Oleh: Jo Priastana
“That’s what Buddhism has been trying to unravel the mechanism of happiness and suffering. It is a science of the mind”.
(Matthieu Ricard, penulis, Bhiksu Prancis di Biara Shechen Tenny Dareling Nepal)
Kehidupan yang bergerak cepat membuat banyak manusia terbebani. Banyak yang dilanda oleh kecemasan dan kekhawatiran terhadap kehidupan masa depannya, atau merasa tertekan, depresi akan kelekatan terhadap kehidupan masa lalunya. Kesejahteraan, kesenangan dan kebahagiaan masih dalam angan-angan dan kegagalan, ketidakberdayaan, penderitaan masa lalu yang tak juga terlupakan dan seakan terus mengejar.
Tekanan kerja dan kesibukan dari kehidupan masa kini dimana banyak orang tidak mau ketinggalan dalam pemburuan terhadap kesuksesan, kekayaan dan popularitas. Hari-hari yang dijalani terasa bagaikan dilanda oleh kesakitan, beban mental, tanggung jawah sehingga banyak orang menjadikan hari-hari libur sebagai kesempatan untuk pemulihan atau healing. Orang perlu berhenti sejenak dari rutinitas kehidupannya dan memperlambat menjalani kehidupan.
Orang perlu menyegarkan mental batinnya dari segala tekanan hidup yang melandanya, baik kesakitan hati dari masa lalu maupun kecemasan masa depan serta kebingungunan (confuse) dalam menjalani hidup. Untuk itulah, kegiatan “Weekend Dharma”, di Saung Prastana, Desa Cilaku, Tenjo Jawa Barat, pada hari Sabtu-Minggu 21-22 Oktober 2023 menjadi daya tarik untuk diikuti karena diharapkan dapat memulihkan kesehatan batin dan memperoleh rujukan spiritual bagi perjalanan hidup yang mencerahkan.
Hari Penuh Kesadaran
Matahari pagi belum menampakkan dirinya. Masih dalam keremangan kegelapan pada subuh hari itu terdengar nyanyian suci yang digemakan oleh sekumpulan orang. Dalam dhammasala yang menyimpan keheningan, mereka duduk dalam sikap meditatif, merenungkan nyanyian suci yang membangkitkan kesadaran dalam menyambut hari yang baru. Tak lama kemudian, para perserta kegiatan “mindfulness” itu pun beranjak keluar ruangan, berjalan dalam tertib dan diam melakukam meditasi jalan (walking meditation) dalam hutan kecil yang rimbun pepohonan.
Saung Prastana di desa Cilaku yang masih sunyi itu mereka kelilingi. Di antara rimbunnya pepohonan dan kemunculan pancaran sinar mentari yang mencoba menerobos dari sela-sela dedaunan, langkah-langkah mereka tertata dengan baik, melambat dan kadang berhenti sejenak. Tarikan dan hembusan nafas di antara udara pedesaaan yang masih segar dan bersih menyejukkan badan dan menyegarkan hati kesadaran mereka.
Sekitar 20 peserta yang mengikuti kegiatan “meditasi” yang bertajuk “Berlatih Kesadaran untuk Memiliki Hidup yang lebih Berkualitas” dibawah bimbingan Bhiksuni Bhadra Loka. Pelatihan meditasi yang diselenggarakan bersama Gatha Foundation dan mengambil di pinggiran kota Jakarta itu dilakukan dengan berbagai cara dan aktivitas. Semuanya dalam kesadaran penuh atau mindfulness.
Pada umumnya dengan melakukan meditasi duduk (sitting), namun juga disertai dengan meditasi jalan (walking) serta kegiatan lainnya yang dilakukan dengan penuh kesadaran seperti misalnya ketika sedang makan (eating). Malam hari mereka juga mendengarkan ceramah dan rujukan mengenai meditasi maupun pelajaran Buddhadharma mengenai pentingnya mengenal diri. Semua aktivitas, di sepanjang hari pelatihan selama dua hari itu mereka lakukan dengan penuh kesadaran (mindfulness), kesadaran yang menyehatkan dan menghidupkan.
Mari Bermeditasi
Meditasi kesadaran dengan kosakatanya “mindfulness” kini telah begitu populer, dan bahkan kegiatan meditasi kesadaran ini telah menjadi bagian budaya dari kehidupan manusia modern. Meditasi kesadaran bisa diikuti siapa saja tanpa lagi terbebani oleh konotasi yang bersifat religius atau praktik dari agama tertentu, meski tidak bisa dipungkiri meditasi kesadaran ini bersumber atau berasal dari penganut agama Buddha yang melakukan praktek “samma-samadhi”.
Kehidupan modern tampaknya telah diliputi dengan bermacam penderitaan (suffering) baik dalam ranah fisik maupun ranah psikis. Mereka sungguh-sungguh sakit. Manusia dengan kerja dan kehidupannya persis dikatakan Buddha adalah penderitaan, karena hidup yang tidak utuh dan tidak seimbang. Kesehatan yang menyeluruh menjadi kebutuhan hidup dan perlu mendapat perhatian. Sepertinya kita semua membutuhkan energi penyembuhan, healing energy, membangun kesehatan yang tidak semata soal badan fisik namun juga jiwa dan spiritual serta menemukan makna hidup.
Kesehatan tidak semata akan menunjang kehidupan kita namun juga memberi energi bagi pencapaian makna kehidupan yang sesungguhnya, bebas dari penyakit dan penderitaan. Penyakit menyeluruh, fisik jiwa, spiritual memerlukan padanannya yakni kesehatan yang menyeluruh, kesehatan holistik yang mengutuhkan dan menyempurnakan menjalani kehidupan.
Kesehatan sesungguhnya menyangkut keseimbangan dalam menjalani hidup lahir dan batin, fisik dan jiwa, material dan spiritual. Keharmonisan hidup dengan lingkungan dan alam natural. Pelatihan meditasi mindfulness merupakan pelatihan untuk menjadikan diri kembali utuh dan menjalani kehidupan secara menyeluruh dan berkualitas.
Menyadari Nafas Masuk-Keluar
Praktek meditasi mindfulness adalah menyadari segala sesuatu seperti melalui nafas masuk dan nafas keluar. Nafas masuk, saya tahu saya sedang menarik nafas. Nafas keluar, saya tahu selagi tarikan nafas saya semakin dalam, hembusan nafas saya melambat. Nafas masuk, saya merasa tenang. Nafas keluar, saya merasa ringan.
Saat saya menarik nafas, saya tersenyum. Saat saya menghela nafas, saya melepaskan semua tekanan. Nafas masuk, saya tahu hanya ada saat ini dan nafas keluar, saya tahu saat ini adalah masa yang mengagumkan sambil melangkahkan kaki dalam jalan setapak yang naik dan turun.
“Breathing in, I calm my body. Breathing out, I smile. Dwelling in the present moment, I know this is a wonderful moment! Breathing in, I know that I am breathing in. Breathing out, I know that as my in-breath grows deep, my out-breath grows slow. Breathing in, I feel calm. Breathing out, I felt at ease. As I inhale, I smile. As I exhale, I release all accumulated pressures. Breathing in, I know there is only the present moment. Breathing out, I know it is wonderful moment”. (Sulak Sivaraksa, 2013: 119-120).
Setahu kita teknik meditasi mindfulness itu dinamakan samatha bhavana. Teknik meditasi yang dapat membantu untuk menjaga ketenangan. Konon katanya, begitu kita dapat menguasai latihan sederhana ini, kita akan siap untuk mempraktikkan meditasi pandangan terang atau vipassana bhavana. Dari ketenangan menimbulkan kejernihan dalam pandangan terang. Pandangan yang jernih terhadap segala sesuatu, segala apa yang dijumpai dalam kehidupan dan yang terjadi dalam diri yang menjadi dasar hidup bahagia dan damai.
Meditasi ketenangan dan meditasi pandangan terang merupakan dua sisi dari satu keping uang yang sama. Meditasi pandangan terang dapat menciptakan kesadaran kritis mengenai diri dan menghindari menekan diri sendiri secara berlebihan. Dalam ketenangan timbul kejernihan atau pandangan terang. Kesadaran adalah kekritisan terhadap diri dan lingkungan dalam merasakan makna kesatuan yang tak terpisahkan, diri dan alam satu.
Pohon Kehidupan
Langkah kaki diatas tanah dan bebatuan, maupun dalam sikap meditasi duduk (sitting) serta aktivitas ketika makan (eating) berada dalam kesadaran penuh. Menyadari manusia tergantung atas tetumbuhan untuk makannya. Kesadaran penuh atas kebersatuan dan ketakterpisahan dengan bumi yang berada dalam ketenangan dan keheningan di tengah semesta yang tanpa batas dan waktu yang serasa mengalir tak putus-putus bagai aliran sungai yang menyejukkan.
Langkah kaki di atas tanah adalah penyatuan diri dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang asri, segar, dengan udara bersih dikelilingi pepohonan dimana masih bisa merasakan aroma wewangian dari daun-daun yang berjatuhan. Udara pagi yang menyegarkan menumbuhkan kesegaran hidup. Hidup yang terus bertumbuh. Setiap langkah adalah langkah-langkah yang penuh damai, keriangan dan kesabaran yang penuh dalam mengurangi egoisme diri.
Dalam melangkah bersama, merasakan tarikan nafas yang sama, merasakan kehidupan bersama. Ketenangan berjalan kaki, terasa keringanan dalam diri, kejernihan berpikir dan kesadaran yang terang. Pengertian benar tentang diri yang tak terpisahkan dengan alam dan sesama manusia. Terasakan hikmah kebijaksanaan dalam keseimbangan dan ketenangan dalam diri yang sadar, diri yang tidak lagi dikuasai oleh keserakahan, kebencian, kemarahan dan kebingungan.
Meditasi membuka gerbang ketidakkekalan, gerbang makna penderitaan, dan gerbang bukan diri. Meditasi mengajak kepada pengalaman tanpa diri yang terjadi dengan cara-cara yang paling sederhana: diam, hening, penuh sadar. Meditasi menyelam ke dalam batin menjadi praktik dasar dalam kehidupan seorang Buddhis sebagai science of mind, mengenal diri berlandaskan Buddhadharma.
Dalam meditasi mindfulness, ketika berjalan dan bernafas, kita mengamati bahwa semua akan menghilang, yang datang akan pergi. Mereka pergi ke dalam sunyata dan juga diri kita, lenyap dalam semesta. Datang ke dunia dan pergi, berlalu dalam sunyata, kekosongan, datang pergi berlalu dalam sekejap dan melepaskan kemelekatan, merasakan ketanpadirian, kesadaran kesementaraan akan segala sesuatu dan tanpa terasa keakuan melemah seiring tumbuhnya pandangan yang jernih dan jelas dalam melihat diri dan segala sesuatu sebagaimana adanya.
“Weekend Dhama”, akhir pekan yang berkualitas dalam menjalani kehidupan menghantar pada terpenuhinya kesadaran sunyata (kekosongan). Sunyata yang berpasangan dengan kebijaksanaan (prajna) dan bangkitnya welas asih (karuna). Akhir pekan bersama rekan-rekan seperjalanan spiritual menenun kesadaran dalam semangat wisdom dan welas asih yang terus tumbuh. Kesadaran yang saling menumbuhkan sebagaimana keberadaan pepohonan yang tumbuh organis dan saling menghidupkan! (JP). ***
BAGI PARA PEMBACA YANG MAU MEMBANTU OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM BISA MELALUI REK. BANK BRI KCP CIPULIR RADIO DALAM 086801018179534 AN. MAJAPUTERA KARNIAWAN. MOHON MENGIRIMKAN KONFIRMASI DANA KE WHATSAPP NOMOR 089678975279 (MAJA).