Peninggalan Artefak Bertarikh di Kelenteng Tjo Soe Kong Tanjung Kait丹绒加逸 祖師公廟

Home » Artikel » Peninggalan Artefak Bertarikh di Kelenteng Tjo Soe Kong Tanjung Kait丹绒加逸 祖師公廟

Dilihat

Dilihat : 103 Kali

Pengunjung

  • 56
  • 40
  • 31
  • 30,883

Oleh: Majaputera Karniawan (Sia Wie Kiong 謝偉强)

 

Kelenteng Tjo Soe Kong Tanjung Kait (Dan rong jia yi zu shi gong miao/Tanjung Kait Co Su Kong Bio 丹绒加逸 祖師公廟) sudah tidak asing di kalangan Tionghoa peranakan Tangerang (Tionghoa Benteng). Kehadirannya diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-18 atau tepatnya tahun 1792 Masehi. Hanya saja sayang sekali tidak ada satupun artefak arkeologi yang menyebutkan data pembangunan kelenteng ini, selain iringan musik Gambang Kromong Kramat Karam yang menggambarkan bagaimana kelenteng ini selamat dari dampak letusan gunung krakatau pada tahun 1883 masehi. Tetapi masih ada beberapa artefak yang usianya lebih tua dari peristiwa Kramat Karam tersebut!

Berikut kami dari setangkaidupa.com memberikan data-data dan hasil intepretasi kami, semoga memudahkan bagi anda yang sedang meneliti tentang kelenteng ini, jangan lupa  mengutip setangkaidupa.com sebagai bagian dari sitasi karya tulis anda.

 

  1. Prasasti Pendirian Kelenteng Toapekong.

Di sebelah kanan ruang utama kelenteng ada sebuah kelenteng lainnya yang ditujukan pada dewa bumi. Ini adalah prasasti pendirian bangunan kelenteng Toapekong (大伯公) Tanjung Kait (丹绒加逸) Yaitu sebuah bangunan pemujaan kepada Dewa Bumi Hok Tek Ceng Sin (福德正神). Bertarikh Tahun Dinasti Qing 大清 rezim Guangxu ke 8 光绪八年(1875+8=1883 Masehi) dengan angka Ganzi nya Ren Wu歲壬午 Bulan MengQiu孟秋月  (Bulan 7 Penanggalan Pertanian Tiongkok/Nong Lik农历  atau sekitar bulan Agustus kalau di penanggalan masehi). Prasasti ini berisikan nama-nama donatur dan penyokong pembangunan kelenteng ini (Foto prasasti by: Aroengbinang.com)

 

  1. Pagoda Pembakaran Kertas

Pagoda pembakaran kertas sebelah kanan (金炉 Kim Lo) dari rupang Kongco Tjo Soe Kong. Bertuliskan 答谢神恩 (Tap Sia Sin En/Da Xie Shen En, Berterima kasih atas kebajikan dewata), dibangun  tahun Dinasti Qing 大清 rezim Tongzhi 同治dengan angka Ganzi nya Gui You歲癸酉年 Bulan ke 6六月. Bila dikoversi ke penanggalan masehi sekitar bulan Juli tahun 1873 Masehi. Nama penyumbangnya sudah tidak jelas terbaca.

 

Pagoda pembakaran kertas (金炉 Kim Lo) sebelah kiri dari rupang Kongco Tjo Soe Kong. terdapat syair:

  • 寶護亭Bǎo hù ting (Paviliun pelindung kekayaan)
  • 亭中赤氣騰tíng zhōng chì qì téng (Di tengah paviliun melambung energi Chi berwarna merah).
  • 殿上彤雲靄diàn shàng tong yún ǎi (Di atas istana [kuil] membumbung awan kabut merah).
  • Kedua syair bisa dibaca bersamaan menjadi 殿亭上中彤赤雲氣靄騰Diàn tíng shàng zhōng tóng chì yúnqì ǎi téng (Di paviliun istana, nampak awan kemerah-merahan dan udara berkabut). Kedua syair ini menggambarkan bagaimana indahnya kelenteng ini pada masa lalu.

Pagoda pembakaran ini dibuat tahun ganzi Wu Chen 戊辰之夏  (Besar kemungkinan 1868 karena tidak mencantumkan tahun rezim dan diprediksi dibuat berdekatan dengan pagoda sebelahnya) di Musim Panas (Xia 夏, sekitar awal Mei sampai akhir Juli) oleh tuan Zheng Cheng An/The Seng An鄭成安.

 

  1. Singa Batu

Sepasang singa batu (Shi Shi/Ciok Sai 石狮) yang terbuat dari batu andesit bertarikh tahun Dinasti Ing rezim Dao Guang ke12 dengan angka Ganzi Ren Chen 道光 十二年壬辰歲 (1820+12=1832 Masehi) di bulan pertengahan musim dingin仲冬月立 (Sekitar Desember dalam masehi/bulan 11 dalam penanggalan pertanian tiongkok) dipersembahkan oleh tuan Zhang De Hai/Thio Tek Hay 張德海 . Lucunya, keduanya adalah singa jantan (Biasanya sepasang jantan dan betina) karena keduanya sama-sama menginjak bola, tidak ada yang membawa anak. Hanya yang satu mulut terbuka dan satu lagi menutup mulut, dalam kosmologi Buddhisme, singa ini digambarkan sedang menjapa mantra Aum (An 唵), yang membuka mulut membaca ‘A…’ sedangkan yang menutup mulut membaca ‘um…’. Kata Aum bisa diketemukan hampir dalam setiap mantra dalam Buddhisme Mahayana, Tantrayana, dan Vajrayana, beberapa paritta Buddhis Theravada atau mantra hindu juga menggunakan frasa Aum sebagai sarana purfikasi batin. Menurut tradisi Theravada Buddhisme, kata Aum adalah akronim dari:
A: Arahatta (Kesucian tertinggi), merujuk pada Sang Buddha.

U: Uttamadhammasa (Dharma yang tertinggi), merujuk pada Dharma.

M: Mahasanghika (Maha Sangha), merujuk pada Sangha.

Ketiganya adalah Triratna/Tiratana (Sam Po三宝) dalam Buddhisme.

Arti secara semiotika, kedua patung singa ini seakan mengajak para pengunjung yang akan memasuki kelenteng untuk bersama-sama membersihkan batin dengan menjapa kata ‘Aum’ sekaligus memusatkan perhatian bahwa “Saya akan menghormati Buddha, belajar Dharma, dan menyokong Sangha”.

Sekedar informasi bahwa dewa Co Su Kong 祖師公 yang bertahta di sini adalah Kongco Cing Sui Co Su 清水祖師 . Beliau memiliki nama asli 陳昭應 Chen Zhao Ying (Hokkian = Tan Ciao Eng) lahir pada tanggal 6 bulan 11 Imlek, tahun 1044 M di provinsi Yongchun 永春,  prefektur Fujian/hokkian 福建. Beliau semasa hidupnya adalah seorang Bhiksu Zen yang berguru dibawah Acariya 明松禪師 Ming Song Chan Shi, semasa hidupnya, selain mahir dalam ilmu Buddhisme, juga dikenal mahir dalam ilmu pengobatan dan kesaktian.

 

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)

 

Daftar Pustaka

https://www.aroengbinang.com/p/foto-tjo-soe-kong-1.html#12. Diakses 5 Desember 2022.

https://www.facebook.com/kisahparadewa/posts/1261317840606407/. Diakses 5 Desember 2022.

Butuh bantuan?