Oleh : Dhea Nova Fransiska, C.DhA
Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia menghadapi tantangan besar dalam kesetaraan pendidikan dan juga pekerjaan, Selama saya bekerja di dunia kerja, saya mengamati ada 3 permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat di Jakarta, di antaranya adalah:
- Akses Terbatas Bagi Kelompok Rentan
Masih banyak anak putus sekolah, pekerja underage, atau masyarakat marjinal di Jakarta seperti anak jalanan, komunitas pemukiman kumuh, atau keluarga pra-sejahtra yang kesulitan mengakses program pendidikan kesetaraan (PAKET A, B, C).
Bahkan generasi muda kehilangan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan berpotensi terjebak dalam siklus kemiskinan struktural. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan akses dalam dunia pendidikan dan juga keterampilan, setiap masyarakat terutama anak muda pada umumnya memiliki bakat masing-masing yang harus di kembangkan, sayangnya keterbatasan akses inilah yang membuat bakat setiap orang jarang sekali terlatih dikarenakan tidak ada akses di dalamnya.
- Kurikulum Tidak Sesuai Pasar Kerja
Kurikulum pendidikan kesetaraan sering kali terlalu akademis dan kurang menyentuh keterampilan vokasional atau literasi digital yang di butuhkan di Jakarta sebagai kota ekonomi, adapun lulusan paket C atau kesetaraan masih kesulitan bersaing di dunia kerja atau berwirausaha.
Ini dikarenakan pendidikan kesetaraan masih di anggap sebelah mata oleh beberapa kalangan dan perusahaan atau beberapa PT sehingga lulusan paket C setara SMA/K masih kesulitan dalam mencari pekerjaan, masalah ini ada karena materi dari kurikulum yang di berikan kepada peserta didik kurang adanya praktek di dalamnya, seperti yang sudah di sebutkan di atas terlalu akademisnya sebuah kurikulum pendidikan kesetaraan, sehingga para peserta didik tidak memiliki sedikit pengalaman dalam dunia pekerjaan, di mana kurikulum yang di ajarkan tidak semua terpakai dalam dunia kerja, tidak seperti pendidikan formal pada umumnya.
- Stigma Negatif Terhadap Pendidikan Non-Formal
Pendidikan kesetaraan di anggap masih kelas II dibanding pendidikan formal pada umumnya, inilah yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta dan kurangnya dukungan pemangku kebijakan. Dampak yang terjadi adalah minat belajar masyarakat yang rendah dan lulusan kurang percaya diri untuk berkembang.
Bahkan selama saya bekerja di Jakarta, saya masih menemukan isu kesetaraan gender juga menjadi hambatan bagi para masyarakat untuk berkembang dalam dunia kerja dan pendidikan. Banyaknya masyarakat yang menganggap remeh akan pendidikan kesetaraan, padahal adanya sekolah PKBM ini dapat membantu generasi muda yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikannya, stigma negatif inilah yang sebenarnya pemerintah perlu meluruskannya dan meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan kesetaraan juga sama seperti sekolah formal pada umumnya.
Data BPS menunjukkan bahwa partisipasi angkatan kerja perempuan di bidang STEM di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan laki-laki. Data tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 30% perempuan yang bekerja di sektor STEM, angka yang lebih rendah dibandingkan dengan angka rata-rata global yang dilaporkan UNESCO, yakni sekitar 22% (Okezone.com, 2024.)
Hal ini pun menunjukkan adanya tantangan besar dalam menciptakan kesetaraan gender dalam pendidikan dan dunia kerja, khususnya di sektor teknologi dan inovasi. Tujuan umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini adalah berfokus menyediakan akses pendidikan yang berkualitas bagi warga Jakarta yang tidak menyelesaikan pendidikan formal, guna membentuk generasi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial di ibu kota.
Ada pun beberapa tujuan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam meratakan pendidikan di Indonesia beberapa di antaranya adalah:
- Meningkatkan Literasi Dasar & Keahlian Praktis
Literasi dasar yang di tingkatkan contohnya adalah literasi membaca, karena seperti yang di katakan pepatah buku adalah jendela dunia bagi anak bangsa, lalu salah satu bentuk keahlian praktis yang perlu dikembangkan adalah excel, microsoft word dll.
- Mendorong Kemandirian Ekonomi
Para peserta didik PKBM atau pun SKB juga dapat di ajarkan berwirausaha dengan cara mengikuti bazar UMKM, sehingga para peserta didik tahu caranya berdagang dan berwirausaha, ini juga salah satu bentuk melatih skill pada setiap individu.
- Memperkuat Adaptabilitas di Era Digital
Ini juga salah satu tujuan pemerintah untuk peserta didik PKBM di era digitalisasi yang berkembang pesat diera sekarang ini.
- Membangun Karakter & Kepedulian Sosial
PKBM sudah seperti kelas formal pada umumnya, di mana karakter dan kepedulian sosial juga bagian dari nilai luhur yang harus di kembangkan dan di pertahankan aksesnya.
- Memperluas Akses & Inkluvitas
Akses dan inkluvitas ini sangat penting bagi setiap peserta didik PKBM, di mana mereka dapat dengan bebas mengekspresikan diri mereka dan menampilkan bakat mereka
- Menjalin Sinergi Dalam Mendukung Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta
Peserta didik PKBM dapat saja turut serta dalam mendukung kebijakan pemerintah daerah, dukungan tersebut termasuk dengan memberikan feedback sebagai pengguna jasa PKBM terhadap kebijakan pemerintah dan lembaga, hanya saja apakah setiap peserta didik dapat di beri suara dalam kendala yang mereka alami?
Pendidikan Kesetaraan PKBM Menjadi Harapan untuk Masyarakat yang Ingin Melanjutkan Sekolah. Sebenarnya, pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sudah hadir di Indonesia di tengah-tengah kondisi krisis sosial ekonomi nasional pada tahun 1998. Kehadiran PKBM sebenarnya memiliki latar belakang yang cukup panjang, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu PKBM. Oleh sebab ketidaktahuan masyarakat ada beberapa keraguan dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat risau para calon siswa pendidikan kesetaraan (Riezkirdiawan, 2021).
Karena alasan Itulah mengapa sangat penting bagi pemerintah Jakarta untuk terus memberikan tujuan yang jelas mengenai kesetaraan pendidikan yang bisa di lakukan oleh semua orang. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal Kesenjangan pendidikan dan Ketenagakerjaan. Banyak warga, terutama dari kelompok marjinal (putus sekolah, pekerja informal, atau penyandang disabilitas), tidak memiliki akses ke pendidikan formal namun membutuhkan keterampilan untuk bersaing di pasar kerja yang semangkin kompetitif.
Pendidikan kesetaraan (Paket A, B, C) hadir sebagai solusi untuk memberikan kesempatan kedua dalam memperoleh pengetahuan akademis sekaligus keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. Program ini tidak hanya mengejar ijazah, tetapi juga menjadi fondasi untuk menciptakan generasi Jakarta yang produktif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan ekonomi dan teknologi. Lalu bagaimana cara kita memahami modul yang diberi? Memahami modul ini tidak hanya tentang menghafal materi, tetapi tentang menangkap esensi, konsep, dan aplikasinya untuk Jakarta, berikut adalah beberapa langkahnya:
- Pahami Kerangka Berpikir (Mindset) Dasar
- Break Down Modul Menjadi Bagian-Bagian Kunci
- Gunakan Teknik “Mind Mapping”
Adapun dari Modul yang saya baca sebagai berikut:
Sebelum sampai pada penjelasan impelementasi belajar mandiri perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai modul pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan sudah disusun oleh penulis yang ditunjuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan dengan penyelia dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud. Pada tahun pelajaran 2018/2019 sudah tersedia modul untuk Paket A setara kelas IV, Paket B setara kelas VII, dan Paket C setara kelas X. Artinya pada tahun ajaran ini satuan pendidikan sudah bisa mengimplementasikan K13 karena modul sudah tersedia.
Penilaian hasil belajar pada pendidikan kesetaraan K13 berbasis modul dilakukan dengan melakukan ujian modul. Artinya dalam satu tahun akan ada lima atau enam nilai ujian modul. Ujian modul sebelumnya merupakan persyaratan untuk masuk ke modul berikutnya, jika hasil ujian modul memenuhi syarat ketuntasan maka diperbolehkan melanjutkan ke modul berikutnya. Siapa yang menyusun ujian modul? Instrumen ujian modul baik untuk kompetensi dasar pengetahuan (KD 3.x) dan kompetensi dasar keterampilan (KD 4.x) disusun oleh tutor mata pelajaran. Adapun soal dan penugasan pada modul sebagai latihan bukan bentuk instrumen untuk ujian modul (PKBM Lentera Nusantara, 2021).
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa sekolah PKBM adalah sekolah alternatif yang bisa di akses oleh banyak masyarakat Jakarta, sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, saran dari saya adalah sebaiknya pemerintah menyiapkan program magang bagi para sekolah PKBM agar lebih mandiri dan lebih memberikan pengalaman kepada mereka yang sekolah di PKBM.
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Daftar Pustaka:
- 2024. Mendikdasmen ungkap tantangan besar ciptakan kesetaraan gender di pendidikan dan dunia kerja. https://edukasi.okezone.com/read/2024/11/26/624/3089705/mendikdasmen-ungkap-tantangan-besar-ciptakan-kesetaraan-gender-di-pendidikan-dan-dunia-kerja. Diakses 8 September 2025.
- 2021. Pendidikan Kesetaraan PKBM Menjadi Harapan untuk Masyarakat yang Ingin Melanjutkan Sekolah . https://www.kompasiana.com/moh22276/6193658f06310e0bf832d124/pendidikan-kesetaraan-pkbm-menjadi-harapan-untuk-masyarakat-yang-ingin-melanjutkan-sekolah. Diakses 9 September 2025.
- PKBM Lentera Nusantara. 2021. Memahami Modul dan Penerapan Pembelajaran Mandiri di PKBM Lentera Nusantara. https://www.pkbmlenteranusantara.com/memahami-modul-dan-penerapan-pembelajaran-mandiri-di-pkbm-lentera-nusantara/. Diakses 9 September 2025.
- Gambar : https://share.google/images/HZf2dYpOFsk3Yqz2e