“Menjadi Buddhis Sesungguhnya” Mengenang Satu Tahun Thich Nhat Hanh

Home » Artikel » “Menjadi Buddhis Sesungguhnya” Mengenang Satu Tahun Thich Nhat Hanh

Dilihat

Dilihat : 75 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 16
  • 33
  • 30,370

MENGENANG SATU TAHUN

THICH NHAT HANH (11/10/1926- 22/01/2022)

TOKOH “ENGAGED BUDDHISM”

 

Oleh: Jo Priastana

(Indonesia)

 

“Buddhism means to be awake. Mindful of what is happening ini one’s body, feelings, mind and the world.  If you are awake you cannot do otherwise than act compassionately to help relieve suffering you see around you. So Buddhism must be engaged in the world. If is not engaged it is not Buddhism” (Thich Nhat Hanh)

Itulah idiom terkenal dari Thich Nhat Hanh yang memperlihatkan esensi dari Buddhadharma sebagai ajaran love in action, kasih sayang yang membebaskan. Kalimat yang menunjukkan bahwa transformasi diri yang telah terbangkitnya kasih sayang akan juga menyentuh kepada transformasi sosial. Idiom yang selalu teringat ketika ada kerisauan akan siapakah sesungguhnya seorang Buddhis itu? Bagaimanakah menjadi seorang Buddhis itu?

Begitulah sosok Thich Nhat Hanh, bhiksu Buddhis yang telah terbangun kesadarannya, peka terhadap penderitaan yang ada di sekelilingnya dan tergerak dalam keterlibatan nyata dalam hidup praksis. Kesadaran diri itu terjelma dalam melakukan transformasi sosial melalui berbagai aktivitas spiritual dan kemanusiaannya yang dilakukannya di berbagai negara di dunia ini,

Thich Nhat Hanh menyadari bahwa Buddhadharma itu tidak hanya ditujukan bagi mereka yang semata hidupnya menyepi atau terkunci dalam biara, namun juga menjawab persoalan-persoalan aktual, terlibat aktif dalam menangani persoalan sosial kemanusiaan yang terjadi di dunia.  Dalam sosok Thich Nhat Hanh, Buddhadharma bukan semata berlaku bagi yang hanya mementingkan kesucian pribadi, namun juga kebahagiaan dan kesejahteraan bagi banyak orang yang harus diperjuangkan secara kongkrit. Sabbe Satta Bhavanthu Sukhitatta!

Bodhisattva Masa Kini

Buddhadharma hadir ke dunia untuk pembebasan, menghentikan  penderitaan eksistensial manusia. Karenanya, Buddhadharma yang dibabarkan oleh mahkluk yang telah tercerahkan seperti Sang Buddha itu bersifat kontekstual. Buddharma tidak semata teks-teks suci belaka namun adalah ajaran yang kontekstual yakni tidak terpisah dari persoalan derita yang dialami banyak orang. Buddhadharma terlibat dengan persoalan nyata yang dihadapi banyak manusia di dunia dan aktif melakukan tindakan-tindakan yang membebaskan.

Dalam pemahaman dan semangat Buddhadharma seperti itulah, dunia dewasa ini menemukannya dalam sosok Thich Nhat Hanh, seorang tokoh Buddhis cerdas dan bijaksana di dalam membawa Buddhadharma mengarungi jaman kini dan memenuhi tuntutan spiritualitas manusia masa kini. Thich Nhat Hanh mewakili sosok manusia Buddhis yang tercerahkan pada masanya atau bisa dikatakan sebagai Bodhisattva masa kini, dan sebagai seorang Bhiksu, dunia kehidupan dengan berbagai deritanya adalah biara yang sesungguhnya dalam menempa diri.

Tokoh yang dapat dipandang sebagai Bodhisattva masa kini ini, karena menghadirkan Buddhadharma untuk menjawab problematik kemanusiaan masa kini.  Segenap ajaran Thich Hant Hanh diarahkan kesitu, demi meringankan dan membebaskan derita manusia, karena cinta kasih dan kasih sayang itu memang sungguh-sungguh berdaya. Pribadi dan hidup Thich Nhat Hanh merupakan representasi dari Buddhadharma yang sungguh hidup nyata sesuai dengan perkembangan dunia dan persoalan penderitaan yang tengah dihadapi manusia.

Thich Nhat Hanh tidak menolak untuk melakukan keterlibatan secara politis dalam rangka mewujudkan misi kemanusiaan dan perdamaian dengan cara-cara non-kekerasan disertai kesadaran penuh dan kebijaksanaan. Riwayat hidupnya di negerinya sendiri Vietnam maupun aktivitas perdamaian dunianya memperlihatkan akan hal itu. Dalam berbagai kesempatan perjuangannya ini juga berkembang dalam lingkungan Buddhis, memberi menginspirasi dan menular kepada aktivis muda Buddhis di seluruh dunia.

Sebuah spiritualitas Bodhisattva yang dicontohkan Thich Nhat Hanh kepada segenap umat Buddha, aktivis Buddha dan umat manusia pada umumnya dalam lapangan sosial-politis sebagaimana juga yang dilakoni Sang Buddha semasa hidupnya. Bahwa transformasi diri itu berkembang dalam transformasi sosial. Thich Nhat Hanh telah menjadi guru dan memberi inspirasi bagi para aktivis sosial kaum muda Buddha untuk menjadi apa yang disebut seorang Buddhis, manusia Buddhis yang sesungguhnya.

Memberi inspirasi, semangat dan menumbuhkan banyak aktivis kemanusiaan di dunia dalam memperjuangkan kehidupan, mengatasi masalah lingkungan, politik, cinta damai, non-kekerasan, dan kesehatan mental masyarakat dunia. Perjuangan yang dilakukan melalui rangkaian-pelatihan meditasi mindfulness dan sejumlah aksi perdamaian yang melahirkan kejernihan berpikir dalam melihat permasalahan dan keterlibatan aktif di ladang penderitaan dunia dan manusia.

Representasi Buddhadharma

Hampir dalam sepanjang hidupnya, Thich Nhat Hanh mewujudkan Budddharma yang terlibat (Engaged Buddhism). Sebagai pejuang perdamaian dalam perang Vietnam dan nominasi Noble Prize, serta tokoh utama “Engaged Buddhism,” hidupnya merupakan sebuah karya dari spiritualitas Buddhadharma yang terlibat. Tokoh yang pada akhirnya banyak menetap di Plum Village, Perancis ini dalam perjuangannya menekankan aktivitas dalam kehidupan masyarakat, membawa hidup berkesadaran dalam perhatian murni ke dalam persoalan aktual sehari-hari.

Thich Nhat Hanh juga dikenal sebagai penulis produktif yang memperlihatkan bagaimana cara hidup meditasi Zen-nya maupun penulisan dalam buku-bukunya yang sangat dekat kepada fundamental Buddhism. Sebagai seorang Bhiksu Mahayana, Zen Buddhism, beliau juga tidak kalah fundamentalnya seperti para Bhikkhu Theravada, karena dalam penulisan-penulisan bukunya, Thay juga sangat akrab dengan penggunaan sutta-sutta, khotbah-khotbah Sang Buddha. Membaca karya-karya Thay sepertinya dapat terpetik cahaya pemahaman dan pencerahan dari fundamental Buddhadharma sebagaimana yang terdapat dalam Sutta-Sutta, khotbah-khotbah Buddha. 

Selain itu, Thay juga akrab dengan sutra-sutra Mahayana. Melalui ratusan karya tulisnya itu, Thich Nhat Hanh merupakan sosok penulis yang mampu mengangkat kedalaman esensi ajaran Buddha secara utuh. Ia juga mampu menginterpretasi dan mempresentasikan Buddhadharma seperti misalnya substansi sutra besar Prajnaparamita untuk melihat persoalan aktual masa kini. Sekaligus diri dan hidupnya merepresentasikan ajaran luhur Buddha itu.

Dalam pandangan yang tercerahkan ia melihat keterkaitan segala sesuatu sebagai yang diungkap dalam konsep Buddhis tentang Pratityasamutpada maupun Sunyata. Dan lebih dari sekedar pemahaman, Thay pun menumbuhkannya dengan membentuk organisasi yang bernama “Orde Interbeing”, dimana semua bangsa di dunia dapat berhimpun bersama dan bersaudara dalam kebaikan, memperjuangkan perdamaian dunia dan kebahagiaan umat manusia. 

Istilah orde interbeing yang mencerminkan kesunyataan Buddha bahwa realitas hakiki dari kehidupan dan dunia sebagai saling ketergantungan satu sama lain, tiada entitas yang terpisah. Hidup saling tergantung dan membutuhkan satu sama lain, karena penderitaan mereka adalah penderitaan kita juga. Tangis mereka adalah air mata kita yang juga yang menjadi sumber dari mata air cinta kasih kita.

Kebijaksanaan Prajna sebagai penembusan akan Sunyata yang tumbuh dari hasil meditasi berkesadaran tercermin dalam aktualisasi dari karuna, welas asih, compassion. Melalui Orde Interbeing, sikap hidup dan gerakan Thich Nhat Hanh menjadi terhubung dengan semesta dan terlibat dalam persolan kemanusiaan, perdamaian dan persaudaraan umat manusia. Dalam pemahaman orde interbeing inilah bahwa kasih sayang itu adalah keterlibatan, dan cinta adalah sebuah tindakan.

Buddhadharma yang Terlibat

Sejak muda Thay, telah berupaya mewujudkan nilai-nilai Buddhadharma sekalipun itu bersentuhan dengan kekuasaan politis. Buku “Aksi Cinta” dimana dia bersama rekan-rekan muda dalam sekolah sosial kaum muda pada masa itu, memperlihatkan bagaimana perjuangannya di ranah politis dalam perang Vietnam dengan segala pengorbanannya. Dikenal sebagai tokoh “Buddhism Engaged”, Thich Nhat Hanh adalah juga seorang filsuf Buddhis, spiritualis dan aktivis perdamaian. Beliau melakukan gerakan kemanusiaan untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Thich Nhat Hanh bisa dikatakan sebagai pendiri gerakan yang bernama “Engaged Buddhism”, bersama rekannya tokoh Buddhis besar asal Thailand, Sulak Sivaraksa. “Engaged Buddhism” sebagai cerminan spiritualitas Buddhadharma dimana kasih sayang itu berdaya untuk mengatasi masalah-masalah sosial, politik, lingkungan-alam, keselamatan bumi, dan masalah-masalah psikologis-spiritual yang dihadapi manusia di dunia dewasa ini.

Sejalan dengan Thich Nhat Hanh, rekannya, Sulak Sivaraksa merupakan praktisi “Engaged Buddhism,” atau gerakan Buddhis yang terlibat secara sosial (socially engaged Buddhist). Sulak Sivaraksa berkeinginan untuk membangun sebuah gerakan pembebasan Buddhis di Asia dan sekitarnya. Pada tahun 1989, tokoh nominator Hadiah Nobel Perdamaian ini mendirikan International Network of Engaged Buddhism untuk menjalankan misi mulianya itu. (Sulak Sivaraksa, 2013:97).

Thich Nhat Hanh merupakan tokoh yang menyejukkan, wisdom dan cerdas yang mampu memperlihatkan bahwa spiritualitas itu pantas berdaya bagi kehidupan banyak orang dan kehidupan manusia di dunia. Beliau tidak sungkan untuk melakukan keterlibatan secara politis dalam rangka mewujudkan misi kemanusiaan dan perdamaian, persaudaraan dengan cara-cara non-kekerasan disertai dengan kejernihan berpikir, kesadaran, kebijaksanaan dan welas asih.

 Kehadiran dan gerakannya di dunia saat ini, membuka mata bagi komunitas dunia internasional dan lingkungan Buddhis bahwa cinta kasih, welas asih  dan sikap tanpa kekerasan memang pantas dinyatakan dalam dunia kehidupan. Thich Nhat Hanh sungguh hadir ke dunia mencerminkan nilai spiritualitas Buddhadharma. Beliau adalah representasi dari hidupnya ajaran Buddha (living Buddhism). Kehidupannya yang selalu terlibat dalam persoalan penderitaan dunia adalah Buddhadharma yang hidup, teladan Bodhisattva masa kini, mencerminkan apa yang dilakoni Buddha semasa hidupnya.

Thich Nhat yang wafat pada pada tanggal 22 Januari 2022 di Wihara Tu Hieu, di negerinya Vietnam adalah seorang tokoh Buddhis besar yang pernah hadir di dunia, dan yang mampu memadukan Buddhadharma untuk kebahagiaan manusia dan perdamaian dunia. Baginya spiritualitas dan aktivis dalam lapangan sosial-politis bukanlah sesuatu yang terpisahkan dari tumbuhnya kesadaran murni, sesuatu tindakan luhur dan cerdas yang sungguh menghadirkan Buddhadharma berdaya untuk dunia kehidupan.

 

Selalu Hadir dan Terhubung

Cara hidup yang berdasarkan Buddhadharma adalah hadir untuk keterlibatan (engaged) dengan penuh kesadaran pada masalah-masalah di dunia untuk perdamaian, kemanusiaan, persaudaraan dan bukan untuk melarikan diri (escapisme) dari dunia. “Meditation is not an escape. It is the courage to look at reality with Mindfulness,” ujarnya yang sungguh menjadikan kita Buddhis sejati di dalam menjalani hidup meditatif yang penuh kesadaran dalam realitas kehidupan.

Thay, sebutan akrabnya, mengingatkan kita semua akan esensi ajaran Buddha dan siapa Buddhis itu sesungguhnya, apa yang sepantasnya dilakukan seorang Buddhis sejati dalam kehidupan dan kelahirannya di dunia ini. Baginya, menjadi Buddhis itu adalah bangkitnya kesadaran dalam melihat penderitaan sesama dan mewujudkan engaged Buddhism. Karena kita semua terhubung satu sama lain yang sepantasnya mewujudkan welas asih dalam berbagai keterlibatan sosial. Satu tahun Thay telah meninggalkan kita di dunia, namun begitu, beliau selalu dekat di hati para pejuang Buddhis, karena sesungguhnya beliau selalu terhubung dan tidak pernah berlalu.

 “No coming, no going, no after, no before. I hold you close, I release you to be free. I am in you And You are in me.” Inilah ungkapan terkenal Beliau yang selalu memberikan kehangatan dan kekuatan bagi kita karena Beliau senantiasa hadir dan selalu terhubung, selalu ada dan terbayang dalam kita meraih kekuatan dalam senyumnya yang selalu menawan kita di jalan dharma.

Beliau selalu hadir dan terhubung dalam senyum pencerahannya yang berkesan. Selalu hadir dalam aksara kebijaksanaannnya yang tertuang dalam ratusan buku-bukunya, maupun dalam setetes embun di dedaunan menghijau dan awan putih di cakrawala. Thich Nhat Hanh selalu hadir sebagaimana sinar rembulan dan cahaya mentari pagi yang selalu menyediakan cinta kasih dan kebijaksanaan di hati kita semua! (JP).

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)

Sumber gambar: https://thichnhathanhfoundation.org/thich-nhat-hanh

Butuh bantuan?