Oleh: Jo Priastana
“Saya bukan seorang guru, tapi seorang yang membangkitkan kesadaran”
(Robert Frost, 1874-1963, Penyair AS)
Mindful learning yang kini akan diberlakukan dalam pendekatan pembelajaran dalam satuan pendidikan nasional memiliki sejarah dan tradisi dalam Buddhadharma. Karenanya, bagi kalangan Buddhis mindfulness pastinya telah akrab dan begitu dikenal, mengakar dalam kehidupan sehari-hari dan tercermin dalam praktek meditasi.
Begitu pula, sekolah-sekolah Buddhis pastinya juga telah menjadikan mindfulness sebagai tradisi dalam pembelajarannya, baik pembelajaran yang dilakukan secara indoor maupun outdoor. Kosa kata mindfulness atau kesadaran penuh, memiliki akar yang sangat dalam di dalam tradisi spiritual Buddhadharma.
Konsep mindfulness berasal dari kata Pali “sati”, yang berarti kesadaran atau perhatian penuh terhadap pengalaman saat ini. Mindfulness berakar dari ajaran Buddha yang mengajarkan pentingnya kesadaran penuh dalam hidup sehari-hari sebagai jalan menuju pencerahan. Dalam Buddhisme, mindfulness adalah bagian dari Noble Eightfold Path (Jalan Mulia Berunsur Delapan), yang merupakan pedoman untuk mengakhiri penderitaan dan mencapai pencerahan.
Pengembangan Mindfulness
Meditasi mindfulness adalah satu ruas dari delapan ruas utama jalan menuju pembebasan dukkha yaitu meditasi. Praktik meditasi baik yang dikenal sebagai samatha (ketenangan) maupun vipassana (insight) meditation, bertujuan untuk menciptakan ketenangan, keheningan dimana darinya akan memunculkan perhatian terhadap segala fenomena yang muncul di pikiran dan tubuh dengan tanpa penilaian. Tumbuhnya kesadaran penuh atau mindfulness hasil dari upaya praktik meditasi memungkinkan seseorang mengenali dan menyadari akan keberadaan dirinya.
Mindfulness sudah ada dalam tradisi Buddha sebagai budaya kesadaran. Seturut dengan kebangkitan kembali agama Buddha di abad modern, para tokoh Buddha dan Bhikkhu juga membawa dan memperkenalkan mindfulness ke masyarakat modern seperti ke Eropa dan Amerika sehingga memungkinkan mindfulness, hidup berkesadaran berkembang di dalam berbagai ranah kehidupan, akademis dan bidang keilmuan maupun dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Terdapat sejumlah tokoh yang terlibat dalam pengembangan mindfulness, seperti Thich Nhat Hanh, Jon Kabat-Zinn, Daniel Goleman, Jack Kornfield, Susan Kaiser Greenland, maupun Ellen J Langer dan banyak lainnya. Mereka telah berjasa menjadikan mindfulness menjadi kosa kata yang populer dan menjadikan manusia menjalani hidupnya secara sadar.
Thich Nhat Hanh (1926-2022), Zen Master dari Vietnam memiliki peran yang sangat penting dalam mempopulerkan mindfulness, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari dan di dunia Barat. Peran Thich Nhat Hanh sangat besar dalam membawa praktik mindfulness ke khalayak luas di luar tradisi Buddhis, serta mempopulerkan konsep mindfulness dalam konteks yang lebih inklusif dan praktis. Thich Nhat Hanh mencontohkan bahwa mindfulness bukan hanya untuk meditasi atau praktik spiritual, tetapi juga bisa diterapkan dalam berbagai ranah aktitivitas manusia.
Ia menekankan pentingnya hadir sepenuhnya dalam setiap tindakan, seperti makan, berjalan, atau bahkan mencuci piring. Segenap aktivitas yang dilakukan dengan penuh perhatian dan kesadaran termasuk dalam pendidikan dengan mentradisikan meditasi mindfulness dalam mengawali pembelajaran di sekolah, sebagaimana dapat disaksikan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi Buddhis di Indonesia.
Thich Nhat Hanh menulis banyak buku dan mengajarkan mindfulness kepada pembaca dari berbagai latar belakang. Banyak judul bukunya, diantaranya “The Miracle of Mindfulness dan Peace is Every Step.” Buku ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia untuk mempraktikkan mindfulness dalam kehidupan mereka. Thich Nhat Hanh menyampaikan ajaran mindfulness dengan cara yang sangat lembut dan aksesibel, mudah dipahami, sehingga menjadikannya mindfulness lebih mudah diakses oleh orang-orang dari berbagai latar belakang, bukan hanya mereka yang terlibat dalam praktik Buddhisme.
Tradisi Mindfulness di Sekolah
Dalam dunia pendidikan, mindfulness juga mengundang daya tarik dalam bidang penelitian. Ada penelitian tentang mindfulness dalam bidang pendidikan, seperti: “The Impact of Mindfulness-Based interventions on Students’ Attention and Well-Being: A Review of the Literature” dalam Journal of School Psychology atau Mindfulness Journal. Artikel ini mengkaji berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak intervensi berbasis mindfulness di kalangan siswa, baik di sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Beberapa temuan utama yang sering dibahas, misalnya: peningkatan fokus dan konsentrasi, pengelolaan emosi, peningkatan kesehatan psikologis, penerapan dalam kurikulum sekolah.
Ada juga artikel: “Analisis Penerapan Mindfulness dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar” Penulis: Melfianora, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (JIIP), Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (JIIP), halaman 1214-1219. Artikel ini mengkaji penerapan mindfulness dalam pembelajaran siswa sekolah dasar dengan tujuan meningkatkan literasi siswa, mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Artikel ini memberikan wawasan mengenai potensi mindfulness dalam meningkatkan literasi dan keterampilan abad ke-21 pada siswa sekolah dasar dan dapat menjadi acuan bagi pendidik dan pembuat kebijakan pendidikan.
Salah satu tokoh utama saat ini yang mempopulerkan konsep mindfulness dalam pendidikan adalah Ellen J. Langer (78 th), yang menyatakan mindfulness sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel, kreatif, dan berbasis pada kesadaran penuh atau present moment. Pendidikan berbasis mindfulness mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara terbuka dan fleksibel, bukan hanya menerima informasi secara pasif.
Menurut Ellen Langer, pembelajaran yang penuh kesadaran dapat membantu siswa untuk melihat berbagai perspektif dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Ellen J. Langer (lahir 25 Maret 1947) adalah seorang psikolog dan profesor di Harvard University. Ia dikenal karena kontribusinya dalam bidang psikologi sosial, terutama dalam konsep mindfulness dan penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Dia mengembangkan teori mindfulness yang berfokus pada bagaimana cara individu dapat lebih sadar akan pengalaman mereka dan lebih terbuka terhadap berbagai kemungkinan, alih-alih mengikuti pola berpikir otomatis.
Mindfulness telah menjadi inklusif dan praktis yang menarik masyarakat Barat yang terdidik, tumbuh mendampingi perkembangan budaya modern, diterapkan dalam berbagai ranah kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan menjadikan tradisi mindfulness di sekolah-sekolah.
Thich Nhat Hanh sangat besar peranannya dalam mempopulerkan mindfulness untuk dunia, serta dalam rangka membangun kesejahteraan (well-being) dan menumbuhkan budaya perdamaian. Pastinya keberhasilan itu juga diawali dalam bidang pendidikan di sekolah dengan pendekatan belajar deep learning dengan interaksi proses belajar mengajar guru dan siswa tumbuh dalam kesadaran sepenuhnya, mindful learning. (JP) ***
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Sumber gambar: Meta AI