Tidak Gegabah Namun Tidak Bertele-tele

Home » Artikel » Tidak Gegabah Namun Tidak Bertele-tele

Dilihat

Dilihat : 114 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 0
  • 89
  • 23,130

Oleh: Xie Zhen Ming 谢峥明 , Juli 2022

Editor: Majaputera K / Xie Wei Qiang 谢偉强

Saya memiliki seorang sahabat, katakanlah bernama: Bin-Bin. Wajah tampan seperti aktor Korea. Perawakannya tinggi dan atletis, memiliki usaha yang mapan, menguasai bahasa asing, wawasan luas. Ia adalah orang yang teliti dan perfeksionis. Kesemuanya itu membuat saya merasa “iri”. Sebagai cowok yang sedang berjuang untuk  dapat Zǎorì tuō dān 早日脱单 (Menemukan pasangan hidup secepatnya, red), siapa yang tidak senang bisa memiliki banyak teman yang rupawan? Bukankah sebagian besar cowok berpendapat banyak pilihan adalah hal yang membanggakan? Bin-Bin memiliki keleluasaan tersebut.

Saya pribadi masih belum pernah memiliki status dalam Facebook ‘In relation ship with…’ (Dalam menjalin hubungan dengan … , red), Bin-Bin sudah berkali-kali berganti status dari in open relationship (Membuka bagi siapapun untuk menjalin hubungan, red) lalu in relationship  (Dalam menjalin hubungan, red) menjadi complicated (Menjalani hubungan rumit), lalu kembali single dan kemudian lagi menjadi…. In relationship. Ternyata karakter yang teliti dan perfeksionis membuat Bin-Bin galau.

Ia selalu mengeluhkan hal-hal yang sama: kenapa begini kenapa begitu? Berkenalan dan  dekat dalam waktu yang singkat saja, Bin-Bin sudah dapat membuat daftar panjang tentang ketidaksempurnaan si “X”. Bagi orang Tionghoa, khususnya yang tinggal di pulau Jawa, tentu tidak asing dengan peribahasa: ‘Pilih-pilih tebu oleh Bongkeng’. Bongkeng artinya tidak lurus,kurang bagus untuk sebuah tebu yang seharusnya batangnya lurus dan rasanya manis. Maknanya: Maksud hati mencari yang terbaik, tetapi justru mendapatkan yang kurang sempurna.

Kita boleh saja merasa  pandai karena dapat membandingkan sejumlah orang. Pertanyaannya: apakah yang pandai cuma anda seorang? Apakah orang lain tidak dapat menilai anda, dari interval 1-10, dapat skor berapa? Bukankah jika ingin mendapatkan skor 8 kita juga harus punya nilai 8 bahkan 9 atau 10, dengan modal nilai 8 harus bersaing ketat? Nabi Kong Zi dalam kitab Lun Yu jilid V. 20 memberikan nasehat kepada kita semua:

论语·公冶长篇:季文子三思而后行。子闻之,曰:“再,斯可矣”。

“ Lúnyǔ · gōng yě zhángpiān” :Jì wén zǐ sān sī érhòu háng. zǐ wén zhī, yuē: “ Zài, sī kě yǐ” .

Kwi Buncu setelah tiga kali berpikir barulah berani melaksanakan hasratnya. Mendengar itu Nabi bersabda: “Cukup dua kali saja.”

Penjelasannya:

季文子遇事总要思考多次,然后才付诸实行。孔子听说后,说:“再多思考几次,这样才算可以啊 (Ji Wenzi/Kwi Buncu selalu harus berpikir berkali-kali ketika menghadapi masalah, dan kemudian mempraktikkannya. Setelah Konfusius mendengar ini, dia berkata, “Pikirkan dua kali saja, dan kamu akan baik-baik saja.)

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita semua untuk tidak gegabah, wajib mempertimbangkan sesuatu secara proporsional. Tetapi sebaliknya, pertimbangan yang terlalu rumit dan bertele-tele justru dapat menjadi faktor penghambat kemajuan. Sebagai sesama yang single, semakin singkat daftar list kriteria semakin besar peluang untuk memperbaiki nasib. Semakin detail list kriteria diharapkan dapat memperoleh yang terbaik, yang pasti butuh kesabaran, tenaga dan waktu yang ekstra. Seiring dengan berjalannya waktu, siapa yang dapat menjamin daya tawar kita dapat stabil, tidak mengalami depresiasi (penyusutan nilai)?

Dulu karena rutin olahraga badan relatif atletis, sekarang tekanan kerja meningkat menjadi jarang olahraga. Semakin detail kita melihat akan semakin terlihat kekurangan orang lain, semakin merasa tidak yakin. Bukankah dari pada sibuk untuk mencari ketidaksempurnaan yang ada, lebih baik segera mencari cara untuk menyempurnakannya?. Mencari pasangan yang jago memasak itu lebih sulit daripada mencari yang mau belajar memasak. So, marilah kita semua untuk belajar menyederhanakan yang rumit itu. Utamakan garis besarnya saja. Merumitkan hal yang sederhana belum tentu menambah nilai kita. Happy weekend. Semoga bermanfaat. Jia you 加油!

 

Daftar Pustaka

Adegunawan, Suyena (陳書源 Tan Su Njan). 2018. Kompilasi 《四书》– Si Shu – Empat Kitab Klasik. Bandung. Penerbit TSA

Foto: Meme Overthinking (Instagram/@Jonha306)

Butuh bantuan?