Pendekatan Kedokteran Tradisional dalam Pencegahan Stunting sebelum Kelahiran

Home » Artikel » Pendekatan Kedokteran Tradisional dalam Pencegahan Stunting sebelum Kelahiran

Dilihat

Dilihat : 80 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 70
  • 115
  • 62,199
Pic 6 Stunting

Oleh: Vijjavati Anindita

 

Stunting, dalam bahasa Indonesianya tengkes, adalah gangguan tumbuh kembang yang terjadi akibat kekurangan nutrisi saat berada di dalam kandungan hingga 1000 hari pertama sejak kelahiran. Sekali terkena tengkes (kerdil), tumbuh kembang seseorang secara fisik maupun intelegensia menjadi terhambat sehingga tengkes adalah gangguan kesehatan yang perlu diintervensi secara menyeluruh. Pencegahan tengkes dimulai sejak seorang manusia berada di dalam kandungan hingga dilahirkan dan tumbuh dewasa. Di masa itu, kecukupan nutrisi secara jenis dan jumlah perlu diperhatikan dengan baik. Tidak hanya nutrisi, aspek lain yang mendukung tumbuh kembang anak seperti sanitasi, higienis, dan pola hidup sehat pun tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan.

Pencegahan tengkes pada perempuan lebih detail dan intensif daripada pencegahan tengkes pada laki-laki. Hal ini karena perempuan memiliki fungsi reproduksi mengandung, melahirkan, dan menyusui anaknya. Intervensi tengkes dilakukan dengan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap dan perilaku pada perempuan sehingga harapannya, perempuan tidak memiliki riwayat anemia defisiensi besi kronis atau kekurangan energi kronis yang dapat menghambat kehamilannya. Anemia kronis dan kekurangan energi kronis adalah gangguan kesehatan utama pada perempuan yang dapat menyebabkan tengkes pada anak di dalam kandungan yang kemudian berpotensi meneruskan tengkes kepada keturunannya.

Pencegahan gangguan kesehatan sebelum seorang manusia dikandung sebenarnya bukan konsep yang baru di dalam kedokteran tradisional Tiongkok (Traditional Chinese medicine; TCM). Sun Si Miao menekankan gaya hidup dan pola makan yang rutin dan seimbang sesuai dengan musim serta tidak berlebihan dalam beraktivitas fisik dan berekspresi. Lebih jauh lagi, ia mengungkapkan bahwa seorang ahli melakukan tindakan terhadap penyakit bahkan sebelum penyakitnya muncul. Menjaga kesehatan tidak selalu berkaitan dengan meminum ramuan atau zat tertentu untuk mendapatkan umur panjang, tetapi lebih menekankan pada implementasi sikap-sikap bajik di dalam kepribadian.

Bagian kedua dari buku klasik Huangdi Neijing (The Inner Classic of Yellow Emperor) mengatakan bahwa seseorang yang secara rutin mengonsumsi ramuan, tetapi tidak mengetahui cara menjaga kesehatannya, tetap akan kesulitan untuk memiliki usia yang panjang. Kunci dari menjaga kesehatan adalah melakukan beban fisik dalam jumlah yang pas secara terus menerus tanpa merasa sangat kelelahan atau memaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak sanggup dilakukan. Ibarat air mengalir yang tidak pernah keruh atau celah pintu yang tidak pernah dihinggapi serangga, kuncinya adalah tetap bergerak. Bukan berarti seseorang tidak boleh tertawa, menangis, bekerja, berhubungan seks, berbicara, atau tidur sesukanya. Seseorang boleh melakukan kegiatan apapun, tetapi tidak boleh menjadi terlalu lelah atau memaksakan diri dalam melakukannya.

Dalam beraktivitas, manusia bergerak sesuai dengan kondisi lingkungan dan gaya hidup. Kondisi lingkungan dipengaruhi oleh musim, gelap dan terang, serta siklus bulanan (terutama menstruasi pada perempuan). Gaya hidup dipengaruhi oleh pengelolaan diri, kualitas dan jam tidur, pekerjaan, jam makan, dan pola bepergian. Ilmu TCM pun membahas tentang jam-jam khusus di mana organ tubuh menjadi lebih aktif dan rawan untuk bekerja berlebihan atau berfungsi lebih lamban daripada jam lainnya. Transisi waktu malam ke pagi adalah waktu yang rawan bagi sistem pernapasan dan puncak pagi adalah waktu yang rawan bagi organ yang memerlukan perfusi darah secara intensif, yaitu otak dan jantung. Transisi waktu ini berpengaruh terhadap energi yang dimiliki serta risiko penyakit yang mungkin terjadi pada manusia.

Selain transisi waktu pagi ke malam dan sebaliknya, kesehatan juga dipengaruhi oleh tiga permata menurut TCM, yaitu qi, jing, dan shen. Qi adalah energi yang dipelihara dan dijaga sesuai dengan pola hidup seseorang, sedangkan jing adalah energi dasar yang diturunkan dari genetik. Berbeda dari qi yang dapat naik-turun sesuai pengelolaan diri individu, jing adalah energi dasar yang tidak dapat dimanipulasi. Orang tua dengan jing yang baik akan menurunkan jing yang baik kepada anaknya, begitu pula orang tua dengan jing yang buruk akan menurunkan jing yang buruk pula kepada anaknya. Kuat lemahnya qi diatur oleh pernapasan, sedangkan shen adalah factor kesadaran mental-spiritual yang ada di setiap sel individu. Aliran energi di dalam tubuh adalah qi, sedangkan shen mengendalikan qi – seperti ketika seseorang merasa senang, energinya meluap-luap. Ketika merasa sedih, seseorang terlihat tidak bertenaga.

Meskipun peranan TCM di dalam praktik kedokteran sehari-hari tidak lagi umum dicari dan dimanfaatkan, value dari TCM masih ada yang relevan dengan konsep dasar kesehatan manusia di masa kini. Berbicara tentang gaya hidup modern, masyarakat umumnya mengadopsi kebiasaan begadang dan mengonsumsi makanan cepat saji yang dilatarbelakangi oleh ritme pekerjaan yang cepat dan padat. Masyarakat modern pun cenderung mengalami ketidakseimbangan nutrisi: pertama, akibat konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan yang menyebabkan obesitas sebagai faktor risiko diabetes dan penyakit sistem jantung dan pembuluh; kedua, akibat kekurangan zat vitamin, mineral, dan protein selama masa pertumbuhan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti tengkes.

Terkadang, pola diet modern menekankan pada reduksi bahkan abstinasi bahan pangan tertentu seperti lemak dan garam. Konsep TCM tidak menekankan pada abstinasi atau reduksi, tetapi mengelola konsumsi dan aktivitas diri agar tetap seimbang. Program eliminasi tengkes dari pemerintah dilakukan dengan serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan fisik calon pengantin maupun pembagian tablet tambah darah kepada perempuan. Sebanyak apapun tablet yang diberikan untuk mencapai sasaran programnya, sasaran tersebut tidak akan tercapai dengan memuaskan jika tidak didukung dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui keseimbangan aktivitas fisik dan nutrisi. Sasaran pencegahan tengkes memang ditujukan bagi perempuan, tetapi di belakangnya, ada peran berbagai tokoh yang terlibat dalam persiapan makanan, pengaturan emosi, bahkan intensitas aktivitas fisik perempuan tersebut sehingga penanganan tengkes pun tidak terlepas dari kesadaran dan perilaku masyarakat di sekitarnya. 

Referensi
Wahyuni, S. S., & Sutarno, M. (2024). Stunting Prevention Intervention In Pregnant Women In 2023. International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP), 4(2), 305-310.
Saleh, A., Syahrul, S., Hadju, V., Andriani, I., & Restika, I. (2021). Role of maternal in preventing stunting: a systematic review. Gaceta Sanitaria, 35, S576-S582.
Wilms, S. (2010). Nurturing life in classical Chinese medicine: Sun Simiao on healing without drugs, transforming bodies and cultivating life. Journal of Chinese Medicine (JCM), (93).
Bottaccioli, F., & Bottaccioli, A. G. (2024). The suggestions of ancient Chinese philosophy and medicine for contemporary scientific research, and integrative care. Brain Behavior and Immunity Integrative, 5, 100024.
Eigenschink, M., Dearing, L., Dablander, T. E., Maier, J., & Sitte, H. H. (2020). A critical examination of the main premises of Traditional Chinese Medicine. Wiener Klinische Wochenschrift, 132, 260-273.
Anonim. (n.d.). Three Treasures (traditional Chinese medicine). https://www.scribd.com/doc/298970668/Three-Treasures-Traditional-Chinese-Medicine.
Gambar: https://media.licdn.com/dms/image/v2/D5612AQEief7iZQ5qgA/article-cover_image-shrink_720_1280/article-cover_image-shrink_720_1280/0/1716439703345?e=2147483647&v=beta&t=T4LA40xgafO_qUEdEpHTo4KjYDXTqvLyyifloUpl_Zo. Diakses 23 Nov 24.

 

error: Content is protected !!
Butuh bantuan?