Siapakah (Alm) Drs. Ong Tiang Biauw?

Home » Artikel » Siapakah (Alm) Drs. Ong Tiang Biauw?

Dilihat

Dilihat : 199 Kali

Pengunjung

  • 16
  • 22
  • 35
  • 30,988

Oleh: Majaputera Karniawan (Sia Wie Kiong 謝偉强)

 

Nama Drs. Ong Tiang Biauw seringkali kita dengar dalam sejarah perkembangan Agama Buddha di Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok pendiri sekaligus orang yang mengepalai sebuah sekolah pendidikan Buddhis di Indonesia. Perjuangannya adalah mendirikan Sekolah Buddhis Sariputra (1932 – 2007) yang terletak di Hayam Wuruk Jakarta Barat. Di Dalam sekolah tersebut juga berdiri vihara megah yang memiliki relief indah dari semen dan relik Buddha bernama Dharma Vihara Sariputra (Berdiri tahun 1953). Foto disamping adalah foto sewaktu bangunan sekolah tersebut masih berdiri.

Beliau juga kemudian ditahbiskan sebagai samanera di 17 Mei 1959 di sekolah Sariputra dan pada22 Mei 1959 dilantik menjadi Bhikkhu Jinaputta di Sima (Uposathagara, tempat penahbisan Bhikkhu) Kasap Watugong Semarang, Vihara Kasyap Pundak Payung yang menjadi Sima pertama di Indonesia. Ia ditahbiskan bersama dengan seorang Bhikkhu lainnya bernama Jinapiya. Ia menjadi Bhikkhu pertama yang ditahbiskan di Indonesia.

Meskipun pada akhirnya sekolah ini dijual pada 2006 dan pada tahun 2007 sudah menghentikan aktivitasnya, pada akhirnya tetap saja ia memiliki jasa besar bagi perkembangan pendidikan Buddhis di Indonesia. Berikut disalin ulang biografi perjalanan hidup beliau:

 

BHANTE JINAPUTTA THERA

(Disalin tanpa merubah isi sama sekali dari Buku Kenangan 50 Tahun Dharma Vihara Sariputra Halaman 8-9. Jakarta, Oleh: Dedy Techrisna Satyadi. Dkk. 2003.)

Ong Tiang Biauw adalah nama saya sebelum menjadi Bhikkhu, lahir di Tangerang pada tanggal 7 Juni 1899. Saya anak ke empat dari perkawinan Ong Tiam Hok dan Oey Hong Nio. Sayangnya pada saat saya berusia 7 hari Ibunda saya meninggal dunia. Tahun 1913 saya sekolah di Singapura dan pada tahun 1914 saya kembali ke Jakarta karena pecahnya perang dunia. 1914-1915 saya sekolah di Bogor (Mathadist Boys School). 1916 saya kembali ke Singapura untuk study dan tinggal bersama seorang guru Hindu yang bernama V.R Menon. Beliau mendidik saya Samaddhi pernapasan Drichock dan sejak itulah saya menjadi seorang Vegetarian

1918 menempuh ujian Combridge University (Overseas). 1919-1923 saya meneruskan study di Singapura. 1923 mendirikan sekolah di Tangerang dengan nam Tangerang English School yang menampung siswa-siswi dan Tiong Hoa Hwee Koan Tangerang. Usia sekolah tersebut tidaklah panjang, saya kembali mengajar di Mathadist Boys School Bogor untuk beberapa mata pelajaran antara lainnya mata pelajaran Agama Kristen. Saya mempunyai cita-cita sejak kecil menjadi pertapa dan pesilat, dan hingga kini cita-cita saya telah tercapai. Pada usia 16 tahun saya mulai belajar silat, 2 orang guru silat di Singapura dan 2 orang guru di Jakarta, salah satunya adalah Ong Tjoe Kioe. Saya belajar pada beliau selama 10 tahun.

5 Januari 1931 saya mendirikan Batavia English School, Jl. Raya Mangga Besar Jakarta seorang diri dengan modal menjual sawah dan gedung milik pribadi. Kemudian Batavia English School pindah kejalan Labu (sekarang Hotel Jayakarta), saya membagi kelas pagi dan sore, khusus yang sore hari diperuntuk kan bagi siswa yang miskin dan dinamakan Batavia English Afternoon Free School dengan siswa kurang lebih 3000 orang, serta diberikan juga obat-obatan secara pribadi tanpa bantuan orang luar.

1931 saya mengadakan pertunjukan, garden party, sandiwara, lang liong, basar makanan secara non stop, guna menggalang dana dan amal. Jauh sebelumnya saya membantu mereka yang tidak mampu dalam penguburan dengan menyediakan peti mati dan perlengkapannya di Tangerang, hingga akhirny saya berhasil mendirikan Crematorium di Muara Karang untuk orang yang tidak mampu.

1942 Jepang masuk ke Indonesia, sekolah ditutup. 1945 Dibuka kembali dengan nama Sin Hwa Englis School, terletak di Molen Street (sekarang Jl. Hayam Wuruk 125). Tahun 1955 nama diganti menjadi SARIPUTRA yang diambil dari seorang siswa Buddha yang sangat pandai dan bijaksana.

17 Mei 1959 saya dilantik menjadi samanera di sekolah Sariputra. 22 Mei 1959 dilantik menjadi Bhikkhu Jinaputta di Kasap Watugong Semarang, Vihara Kasyap Pundak Payung, dan setahun sebelumnya saya telah menyerahkan segala milik dan harta saya kepada Sekolah SARIPUTRA di Jakarta, sebab seorang Bhikkhu tidak dibenarkan memiliki sesuatu yang bersifat Keduniawian. Tahun 1954 saya bersama denge Prof. Hamka dan Saudari Soekowati mewakili Indonesia dalam pemeriksaan Dhamma ke Burma, saat dihadiri lebih dari 200 wakil dari pelosok dunia yang dinamakan Chatta Sanghayang, selama 2 tahun.

1960 saya berangkat ke Sailan (Srilangka) untuk memperdalam Buddha Dhamma, serta mempelajari bahasa Pali. Ketika di Sailan saya terkena serangan jantung.

1964 saya kembali ke tanah air dalam keadaan sakit geger otak, karena kecelakaan jatuh dari tangga pesawat. Melalui perawatan yang intensif saya sembuh, tapi dokter mengatakan bahwa saya mengidap penyakit jantung dan diabetes.

Saya berkeinginan mendirikan vihara yang besar dan megah akhirnya terkabul, kini sekolah Sariputra telah memiliki sebuah vihara yang besar dan megah, dimana dinding-dindingnya penuh dengan relif riwayat Sang Buddha dengan Buddha Rupang besar dibawah naungan pohon Bodhi dari semen. (Foto disamping adalah reruntuhan relif Dharma Vihara Sariputra yang tersisa, Nurwaty Chendrana 2017)

  

Setelah 10 tahun menjalankan hidup menjadi seorang Bhikkhu dan melakukan Vassana (suatu peraturan yang harus dijalankan oleh seorang bhikkhu pada musim hujan) saya secara resmi menjadi Thera, tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1968. Saya juga berhasil menguasai beberapa bahasa asing seperti, Inggris, Perancis, Pali, Latin, Tionghoa dan beberapa yang lainnya. Saya juga gemar akan cabang olah-raga diantaranya Atletik, Jit jit siu, Gulat, Silat dan lain-lainnya.

Cita-cita saya sampai saat ini yang masih belum tercapai adalah saya ingin mengembangkan atau menyebar luaskan ajaran dari YMS Guru Junjungan kita Sang Buddha disegenap pelosok dan disetiap lapisan masyarakat tanpa memandang derajat dan kedudukan serta keadaan.

Beberapa tahun kemudian, penyakit lama Bhante menyerang kembali, Bhante dirawat di Rumah Sakit Caroles untuk beberapa waktu, tapi mungkin sudah karmaNya, pada tanggal 23 Mei 1972 hari Selasa jam 13.35 W.I.B Bhante Jinaputta Thera meninggal dunia dalam keadaan tidak sadar diri. Abu jenasah Bhante Jinaputta Thera kini disemayamkan di Dharma Vihara Sariputra, dengan Altar tersendiri, dirancang secara baik oleh Ibu Goni beserta Bhante Vin Vijano Mahathera. Cita-cita luhur telah tercapai, Sekolah Sariputra pun telah mengalami masa jaya, kini tinggal kita sebagai penerus, apakah Sekolah Sariputra dapat bangkit kembali? Atau mungkin hanyalah sebuah cita-cita yang kandas. Semua ada ditangan kita, ada ditangan para penerus dan pengurus Sekolah Sariputra.

Sebagai tambahan, BHANTE JINAPUTTA THERA & BHANTE JINAPIYA adalah Bhikkhu pertama yang ditahbiskan di Indonesia dan setelah itu berlanjut ke lain Bhikkhu.

(Foto kondisi Sekolah Sariputra Oktober 2022)

Riwayat ini disadur dari:

  1. Otobiografi asli Bhanthe Jinaputta Thera
  2. Ringkasan otobiografi Bhanthe Jinaputta Thera karangan Almarhumah Ibu Goni (keponakan dari Bhante Jinaputta).
  3. Wawancara dengan Bapak Wiria Kalyana, BBA (mantan kepala sekolah SMP Sariputra)
  4. Wawancara dengan Bhante Vin Vijano Maha Thera ( Vihara Buddha Metta)

Diulas oleh: Dedy Techrisna Satyadi, Bsc (Alumni SMP SARIPUTRA tahun 1982).

Tim pencari data: Kiantoro, Tony, Herman W, SmHK 7 Mei 2003 di Jakarta.

 

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)

 

Daftar Pustaka

Satyadi, Dedy Techrisna. Dkk. 2003. Bhante JINAPUTTA THERA. Disalin dari Buku Kenangan 50 Thn Dharma Vihara Sariputra Hal 8-9. Jakarta. Dharma Vihara Sariputra.

Nurwaty Chendrana (2017). Foto reruntuhan Dharma Vihara Sariputra. https://www.facebook.com/photo/?fbid=1621093901235204&set=a.269621489715792. Diakses 1 Desember 2022.

https://www.flickr.com/photos/blis1/3476241242/

Butuh bantuan?