Oleh: Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明
Tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan tinggi sampai pada tingkatan diploma/strata satu. Alasan umum kesulitan yang mereka hadapi adalah masalah biaya. Beberapa teman saya, ketika mereka kuliah memilih untuk mengambil pekerjaan sampingan sebagai guru les. Diam-diam saya mengamati bagaimana cara mereka mengajar. Kebetulan ada 2 orang yang mengajar sekolah minggu. Beberapa kali, saya memiliki kesempatan menjadi asisten guru sekolah minggu. Dengan demikian, saya menjadi lebih luwes.
Style pertama, selalu bertutur kata dengan nada tinggi. Setiap mengajar selalu marah-marah, ada saja alasan untuk marah. Ketika kelas sedikit ramai saja sudah berteriak-teriak: ” 安静！安静！Be quite!” Sering menggunakan kata-kata larangan: tidak boleh…. untuk mengendalikan kelas. Memukul meja dengan telapak tangan juga merupakan kebiasaannya.
Style kedua, cenderung tidak reaktif. Pada saat awal-awal ia mengajar banyak sekali murid-murid yang datang terlambat. Suatu ketika ia berkata kepada para murid:”Minggu depan, yang dapat masuk sekolah minggu tepat waktu akan lao shi beri hadiah. Lao shi berharap kalian semua bisa mendapatkan hadiah tersebut.” Pada hari H, ia telah menyiapkan hadiah kecil sejumlah murid sekolah minggu yang telah terdaftar. Begitu selesai doa pembuka, ia langsung membagikan hadiah yang dijanjikan. Ternyata,… masih ada lebih beberapa berarti ada murid yang datang terlambat. Tak lama kemudian datanglah rombongan murid terlambat. Mereka tidak ditegur apalagi dimarahi, dipersilahkan untuk mengikuti kelas bersama dengan yang lain. Mereka tahu teman-teman sudah mendapatkan hadiah, di atas meja guru masih terlihat ada beberapa hadiah. Ketika kelas hendak berakhir, salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya:”Lao shi, hadiah untuk saya &… mana? Mengapa belum dibagikan? “Mendengar pertanyaan tersebut dengan tenang ia menjawab:” Salah siapa datang terlambat? Bukankah semua orang sudah mengetahui dengan jelas syarat & ketentuan untuk mendapatkan hadiah?!”
Style guru yang kedua mengingatkan saya kepada sebuah peribahasa mandarin yang berbunyi:”贞而不谅 zhēn ér bù liàng, firm but not stubborn (Tegas namun tidak keras kepala). Nabi Kong Zi dalam kitab Lun Yu jilid XV. 37 mengatakan bahwa seorang kuncu itu tegas namun tidak keras.
子曰：“君子贞而不谅。”
Nabi Khonghucu berkata: “Seorang susilawan bersikap tegas namun tidak keras”.
( 论语 -卫灵公篇)
Selamat belajar, semoga bermanfaat. Jia you!
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA)
Daftar Pustaka
Foto:: https://www.momjunction.com/articles/effective-ways-to-deal-with-stubborn-kids_0076976/
Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi 《四书》– Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung. TSA.