Oleh: Xie Zheng Ming 谢峥明
Konfusius bersabda: “Di dalam menulis sesuatu, cukup bila tepat dengan yang dimaksudkan.” (Lun Yu XV: 41). Kalimat ini menekankan pentingnya komunikasi yang sederhana dan langsung. Dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung lebih memahami istilah-istilah yang sederhana dan lugas untuk menjelaskan sesuatu, daripada istilah-istilah ilmiah yang terlalu rumit. Meskipun istilah-istilah ilmiah mungkin lebih tepat, istilah-istilah itu mungkin tidak jelas dan sulit dipahami oleh orang awam. Oleh karena itu, menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana untuk menjelaskan Empat Buku dan Lima Kitab (Si Shu Wu Jing) mungkin lebih dapat diterima dan dipahami.
Confucius said, “It’s fine as long as it’s clear.” (Lun Yu XV: 41). This sentence emphasizes the importance of simple and direct communication. In daily life, we are more likely to understand simple and straightforward terms to describe things, rather than overly complex scientific terms. Although scientific terms may be more precise, they may be obscure and difficult for ordinary people to understand. Therefore, using simple everyday language to explain the Four Books and Five Classics may be more acceptable and understandable.
“Tidak apa-apa asalkan jelas” berarti bahasanya harus jelas dan teratur, asalkan dapat dipahami oleh orang-orang, itu sudah cukup, tanpa terlalu indah. Berbicara tentang Empat Kitab dan Lima Kitab Suci dengan bahasa yang sederhana memang lebih mudah dipahami daripada menggunakan istilah-istilah ilmiah. Karena Empat Kitab dan Lima Kitab Suci membahas prinsip-prinsip kehidupan dan etika sosial, yang merupakan konsep-konsep yang dapat kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita menggunakan istilah-istilah ilmiah untuk menjelaskan, itu akan membuat isinya menjadi abstrak dan terasing dari kehidupan kita sehari-hari.
“It’s fine as long as it’s clear” means that the language should be clear and organized, as long as it can be understood by people, it is enough, without being overly gorgeous. Talking about the Four Books and Five Classics in simple language is indeed easier to understand than using scientific terms. Because the Four Books and Five Classics discuss the principles of life and social ethics, which are concepts that we can come into contact with in our daily lives. If we use scientific terms to describe, it will make the content abstract and alienated from our daily lives.
Sama seperti saat kita berbicara dengan teman, kita akan menggunakan istilah yang paling sederhana untuk menyampaikan pikiran kita sehingga pihak lain dapat memahaminya dengan mudah. Menggunakan istilah ilmiah seperti melakukan penulisan akademis, yang terlalu profesional dan membuat orang merasa asing. Oleh karena itu, mempelajari Empat Buku dan Lima Kitab seharusnya seperti mengobrol dengan teman, menafsirkannya dalam bahasa yang paling sederhana dan paling mudah dipahami, sehingga esensinya dapat benar-benar dipahami.
Just like when we talk to friends, we will use the simplest terms to convey our thoughts so that the other party can understand easily. Using scientific terms is like doing academic writing, which is too professional and makes people feel unfamiliar. Therefore, studying the Four Books and Five Classics should be like chatting with friends, interpreting them in the simplest and most understandable language, so that the essence of them can be truly understood.
“Konfusius berkata: ‘Asalkan ungkapannya jelas, tidak apa-apa.’ Kalimat ini menunjukkan bahwa menguasai keterampilan ungkapan yang jelas sudah cukup, dan tidak perlu mengejar kata-kata yang rumit. Kalimat ini sebenarnya menekankan pentingnya ungkapan yang ringkas dan jelas. Saat membahas karya klasik seperti Empat Buku dan Lima Kitab, menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana mungkin lebih mudah dipahami, karena dapat mengubah konsep abstrak menjadi adegan kehidupan nyata, sehingga lebih mudah diterima dan dipahami orang. Sebaliknya, menggunakan istilah ilmiah dapat membuat konsep lebih rumit, sehingga sulit dipahami dan diterima orang.
“Confucius said: ‘As long as the expression is clear, it’s fine.’ This sentence points out that it is enough to master the skills of clear expression, and there is no need to pursue complex words. This sentence actually emphasizes the importance of concise and clear expression. When discussing classic works such as the Four Books and Five Classics, using simple everyday language may be easier to understand, because it can transform abstract concepts into real life scenes, making it easier for people to accept and understand. In contrast, using scientific terms may make the concepts more complicated, making it difficult for people to understand and accept.
Oleh karena itu, baik ketika membahas karya klasik maupun topik lainnya, bahasa sehari-hari yang sederhana dapat membantu kita lebih memahami dan menyampaikan gagasan, membuat pengetahuan lebih membumi dan lebih mudah dipahami.”
Therefore, whether discussing classical works or other topics, simple everyday language can help us better understand and convey ideas, making knowledge more down-to-earth and easier to understand.”
子曰:“辞达而已矣。”
孔子曰:“只要表达清楚就好了。”这句话强调了简单直接的交流方式的重要性。在日常生活中,我们更容易理解简单直白的用语来描述事物,而不是过于复杂的科学术语。尽管科学术语可能更加精确,但对于一般人来说可能会感到晦涩难懂。因此,使用简单的日常语言来阐述四书五经可能更容易为人所接受和理解。
“表达清楚就好了”,这句话意味着语言要条理清晰,只要能够让人理解就足够了,无需过度华丽。
用简单的语言谈论四书五经,确实比使用科学术语更易理解。因为四书五经探讨的是人生道理、社会伦理,这些都是我们日常生活中能够接触到的概念。若使用科学术语来描述,反而会让内容变得抽象而疏远我们的日常生活。
就如同我们与朋友交谈时一般,都会采用最简单的用语来传达自己的思想,以便让对方易于理解。而使用科学术语则仿佛在进行学术写作,过于专业,反而令人感到生疏。
因此,研读四书五经应该像与朋友闲聊一样,用最简单、最易懂的语言来解读,如此方能真正领悟其中的精义。
“孔子说:‘只要表达清晰就好了。’这句话指出了掌握清晰表达的技巧即可,无需过分追求复杂的词藻。这句话实际上在强调简洁明了的表达方式的重要性。
在讨论诸如四书五经这类经典著作时,使用简单的日常用语可能更易为人理解,因为能够将抽象的概念转化为实际生活场景,让人们更容易接受和领悟。相比之下,采用科学术语则可能使概念更加复杂,让人感到难以理解和接纳。
因此,无论是讨论古典著作还是其他主题,简单的日常用语能够帮助我们更好地理解和传递思想,让知识更接地气、更易于被理解。”
子曰辞达,意明便好,
无需辞藻,堆砌高妙。
四书五经,道理深藏,
用语简单,易懂易扬。
科学语言,抽象难懂,
如同天书,让人懵懂。
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).
Daftar Pustaka
1. Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi Si Shu. Bandung. USA.
2. Gambar oleh Meta AI.