Tidak Ada Jalan Mutlak

Home » Artikel » Tidak Ada Jalan Mutlak

Dilihat

Dilihat : 77 Kali

Pengunjung

  • 3
  • 17
  • 31
  • 31,174

Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明 Editor: Majaputera K / Sia Wie Kiong 谢偉强  

Dulu ketika SMA, dalam satu kelas terdapat 3 orang yang sangat berminat dalam belajar bahasa Mandarin. Salah satu dari mereka adalah saya pribadi. Kami saling bersaing secara positif untuk meningkatkan kemampuan dan meraih mimpi masing-masing. Seorang diantara kami bercita-cita ingin menjadi rohaniawan, kebetulan memiliki banyak kenalan native speaker. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk bergaul dengan native speaker. Bahan pelajaran yang diterima setara dengan warga lokal bukan tingkat penutur bahasa asing, bahkan belajar tang shi唐诗 dll. Teman yang lain, dalam seminggu 7x mengikuti kursus bahasa Mandarin. Ia juga mempelajari materi matematika dalam bahasa Mandarin. Saya pribadi merasa paling beruntung, tidak perlu berusaha sekeras mereka berdua. Les cuma tingkat yang paling dasar: belajar mengeja pe be me fe, menghitung goresan, tahu radikal han zi, ejaan pinyin belajar otodidak. Teringat dulu pernah fotokopi kamus besar, konyol sekali… Akhirnya setelah bisa menggunakan kamus, beli kamus besar yang standart bukan asal kamus. Dalam waktu singkat kamuspun telah berubah warna dari putih bersih menjadi kecoklatan. Sekarang, kapan pun dimana pun bisa belajar Mandarin. Tinggal searching, berbagai bahan tersedia, kekuatiran tidak memiliki teks book berkurang. Dulu, untuk meminjam teks book yang sedikit di atas rata-rata saja harus mendapatkan rekomendasi dari lao shi, belum lagi kalau buku yang ingin dipinjam ternyata statusnya sudah dipinjam.

Menurut para pembaca sekalian, cara mana yang benar dalam belajar bahasa Mandarin? Dekat dengan native/ikut kursus/belajar mandiri? Mengapa? He he he… Pepatah Mandarin mengatakan 无可无不可:              没有一定要做,也没有一定不要做 Wú kě wú bùkě: Méiyǒu yīdìng yào zuò, yě méiyǒu yīdìng bùyào zuò. Tidak ada sesuatu yang mutlak harus dilakukan/wajib dihindari untuk mencapai sebuah tujuan. Keadaan dan situasi yang dihadapi oleh masing-masing orang tidaklah sama, cara untuk mencapai tujuan mana bisa sama? Belajar mandiri memang relatif lebih lambat untuk maju, bila mengalami kebingungan/kesulitan harus ditanggung sendiri. Memiliki tutor dari awal dapat menemukan kekurangan kita, menjadi kurang tertantang untuk mencari tahu lebih dalam.

Nabi Kong Zi dalam kitab Lun Yu jilid XVIII. 8 mengajarkan kepada kita semua agar mudah menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak terpaku pada satu cara untuk mencapai sebuah tujuan.

逸民:伯夷、叔齐、虞仲、夷逸、朱张、柳下惠、少连。子曰:“不降其志,不辱其身,伯夷、叔齐与!”谓:“柳下惠、少连降志辱身矣,言中伦,行中虑,其斯而已矣。”谓:“虞仲、夷逸隐居放言,身中清,废中权。我则异于是,无可无不可。”

 (1) Orang-orang yang telah mengundurkan diri dari dunia ramai ialah: Bo Yi, Shu Qi, Yu Zhong, Yi Yi, Zhu Zhang, Liu Xia Hui, dan Shao Lian. (2) Nabi bersabda: “Yang tidak mau merendahkan cita-citanya dan tidak mau mencemarkan dirinya ialah Bo Yi dan Shu Qi. (3) Liu Xia Hui dan Shao Lian mau merendahkan cita-citanya dan mau mencemarkan dirinya, tetapi kata-katanya selalu tepat dan perbuatannya pun tepat dengan pikiran yang benar. Demikianlah mereka. (4)” Zhu Zhang dan Yi Yi menyembunyikan diri dan berlagak gila; tetapi, dirinya tetap bersih dan membuang dirinya itu berdasar perhitungan yang benar. (5) Aku lain dengan mereka itu; bagiKu, tiada sesuatu yang mesti boleh atau mesti tidak boleh.

《论语》:微子篇Lun Yu jilid XVIII. 8

Pada jaman dahulu terdapat 7 orang bijak yang mengasingkan diri dari kehidupan dunia yang ramai, mereka adalah:  Bo Yi伯夷、Shu Qi叔齐、Yu Zhong虞仲、Yi Yi夷逸、Zhu Zhang朱张、 Liu Xia Hui柳下惠、Shao Lian少连 . Berdasarkan keadaan yang dialami dan perilakunya, nabi Kong Zi membagi mereka menjadi 3 kelompok orang.

Bo Yi, Shu Qi menempati kelompok pertama. Bo Yi dan Shu Qi adalah saudara kandung. Bo Yi adalah kakak tertua, Sedangkan Shu Qi merupakan saudara ketiga. Menurut tradisi Bo Yi adalah putra mahkota, calon raja. Namun ayahanda berkehendak agar Shu Qi yang menjadi pewaris tahta kerajaan. Bo Yi mengasingkan diri dengan tujuan agar harapan ayahanda dapat terwujud, sedangkan Shu Qi berharap agar tradisi yang ada tetap berjalan. Mereka diam-diam melarikan diri dari istana, secara tidak sengaja bertemu kembali dalam pengasingan. Selama berkelana Bo Yi dan Shu Qi mendapati baginda Zhou Wu Wang 周武王menjatuhkan dinasti Yin 殷. Mereka bertekat untuk tidak mengkonsumsi makanan yang tumbuh/berasal dari kerajaan Zhou 不食周粟. Bo Yi dan Shu Qi demi menjaga nama baik baiknya memilih untuk mati kelaparan di Gunung Shou Yang首阳山. Inilah yang melandasi nabi Kong Zi mengatakan不降其志,不辱其身 Bù jiàng qí zhì, bù rǔ qí shēn (Yang tidak mau merendahkan cita-citanya dan tidak mau mencemarkan dirinya).

Sedangkan pada kelompok kedua terdapat: Liu Xia Hui dan Shao Lian. Dari catatan sejarah yang dapat ditelusuri hanya kisah tentang Liu Xia Hui. Beliau bersedia untuk mengurangi ambisinya dan menanggung rasa malu. Liu Xia Hui adalah seorang pejabat di Kerajaan Lu, pernah 3x menjabat dan 3x kehilangan jabatan. Ketika seorang raja memintanya untuk menjadi pejabat, beliau akan menjalankan tugas tersebut. Dalam bertugas, Liu Xia Hui sangat mengutamakan kebenaran, tidak melakukan korupsi dan membengkokkan hukum. Saat diberhentikan dari jabatan, beliau akan segera menanggalkannya. Bagi Liu Xia Hui kebenaran adalah yang utama, memiliki jabatan/tidak itu persoalan lain. Liu Xia Hui merupakan pejabat yang sangat berdedikasi tinggi, perkataannya dapat dipercaya-tindakannya tepat. Banyak sekali orang yang menyarankan agar Liu Xiao Hui pergi meninggalkan kerajaan Lu, namun semuanya ditolak secara halus. Kata-kata Liu Xia Hui yang terkenal adalah:直道而事人,焉往而不三黜?枉道而事人,何必去父母之邦Zhídào ér shì rén, yān wǎng ér bù sān chù? Wǎng dào ér shì rén, hébì qù fùmǔ zhī bāng? (“Kalau aku menjalankan hidup lurus di dalam Jalan Suci untuk mengabdi kepada seseorang, dimanakah aku tidak akan diangkat dan dipecat? Kalau aku mau mengingkari Jalan Suci untuk mengabdi kepada seseorang, mengapakah aku harus meninggalkan negeri orang tuaku?” Lun Yu XVIII: 2)

Kelompok selanjutnya yaitu: Yu Zhong dan Yi Yi. Mereka benar-benar mengasingkan diri, tidak melakukan semua hal, bahkan tidak mengatakan kata-kata positif.

Nabi Kong Zi mengatakan bahwa diri berbeda dengan 9 orang yang telah disebut di atas. Beliau tidak mengharuskan/mewajibkan sesuatu, mengikuti keadaan. Nabi Kong Zi mengajarkan kepada kita semua agar tidak keras kepala, bersikukuh.

Selanjutnya marilah kita bandingkan ayat di atas dengan:

子曰:『君子之于天下也,無適也,無莫也,義之與比』(论语—裡仁第四)

Nabi bersabda: “Seorang susilawan terhadap persoalan di dunia tidak mengiakan atau menolak mentah-mentah. Hanya Kebenaranlah yang dijadikan ukuran.” (Lun Yu IV: 10)

子曰:『君子之道,或出或處,或默或語』《易經·繫辭上》

Nabi bersabda: “Jalan suci seorang susilawan, terkadang pergi terkadang menetap di satu tempat, terkadang diam terkadang berbicara”. (Yi Jing, Xì cí shàng)

Sebagai penutup, besar harapan saya agar kita semua dapat meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin, bahasa kitab. Yang pertama adalah untuk pengembangan diri sendiri, panggilan hati untuk menjadi rohaniwan itu tergantung kejodohan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk belajar bahasa Mandarin, bahasa kitab, tidak ada keharusan/kewajiban untuk mengikuti cara saya. Selamat belajar, semoga bermanfaat. 加油!

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH).
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor).

Daftar Pustaka

https://pica.zhimg.com/v2-b09b5ef0249ca8a330252fa09729536b_720w.jpg?source=172ae18b Diakses 20  September 2022.

Adegunawan, Suyena. 2018. Kompilasi 《四书》- Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung.TSA

 

Butuh bantuan?