Puisi Indonesia Raya di Senja Sore

Home » Artikel » Puisi Indonesia Raya di Senja Sore

Dilihat

Dilihat : 84 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 30
  • 65
  • 15,395

Oleh: Jo Priastana

 

(Dibacakan dalam acara “Senja Berpuisi” di selasar Perpustakaan HB Jassin-

Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu 17 September 2022)

 

Di senja sore membaca Indonesia Raya

di jalanan orang-orang berpeluh dengan debu

bergegas menuju malam untuk berlabuh

dalam gubuk-gubuk sunyi membaringkan keluh

angkutan kota telah lama berganti yang baru

masih ada satu dua penumpang lamanya

sisa dari teguhnya daya dan harapan kemerdekaan

rakyat Indonesia Raya yang berada dengan kepedihan

 

Di senja sore mendengar kepedihan Indonesia Raya

di jalan-jalan raya kota mahasiswa-mahasiswa berbaris

sejak siang hingga malam hari bersuara tak habis-habis

berteriak menuntut turunnya harga BBM

kepada para pejabat negeri yang tak ngerti rakyat pedih

mahasiswa Indonesia raya  garda depan perjuangan

wajah –wajah memerah memendam kemarahan rakyat nusantara

wajah-wajah putih polos bersemayam hati nurani rakyat jelata

lantang suara Mahasiswa di langit Indonesia Raya

Gema suara rakyat Indonesia yang tengah menjerit!

 

Di senja sore menyimak kesedihan Indonesia Raya

Pada ruang-ruang kelas Sekolah Dasar Negeri Desa

Tembok-tembok berkelupas berlukis Ki Hajar Dewantara

Gambar Bung Karno, Bung Hatta dan Raden Ajeng Kartini

Pada kejayaan Bahasa Indonesia dan sastra yang menyatu etik

Pada atlas pertiwi yang menggugah kesadaran negeri

Pada rasa etik dan budi yang menjiwai pekerti anak negeri

Kini dimana rasa etik, nasionalisme negeri itu berjaya

Manakala pendidik berijazah relasi kuasa mengobral moral

Pada korupsi siswa baru dan pelecehan seksual siswi

Lirih Indonesia Raya untuk air mata siswa-siswa negeri

Pesan para pendiri Bangsa yang terukir pada dinding sekolah

Jaga martabat siswa dan jangan main-main dengan pendidikan!

 

Di senja sore mengaca Indonesia Raya

pada bibir gelombang permukaan samudera

tampak raut wajahnya menolak letih dan tua

namun tidak lupa akan sejarah yang berdarah

tampak raut bibirnya bergetar mengajak berbicara

namun lidahnya kelu tak kuasa keluar kata

Tentang hutan belantara dalam genggaman tangan penjarah

Tentang kolam susu Nusantara yang disedot mulut oligarki

Tentang cangkul dan pacul yang tiada lagi tergenggam buruh tani

Tentang hamparan tanah sepi dari tanaman ladang dan sawah

Tentang pejabat culas yang pulas tertidur di hotel mewah

Tentang nelayan di laut lepas yang terhempas gelombang nasib

Kapal Indonesia Raya berlayar di tengah badai samudera dunia!

 

Langit senja Indonesia Raya serasa setua penyair senja

bersama surutnya para pemimpin pendiri bangsa

langit senja Indonesia Raya serasa seusia penyair senja

para penyair senja yang masih mencoba bersuara

tentang warna merah yang menyimpan bara api

tentang warna putih yang menyulam suara hati

merah putih darah sejati hati sanubari ibu pertiwi

merah putih darah sejati jiwa juang para pahlawan bangsa

Gelora Indonesia Raya menyapa anak-anak negeri

bahwa bangsa ini kini tidak sedang baik-baik saja!

(Tenjo-Bogor, 10/9/22) ***

 

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)
Butuh bantuan?