sriwijaya dan Nalanda. Penting untuk diketahui, bahwa sebelum zaman modern, bangsa Indonesia sudah terhubung dengan hal yang sangat penting, yaitu pikiran,” kata Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam sambutan seminar.

Mantan Menteri Luar Negera Hasan Wirajuda mengatakan bahwa hubungan Sriwijaya-Nalanda lewat pendidikan, khususnya pertukaran pelajar, terbukti ampuh membangun hubungan antarbangsa. “Karena pada akhirnya peopletopeople penting meningkatkan hubungan antar dua Negara,” katanya. Menurut Hasan, Sriwijaya menampilkan diri tidak hanya sebagai pemberi, tapi juga penerima.

Kerajaan Sriwijaya itu mengirimkan Pangeran Dharmakirti untuk belajar di Nalanda. Di sisi lain, Sriwijaya juga menerima seorang lulusan Nalanda, Atisha Dipankara untuk melanjutkan studi Buddhisme di Sriwijaya.

“Atisha pernah berkata, tidak lengkap belajar Buddhisme jika tidak pergi ke Sriwijaya,” ujar Hassan. Padahal, kata Hassan, Atisha bukan tokoh sembarangan. Tokoh besar dalam filsafat Buddha dan spiritual itu berpengaruh tidak hanya di India, tapi juga sampai ke Tibet.

Saking berpengaruhnya, Atisha sampai dibujuk empat kali oleh raja Tibet untuk datang ke negaranya. Setelah tiga kali menolak datang, dia pun setuju dan menjadi tokoh pembaru Buddhisme di Tibet.” Dan dia alumni Sriwijaya,” kata anggota Nalanda International Advisory Panel itu.

Pelajaran lainnya, kata Hassan, Sriwijaya sangat royal memberikan bantuan kepada kerajaan asing. Sriwijaya menyeimbangkan sebuah bangunan biara kepada Nalanda.

“Saya datangkan ini seperti satu unit kesatuan lengkap. Isinya asrama mahasiswa, asrama profesor, perpustakaan, dan sebagainya,” terangnya.

Universitas kuno itu, kata Hassan, memiliki 10.000 pelajar dan 3.000 pengajar. “Di dunia sekarang ini, mungkin adanya hanya di Cambridge dan Oxford,” ujar Hassan.

Bukan hanya bangunan biara, Sriwijaya juga berhasil memperoleh konsensi tanah dari raja setempat yang disumbangkan kembali untuk perawatan biara dan beasiswa. “Sriwijaya, nenek moyang kita telah mengajarkan agar kita lebih banyak memberi,” kata Hassan.

 

Merdeka Belajar di Kampus Situs Bangunan Kuno

Kejayaan Sriwijaya dengan pusat pendidikan di Muaro Jambi merupakan warisan sejarah masa lalu yang telah menghantar kejayaan Nusantara merupakan aset besar bangsa. Terlebih adalah pusat pendidikan yang menjadi sumber daya manusia unggulan dan mendukung kejayaan bangsa. Pusat Pendidikan Muaro Jambi dengan kejayaan Sriwijaya telah membuktikan terwujudnya persatuan, persaudaraaan dengan banyaknya manusia-manusia yang bermutu.

Kiranya, dengan membangkitkan kembali Pusat Pendidikan Muaro Jambi yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi ini akan memberi inspirasi dan motivasi besar bagi kemajuan, kebesaran dan kejayaan Indonesia masa kini. Melalui pendidikan diharapkan terjadinya peningkatan mutu manusia Indonesia yang mampu bersaing dengan negara-negara lain. Melalui Pendidikan, negara membuka diri terhadap tantangan dunia yang berkembang, membangun peradaban umat manusia dalam suasana pendidikan yang memerdekakan.

Sebagaimana anak-anak yang senang dan riang belajar, apalagi dengan kebebasan dan kemerdekaan belajar di alam terbuka, maka kampus dengan situs bangunan kuno akan menjadi daya tarik bagi dunia pendidikan kontemporer masa kini. Seakan masa lalu, masa kini dan masa depan itu terentang dalam garis waktu yang sama. Dunia pendidikan, ilmu pengetahuan selalu dibutuhkan di dalam setiap zaman.

Belajar, studi itu bisa di mana saja dalam bentangan alam apa adanya, dan bukan tidak mungkin kampus Muaro Jambi dengan keberadaan candi-candinya ini akan memiliki daya tarik luar biasa. Niscaya kebangkitan kembali perguruan tinggi Muaro Jambi di dalam era terbuka ini akan juga didatangi mahasiswa mancanegara sebagaimana ramainya Pusat Pendidikan Muaro Jambi dahulu kala.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan, membangun kampus dalam kompleks percandian Muaro Jambi tidak terpaku pada gambar kampus bergedung, “Bangunan candi dan kompleks yang luas itu dikelola sebagai ruang untuk berjalannya pendidikan”, katanya. (Kompas, 23 Mei 2022).

Pusat pendidikan Muaro Jambi telah mengharumkan kejayaan Sriwijaya di masa lalu. Banyak yang dapat dipelajar dari sejarah kegemilangan bangsa di Nusantara ini, dan pelajaran sejarah merupakan pelajaran penting dari semua pelajaran dan jika tidak mempelajarinya maka sejarahlah yang akan memberi pelajaran.

Aldous Huxley, filsuf, penulis mengingatkan “That men do not learn very much from the lessons of history is the important of all the lesson that histroy has to teach”. Manusia yang tidak belajar banyak dari pelajaran sejarah adalah pelajaran terpenting dari semua pelajaran yang diajarkan sejarah, dan tampaknya memang relevan dan masa lalu selalu aktual.

Kita optimis, membangkitkan kembali pusat pendidikan Muaro Jambi yang memberi dukungan bagi kejayaan Sriwijaya akan memberikan inspirasi dan motivasi bagi kebangkitan dunia pendidikan dan menghantar kejayaan Indonesia. Melalui pendidikan yang meningkatkan sumber daya manusia berkualitas, manusia Indonesia yang cerdas dan tercerahkan, yang mendukung persatuan dan kejayaan Nusantara itu akan menjelma kembali! (JP). ***

 

(Sumber: Jo Priastana, “Buddhist Backpacker: Jelajah Jejak Buddha Nusantara”,  Yayasan Yasodhara Puteri, 2019)

Butuh bantuan?