Setelah Lulus Kuliah, Mau Gimana?

Home » Artikel » Setelah Lulus Kuliah, Mau Gimana?

Dilihat

Dilihat : 55 Kali

Pengunjung

  • 17
  • 17
  • 27
  • 31,010

Oleh: Majaputera Karniawan (Sia Wie Kiong 謝偉强)

 

A. Gelombang PHK 2022

Beberapa kampus dan universitas mulai banyak meluluskan lulusannya pada September hingga November 2022. Bersama dengan banyaknya lulusan baik diploma, S1, S2, dan S3, kini dunia dihadapkan dengan kembali maraknya gelombang PHK di sejumlah perusahaan ‘Startup’. Siapa sangka perusahaan ala-ala millenial yang diyakini memiliki masa depan cerah justru satu persatu mulai melakukan langkah PHK sebagai penyelamatan kondisi keuangan, nampaknya aksi bakar-bakaran uang dengan berbagai diskon dan potongan ongkir tidak begitu signifikan berpengaruh.

Sebut saja pada November 2022, ada 3 perusahaan besar mulai mengambil langkah PHK: GoTo (Gojek-Tokopedia) yang mem-PHK 1300 orang, Ruangguru dengan ratusan pegawai terdampak PHK dan diakui akibat kondisi pasar global yang menurun (Kompas, 2022);  Shopee dan induk usahanya (Sea) dalam 6 bulan terakhir, telah mem-PHK 7.000 orang atau sekitar 10 persen dari total pegawainya di seluruh dunia, sekaligus juga menutup dan membatalkan ekspansi mereka di berbagai negara termasuk Spanyol, Prancis, dan India (CNBC 2022).

Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi para fresh graduate (Lulusan baru) di mana semakin banyak lulusan yang tercetak setiap tahunnya, namun lapangan pekerjaan yang tersedia semakin berkurang seiring dengan melemahnya ekonomi global. Pada akhirnya dalam dunia persaingan kerja, akan semakin sulit bagi para fresh graduate untuk bisa bersaing, karena selain bermodalkan ijazah dan gelar, biasanya perusahaan menuntut pengalaman kerja dan kompetensi keahlian demi meminimalisir human error yang semakin merugikan perusahaan.

 

B. Momok ‘Pengangguran Berijazah

Per bulan Februari 2021 saja, jumlah ‘pengangguran berijazah’ nasional sudah hampir mencapai 1 juta jiwa (BPS dalam Katadata, 2021). Artinya isu ini memang ini bukan sekedar isapan jempol belaka!  Bagi para lulusan baru, pastilah mengharapkan segera bisa kerja agar bisa balik modal kuliah, tidak dapat dipungkiri tujuan orang kuliah pastilah untuk mensejahterakan dirinya dan keluarganya. Pada titik toga anda berhasil digeser dari kiri ke kanan, di saat inilah momok sebagai ‘Pengangguran berijazah’ akan menghantui anda. Banyak grup-grup slang (Lelucon) yang menampilkan meme ‘Selamat datang pengangguran baru’ dengan caption untuk para wisudawan dan wisudawati.  Meski ini hanya sekedar guyonan, tetapi tidak bisa dipandang sebelah mata juga.

Realitanya di lapangan, masih banyak sekali para pengangguran ber-ijazah. Tidak jarang di antara mereka ada yang menyesal mengambil kuliah dan membakar uang dengan menjual aset rumah, tanah, sawah, kendaraan, dan sebagainya, sehingga dengan sangat terpaksa mereka harus meratapi nasib menjadi pengangguran berijazah.

Terkadang, ada juga kampus atau universitas yang menawarkan program jaminan kerja setelah lulus dari institusi pendidikannya. Sebaiknya, kita tidak berharap banyak pada program ini, karena pada realitanya bisa saja sebaliknya, pelaksanaannya akan terkesan asal-asalan (Walau tidak semua institusi demikian). Sangat disayangkan, banyak lembaga pendidikan yang hanya sanggup mencetak lulusan semata, tetapi tidak bisa menyalurkan mereka bekerja, pada akhirnya program jaminan kerja yang tidak jalan hanya menjadi slogan marketing di kala masuk kuliah saja.

 

C. Semua Bisa Kuliah, Tetapi Belum Tentu Semua Bisa Sukses!

Ini realita yang kita harus terima, asal punya modal semua bisa kuliah, tetapi belum tentu semua bisa lulus, lebih lanjut lagi belum tentu semua bisa sukses! Untuk bisa lulus kuliah, anda harus memiliki komitmen untuk menyelesaikan pendidikan anda sekaligus mengejar-ngejar dosen pembimbing dalam menyusun tugas akhir. Tetapi untuk bisa sukses, pengalaman anda mengejar-ngejar dosen pembimbing ataupun selama belajar di kampus bisa saja menjadi irelevan.

Sadar tidak sadar, sistem pendidikan kita mendesign kita untuk menjadi pekerja yang harus menuruti perintah atasan. Pemikiran dosen penguji sebagai legitimasi penelitian yang otokratis-absolut terkadang mematikan daya kreativitas yang ada dalam individu tersebut. Akhirnya lulusan menjadi medioker untuk sekedar ’Asal bisa lulus’. Padahal, ada banyak kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan meneliti hal baru yang sangat sayang untuk dilewatkan, tak jarang justru penelitiaan baru inilah yang akan membuat orang lebih mudah diterima di dunia kerja karena dipandang inovatif.

 

D. Modal Keahlian dan Pikir Jalan Lain!

Kita tidak bisa selamanya berlindung pada ijazah dan gelar, masa kini kita di tuntut untuk bisa multi-talenta. Banyak sekali lulusan yang pada akhirnya tidak bekerja sesuai bidang keahlian selama mereka kuliah, sebut saja banyak lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang pada akhirnya lebih banyak kerja di perbankan (Kompas, 2017) ketimbang mereka menjadi petani ataupun pekerjaan yang berkecimpung dalam dunia pertanian.

Hal ini menunjukan bahwa pada akhirnya kita tidak bisa hanya bergantung pada ilmu dan pembelajaran di kampus saja, realita di lapangan akan menuntut kita memiliki banyak keahlian dan kompetensi. Maka tidak heran sejak kurang lebih 2600 tahun lalu, Buddha mengingatkan kita untuk memiliki kemampuan dan keterampilan (Utthanasampada) serta pandai menyimpan kekayaan (Arakkhasampadda, AN8.54 Dighajanu Sutta) pada masa kini bisa dimaknai sebagai pandai berinvestasi agar kekayaan bisa berkembang.

Maka dikatakan memiliki banyak keterampilan adalah berkah utama (Kp6. Manggala Sutta). Di samping itu semua kita harus ‘Lihai’ (Pandai-pandai) dalam menentukan jalan kesuksesan. Kita tidak bisa selamanya bergantung pada dunia kerja. Bisa saja kita berpikir menjadi pengusaha seperti usaha kuliner ataupun jasa. Memulai usaha sendiri bisa menjadi solusi di tengah badai PHK besar-besaran. Meskipun usaha yang dirintis masih kecil, lambat laun bisa berkembang, akan lebih baik bila bisa menjadi lapangan kerja baru meski hanya satu dua karyawan, bukan? Orang-orang tua dulu sering berkata, asalkan rajin dan giat dalam bekerja, tidak mungkin bisa mati kelaparan. Akan selalu ada jalan kesuksesan bagi mereka yang berusaha, berkemampuan, dan berakal!

 

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)

 

Daftar Pustaka

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20221119092940-37-389489/nasib-tragis-gelombang-phk-dari-shopee-hingga-ruangguru#:~:text=Gelombang%20PHK%20Shopee%20masih%20terus,melepas%20ratusan%20pegawai%20pada%20September. Diakses 28 November 2022.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/26/193100265/4-perusahaan-yang-lakukan-phk-massal-sebulan-ini-apa-saja-?page=all. Diakses 28 November 2022.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/07/05490031/guru-besar-jelaskan-alasan-lulusan-ipb-banyak-kerja-di-bank. Diakses 28 November 2022.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/31/bps-sarjana-yang-menganggur-hampir-1-juta-orang-pada-februari-2021. Diakses 28 November 2022.

Suttacentral (Online Legacy Version). 2015. Anguttara Nikaya. http://legacy.suttacentral.net/an. Diakses 28 November 2022.

Suttacentral (Online Legacy Version). 2015. Khuddaka Nikaya. http://legacy.suttacentral.net/kn.           Diakses 28 November 2022.

 

Butuh bantuan?