Oleh: Jo Priastana
Meskipun seperti pengembara, matahari terbenam, kegelapan menguasai diriku, dan tempat tinggalku hanyalah batu, Namun dalam mimpiku aku ingin lebih dekat denganmu, Tuhanku, Lebih dekat lagi, Tuhanku, Padamu, lebih dekat lagi” (Sarah Flower Adam, 1805-1848, Penyair, Aktris)
Tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama di Selat Bali pada Rabu Malam 2 Juli 2025, sekitar pukul 23.35 membawa 53 penumpang, 12 kru dan 22 kendaraan. Kita bisa membayangkan bagaimana kalau kita sedang berada dalam peristiwa seperti itu. Begitu dekatnya kematian, akankah kita masih tiba di pantai seberang? Adalah Film Titanic 1997, sebuah film ikonik yang menggambarkan kejadian saat-saat kapal pesiar Inggris di tahun 1912 tenggelam. Film itu semakin mengesankan karena juga dihias dua lagu terkenal, “My Heart will Go On”, dan “Nearer My God to Thee,” yang mengungkapkan keindahan dan kepedihan akan kematian dan orang-orang yang ditinggalkan.
Lagu “My Heart will Go On” menggambarkan perasaan cinta abadi meskipun kehilangan seseorang yang dicintai. Lagu tentang kasih sayang yang tulus dan abadi, komitmen untuk mendukung orang yang dicintai dan tentang cinta yang tak tergoyahkan serta janji yang selalu ada untuk orang yang dicintai, bahkan di tengah tantangan dan perbedaan, seperti kisah cinta Jack Dawson dan Rose DeWitt yang diperankan oleh Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet. “My Heart will Go On”, lagu abadi dengan pencipta James Horner, Will Jenning, dan dinyanyikan oleh penyanyi Kanada, Celine Dion yang berhasil memenangkan Academy Award untuk lagu orisinil terbaik.
Film Titanic juga dihias lagu “Nearer My God to Thee.” Lagu yang juga sangat menyentuh lubuk hati terdalam berkenaan dengan eksistensi manusia di hadapan maut. “Nearer My God To Thee” diduga adalah lagu yang dinyanyikan sebagaimana kejadian yang sebenarnya menjelang Titanic tenggelam pada dini hari di Samudra Atlantik Utara. “This is the song the band played before the Titanic sank”. Lirik lagu “Nearer My God To Thee” berasal dari puisi Sarah Flower (1805-1848) yang tercipta seakan sebagai “Air Mata Yang Menyentuh Langit,” sebagaimana lagunya yang dinyanyikan menjelang Titanic karam, dimana para penyanyi menyadari bahwa kematian akan tiba. Lirik dalam simfoni yang sangat menyentuh menyambut kematian dengan suka cita dan penerimaan sepenuhnya. “Nearer My God To Thee.”
“Nearer, My God, To Thee” Lebih Dekat Tuhan Ya, KepadaMu
Banyak yang menyanyikan Lagu “Nearer, My God, To Thee” dan juga dalam banyak versi masing-masing diantaranya penyanyi Rosemary Siemens. Nearer, my God, to thee, nearer to thee! E’en though it be a cross that raiseth me, Still all my song shall be, Nearer, my God, to thee; Nearer, my God, to thee, nearer to thee!
Though like the wanderer, the sun gone down, Darkness be over me, my rest a stone; Yet in my dreams I’d be. Nearer, my God, to thee; Nearer, my God, to the, nearer to thee!
Or if, on joyful wing cleaving the sky, Sun, moon, and stars forgot, upward I fly, Still all my song shall be, Nearer, my God, to thee; Nearer, my God, to thee, nearer to thee!
Banyak versi terjemahan lirik tersebut. “Lebih Dekat, Ya Tuhan, Kepada-Mu.” Lebih dekat lagi, Tuhanku, padamu, lebih dekat lagi! Sekalipun itu adalah salib yang mengangatku. Namun semua laguku akan semakin dekat padamu, Tuhanku, Lebih dekat lagi, Tuhanku, padamu, lebih dekat lagi! Namun semua laguku akan semakin dekat padamu, Tuhanku, Lebih dekat lagi, Tuhanku, padamu, lebih dekat lagi!
Meskipun seperti pengembara, matahari terbenam, kegelapan menguasai diriku, dan tempat tinggalku hanyalah batu, namun dalam mimpiku aku ingin lebih dekat denganmu, Tuhanku, Lebih dekat lagi, Tuhanku, padamu, lebih dekat lagi!
Atau dengan sayap kegembiraan membuat langit terbelah. Matahari, bulan, bintang terlupakan. Jiwaku berseru: Dekat kepada-Mu. Makin dekat, Tuhan, kepada-Mu. Segala sesuatu yang Engkau kirimkan kepadaku, kuberikan dengan penuh belas kasihan; para malaikat memanggilku untuk mendekat, Tuhanku, kepadamu, Lebih dekat lagi, Tuhanku, padamu, lebih dekat lagi!
Lirik dan lagu “Nearer, My God, To Thee” indah menyentuh, memperkenalkan kedamaian. Lebih dari sekali mendengarkan, benar-benar membuat menangis, terbayang mengantar ayah ke tempat peristirahatannya terakhir. Lagu ini tampaknya sedih tapi ketika menyanyikannya menjadi lagu yang sangat berbeda, memberdayakan, membangkitkan semangat, dan indah, menjadi energi penenang hati. Membuat sadar betapa selama ini kita yang merasa jauh akan kematian, menjadi intens menyadari betapa kematian itu begitu dekat.
Lagu tentang harapan di saat tak ada jalan lagi tentang kedekatan dengan Tuhan, di saat maut menjemput. Lagu “Nearer, My God, To Thee” bukan hanya lagu tapi iman kekuatan kesadaran terdalam dari hati yang percaya bahwa Tuhan tetap dekat bahkan di tengah tragedi terdalam, di ambang kematian.
Sungguh indah menginspirasi, suatu sikap menjelang kematian yang tampaknya juga selaras dengan napas kesunyataan sebagai cermin perenungan terhadap kematian (maranasati). Begitu dekatnya kematian, ketidak-kekalan, kontinuitas kehidupan, begitu dekatnya layaknya menyatu dengan “Yang Mutlak” (akatam), dekat sekali “Nearer My God To Thee.”
Sarah Flower Adam dan Kematian Begitu Dekat
Sarah Flower Adam (1805-1848), sang penulis lirik Nearer My Go To Thee, adalah seorang aktris Inggris yang menerima pujian atas penampilannya dalam produksi Macbeth karya Shakespeare tahun 1837. Setelah masalah kesehatan mengganggu rencananya untuk melanjutkan karier di teater, ia menemukan kenyamanan dalam menulis puisi dan himne.
Himne yang paling terkenal darinya, “Nearer, My God, to Thee,” muncul pada tahun 1841 ketika pendeta Adam sedang mencari himne untuk khotbah minggu berikutnya dari Kitab Kejadian 28: 11-19 yang oleh banyak orang disebut sebagai “tangga Yakub” atau “mimpi Yakub” dan melatarbelakangi puisi hymne “Nearer, My God, To Thee.”
Dalam film Titanic tahun 1997, lagu ini muncul dalam adegan yang dikatakan mencerminkan kejadian sebenarnya saat band kapal memainkan “Nearer, My God, to Thee,” menjelang Titanic tenggelam. Kedalaman cinta Tuhan, kedalaman hati yang menulisnya, Sarah Flower yang divonis penyakit mematikan tuberkolosis. Ia begitu dekat dengan Tuhan di saat ambang kematiannya.
“Nearer my god to thee,” bukan hanya dinyanyikan dengan suara tapi juga dengan air mata, sebuah lagu yang menyentuh langit, “makin dekat Tuhan”. Sebagai lagu Kidung Jemaat 401, himne puisi ini bukan hanya sekedar lagu tapi ini adalah doa jeritan hati dan harapan mendekatkan diri kepada Tuhan bahkan dalam keadaan sulit.
Sarah Flower Adam adalah putri dari Benjamin Flower seorang jurnalis dan politikus berani yang tak gentar membela hak-hak rakyat dari penindasan penguasa. Sarah tumbuh dengan semangat perjuangan. Ia menulis prosa, puisi, artikel tentang kebebasan martabat perempuan hingga hak-hak asasi manusia. Ia menikah dengan William Bridges Adam, seorang insinyur dan penulis pada tahun 1834. Harapannya menjadi aktris panggung hancur saat dia divonis menderita tuberkolosis, penyakit yang juga merenggut ibu dan adiknya Eliza.
Diatas ranjang sakit dengan tubuh lemah, Sarah tetap menulis. Ia menyalurkan jiwanya ke dalam puisi-puisi rohani, menggali inspirasi dari alkitab dan mencari kekuatan dari kisah iman. Suatu hari Sarah membaca kitab kejadian pasal 28 tentang Yakub yang dalam pelariannya tertidur di padang dan bermimpi tentang tangga ke surga dengan malaikat Tuhan naik turun di atasnya. Dari kisah itu lahirlah syair yang menyentuh langit “nearer my god to thee”.
Di tengah penderitaan ia merasa lebih dekat dengan Tuhan. Dua tahun setelah Sarah meninggal dunia datanglah seorang musisi bernama Lowell Mason (1792-1872). Suatu malam dalam gelap di tempat tidur, Mason tidak bisa tidur. Lalu entah dari mana nada demi nada mulai mengalir ke dalam pikirannya, keesokkan harinya ia menulis melodi, dari lagu yang tertulis pada 1856 itu, dan kini dinyanyikan di seluruh dunia.
Sebuah melodi yang seolah dikirim dari surga untuk menemani puisi Sarah. Lagu “Nearer my god to thee,” adalah doa jeritan hati dan harapan terakhir dari ratusan jiwa yang yang menghadapi maut di tengah lautan. Kita bisa membayangkan doa dan jeritan orang-orang dari kejadian kapal yang akan tenggelam. Doa jeritan yang mungkin juga terjadi dan dilakukan para penumpang saat kapal KMP Tunu Pratama tenggelam di Selat Bali pada Rabu Malam 2 Juli 2025.
Pemain Biola Mengiringi Titanic Tenggelam
Lagu itu mendapat sambutan luar biasa karena mendekatkan banyak orang di dunia untuk menyadari akan kematian dan dekat dengan Tuhan. Ada beberapa komentar dalam Youtube lagu, 2011. Titanic- “Nearer My God to Thee” (full version 5.40). Ada kisah tentang pemain biola yang memainkan lagu itu menjelang kapal titanic akan tenggelam. Komentar dari @hannahmceljaney, @benadettenewsham, dan @bayaknares.
Kisah sosok pemain biola, adalah yang paling dramatis dan menyedihkan dari semua latar belakang cerita di balik semua kejadian tenggelamnya Titanic. Pemain biola itu seharusnya menikah dalam perjalanan pulang dan tunangannya memberinya biola yang dimainkannya. Biola itu adalah prasasti tentang cinta mereka. Ketika kapal mulai tenggelam, ia memiliki kesempatan untuk naik ke kapal penyelamat, tetapi menolaknya karena begitu banyak orang lain yang tidak akan dapat diselamatkan. Ia memainkan lagu ini dengan anak buahnya sampai Titanic tenggelam. Ia kemudian menyimpan biolanya di dalam kotak dan memegangnya saat kapal tenggelam (@hannahmceljaney).
Beberapa bulan kemudian, biola itu ditemukan dan dikembalikan ke tunangannya, yang mewariskannya kepada leluhurnya. Kabarnya, biola ini ditemukan kembali di loteng dan dijual seharga 1,7 juta dolar. Biola Hartley, dan sekarang dipajang di kota asalnya Colne di Lancashire, Inggris di mana ia juga dimakamkan di ujung jalan dari tempat saya tinggal. Sungguh menakjubkan, benar-benar menakjubkan tidak dapat dipercaya dan terkadang hidup mengambil arah yang sangat aneh, lebih mengejutkan dari sebuah dongeng (@hannahmceljaney).
Pemain biola itu melakukan pengorbanan terbesarnya untuk menyelamatkan orang lain. Itu adalah tindakan yang berani dan tanpa pamrih. Berapa banyak dari kita yang akan melakukan hal yang sama jika itu adalah kita? (@benadettenewsham).
Saya menangis tersedu-sedu setelah membaca ini. Pria itu membawa hadiah cinta terakhirnya ke lautan tempat ia meninggal dan lautan mengembalikannya kepada kekasihnya. Sang kekasih menerimanya dan menyimpannya selama sisa hidupnya. Begitu indah! Alam mengambil cintanya tetapi memberinya kenangan abadi. Cerita yang indah tapi menyedihkan (@bayaknaresh).
Lagu “Nearer My God to Thee,’ mengalun menjelang tenggalamnya Titanic adalah simponi yang menenangkan dan mengundang perenungan tentang kematian (maranasati) sebagai yang menghantar pada kesadaran dimana kematian tidak menakutkan lagi, seperti saat menjelang tenggelamnya kapal Titanic yang menghadapkan orang akan kemungkinan terbesar mengalami kematian, memisahkannya dari kehidupan yang dijalaninya.
Melodi lagu yang menghantar perpisahan tentang penghayatan ketidakkekalan (anicca), dan mengajak melepaskan keterikatan (upadana), bebas dari kecemasan. Sebuah simponi yang melapangkan jiwa dan hati terbuka, batin yang tenang dan damai menyatu dengan kenyataan yang sebenarnya.
Pemain biola dengan anggota musiknya menenangkan banyak orang dengan menyanyikan lagu “Nearer my God to thee.’ Dalam pandangan Buddhis kondisi batin yang tenang, suka-cita tidak tenggelam dalam kedukaan, kebingungan (confuse), panik atau keterikatan sangat dibutuhkan, meski sebentar lagi mungkin kematian menjemput bersama tenggelamnya kapal Titanic.
Sungguh luar biasa ketenangan dan keheningan batin sang pemain biola, layaknya Bodhisattva dalam meditasi samatha dan vipassana dengan biolanya dan simponi yang digemakan yang seakan sedang menyanyikan bimbingan spiritual mengenai kematian. Membantu untuk mengenali makna hidup dan mendekat pada spiritualitas terhadap “Yang Mutlak” (akatam), ketika kematian menjelang, “Nearer my God to Thee.”
Kita mengharap dan mendoakan mereka yang berada di saat tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama di Selat Bali pada Rabu Malam 2 Juli 2025. Semoga dapat menyeberang ke pantai seberang. Gate-gate paragate parasamgate Bodhi Svaha! (JP) ***
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Sumber gambar: Meta AI