Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明; Editor: Majaputera K / Sia Wie Kiong 谢偉强
Dalam bahasa Inggris kita pernah mendengar sebuah proverb yang berbunyi: Penny wise dollar foolish, kadang disebut juga penny wise dollar stupid, atau penny wise pound foolish untuk orang-orang yang hidup di Inggris—mungkin kita juga bisa menyebut penny wise rupiah foolish. Ini adalah sebuah peribahasa asing untuk mengungkapkan upaya sesorang untuk menghemat uang recehan, tetapi justru boros lebih banyak.
Sering kali, kita ingin mendapatkan barang dengan harga yang murah. Ya, hal ini wajar dan sangat manusiawi. Di mana ada tempat yang menawarkan diskon lebih banyak, harga yang lebih murah, membari promo lebih menarik selalu diburu, namun ada kalanya harga yang lebih murah tidak selalu benar-benar murah.
Misalnya saja, kita pergi ke toko yang jaraknya sangat jauh, untuk bisa mendapatkan diskon. Contoh lain: mengunjungi suatu kafe, karena ada promo lebih murah, padahal jaraknya puluhan kilometer. Memang benar, kita bisa mendapatkan barang yang lebih murah, akan tetapi menghabiskan BBM, waktu serta energi kita lebih banyak.
Sering kali kita keluar masuk toko satu dan banyak toko lain hanya untuk membandingkan harga, mana yang lebih murah. Tidak dapat dipungkiri, ketika bisa mendapatkan harga yang paling miring, kita merasa sangat puas. Namun, tak lama kemudian, kita masuk ke kafe atau food court, dan memesan makan secara berlebihan. Padahal, jika kita tidak terlalu membuang energi keluar masuk toko, kita bisa segera mendapatkan apa yang kita mau, dan pulang. Makan siang saja di rumah.
Sepenggal kejadian sehari-hari di atas, mengingatkan kita terhadap sebuah cerita yang terdapat dalam kitab Chun Qiu(春秋经). Berikut kisah adalah kisahnya.
“齐王怒曰:‘若残竖子之类,恶能给若金?’与燕人战,大败,达子死,齐王走莒。燕人逐北入国,相与争金于美唐甚多。此贪于小利以失大利者也。”
“Baginda raja Qi dengan murka berkata;” Bagaimana bisa saya memberikan hadiah untuk kalian yang telah kalah berperang? Takkala pasukan kerajaan Qi bertempur melawan kerajaan Yan, Kerajaan Qi mengalami kekalahan. Seorang yang bernama Da Zi gugur dalam pertempuran tersebut. Baginda raja Qi mengungsi ke daerah Ju. Pasukan kerajaan Yang memasuki wilayah kerajaan Qi melalui utara, mendapatkan banyak sekali keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan mengejar keuntungan yang sedikit, kehilangan keuntungan yang jauh lebih besar.
(吕氏春秋·权勋Lǚ shì chūnqiū. Quán xūn)
Pada jaman antar kerajaan saling berperang(战国时期), kerajaan Qin(秦国) sangatlah kuat. Kerajaan Qin sudah lama merencanakan hendak menduduki kerajaan Shu(蜀国). Karena terkendala oleh alam, rencana tersebut tidak dapat segera dilaksanakan.
Baginda Raja kerajaan Qin yang bernama: Qin Hui Wen(秦惠文) pun mengumpulkan para pejabat guna meminta saran. Salah seorang dari mereka ada yang berpendapat: “Raja kerajaan Shu sangat suka keuntungan kecil, kita bisa menggunakan aneka barang berharga seperti emas, perhiasan, sutera untuk mengelabuhinya. “
Baginda raja Qin Hui Wen menyetujui saran tersebut, segera memerintahkan untuk membuat patung sapi dari batu giok yang di dalamnya berisi emas. Baginda raja Qin Hui Wen berencana hendak bertemu langsung dengan Raja Shu, menggunakan patung tersebut sebagai hadiah pertemuan, lambang persahabatan antara kerajaan Qin dan kerajaan Shu.
Rencana pertemuan tersebut terdengar sampai kerajaan Shu. Mendengar kabar akan diberi hadiah, Raja Shu merasa sangat senang. Para pejabat kerajaan Shu telah memperingatkan Raja mereka agar tidak tertipu dengan tipu daya tersebut. Sayang sekali nasehat mereka tidak didengarkan oleh Raja Shu.
Pada hari yang telah disepakati bersama, baginda Raja Qin Hui Wen mengirim seorang utusan untuk menghadap Raja Shu. Sang utusan menyampaikan jika kerajaan Qin ingin bersahabat dengan kerajaan Shu, tidak saling menyerang. Pada kesempatan itu, Raja Shu mempertanyakan perihal hadiah: Patung sapi dari batu giok yang di dalamnya berisi emas.
Sang utusan mengatakan jika karena kondisi alam kerajaan Shu menyebabkan perlu waktu yang sangat lama untuk membawa hadiah tersebut. Mendengar penjelasan tersebut, Raja Shu menjadi kuatir terhadap hadiah yang dijanjikan. Karenanya, ia segera memerintahkan agar dibangun jalan dan infrastruktur yang memadai agar hadiah tersebut bisa lebih cepat diberikan. Setelah akses menuju kerajaan Shu tersedia, baginda raja Qin Hui Wen segera melaksanakan rencana awalnya. Menggunakan dalih menyerahkan hadiah, mengirim kekuatan militer untuk menaklukkan kerajaan Shu. Perilaku Raja Shu, yang rakus akan keuntungan kecil, telah menyebabkan kerugian yang jauh lebih besar yaitu: Hancurnya kerajaan Shu.
Kisah yang terdapat dalam kitab Chun Qiu ini kemudian berkembang menjadi peribahasa Mandarin yang berbunyi: 贪小失大 tān xiǎo shī dà (Mengharapkan keuntungan kecil namun malah menyebabkan banyak kerugian). Selamat belajar, semoga bermanfaat. 加油!
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Gambar: https://etc.usf.edu/clipart/79600/79635/79635_pennywise_md.gif