Pengentas Kemiskinan Terbaik

Home » Uncategorized » Pengentas Kemiskinan Terbaik

Dilihat

Dilihat : 14 Kali

Pengunjung

  • 0
  • 36
  • 60
  • 26,317
pengentas kemiskinan

Oleh: Majaputera Karniawan, M.Pd.

Poverty is the worst form of violence – Kemiskinan adalah bentuk paling buruk dari kekerasan” (Mahatma Gandhi)

Dunia netizen Indonesia dihebohkan dengan kehadiran seorang pemuda yang memerintahkan nenek tua untuk live mandi lumpur di salah satu platform media maya. Sebagai akibat dari hal tersebut, banyak yang kemudian merasa iba dan memberikan gift berupa nilai kredit tertentu yang bisa diuangkan dalam rupiah. Ini sangat menyedihkan. Selain ini menunjukan mental kemiskinan, ini juga menunjukan bahwa (mungkin) tidak memiliki kemampuan yang bisa digunakannya untuk memperjuangkan diri keluar dari kemiskinan, selain mengandalkan belas kasihan orang lain.

Siapa  yang ingin terlahir menjadi orang miskin? Tidak ada! Tidak ada yang mau menjadi miskin di dunia ini apalagi terlahir sebagai orang miskin. Hanya saja kita tidak bisa memilih. Terkadang dunia membawa kita kepada keadaan yang memaksa kita harus berjuang keluar dari garis kemiskinan. Lalu apa sih yang disebut dengan miskin?

Secara umum kita bisa mengartikan kemiskinan sebagai keadaan tidak sejahtera dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang (pakaian), pangan (makanan dan minuman), papan (tempat tinggal), pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan ini dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Bisa di dasari satu faktor ataupun banyak faktor.

Lalu akan timbul pertanyaan, apakah kita termasuk orang miskin? Bagaimana cara menentukaan kita miskin atau tidak? Setidaknya ada 14 kriteria masyarakat miskin menurut standar Badan Pusat Statistik yang dipergunakan untuk menentukan keluarga atau rumah tangga yang dapat dikategorikan miskin, Jika minimal 9 variabel indikator di bawah ini terpenuhi, maka suatu rumah tangga dikategorikan miskin. Berikut penjelasannya:

  1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
  2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu / kayu murahan
  3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu / rumbia / kayu berkualitas rendah / tembok tanpa diplester
  4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan rumah tangga lain
  5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
  6. Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindung / sungai /air hujan.
  7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar / arang / minyak tanah.
  8. Hanya mengkonsumsi daging / susu / ayam satu kali dalam seminggu
  9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
  10. Hanya sanggup makan sebanyak satu / dua kali dalam sehari
  11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas / poliklinik
  12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
  13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah / tidak tamat SD/ hanya SD
  14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Meski demikian ada juga yang mengatakan indikator kemiskinan ini tidak relevan dengan keadaan seperti sekarang ini.  Misalnya ada orang yang tinggal di kontrakan berdinding tembok dan sudah ada fasilitas MCK cukup baik, namun masih memiliki pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, maka kita bisa memakai indikator yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial :

  1. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
  2. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana.
  3. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi Pemerintah.
  4. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota rumah tangga.
  5. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
  6. Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok/ dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah, termasuk tembok tidak diplester.
  7. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah.
  8. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah.
  9. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran.
  10. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 meter persegi/orang.
  11. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak terlindung/air/sungai/air hujan/lainnya.

Kalau sudah jatuh miskin, pasti ingin menjadi lebih sejahtera. Ini sudah menjadi hukum naluriah. Maka setiap orang harus membekali dirinya sendiri dengan melakukan pengentasan kemiskinan mandiri. Pengentasan kemiskinan mandiri adalah seperangkat tindakan mandiri yang dimaksudkan untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan secara permanen. Cara yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kompetensi dan kemampuan diri baik skill maupun kepribadian dan manajemen diri agar memiliki daya saing dalam dunia mencari nafkah.

Sebagai seorang perumah tangga masih memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sandang-pangan-papan. Bisa di bilang masih memiliki kesulitan memenuhi kebutuhan lewat mata pencaharian yang lebih berat daripada seorang petapa/kaum monastik. Hal ini dikarenakan sebagai umat awam, kita harus memiliki kemampuan dan senantiasa mengasahnya untuk mendapatkan uang. Tidak ada orang mau menggaji orang lain yang tidak berguna.  Maka kalau ditanya cara mengentaskan kemiskinan apa yang terbaik, adalah dengan meningkatkan pengembangan diri.

Ada ungkapan lama, 30 % adalah faktor keberuntungan, sedangkan 70% adalah faktor usaha. Inilah yang masih dipakai sebagian besar orang Tionghoa dalam kehidupan mereka. Mereka percaya bahwa apabila giat berusaha, maka selalu ada jalan. Tidak harus selalu mengandalkan belas kasihan orang lain. Pada praktiknya, orang yang terbiasa bekerja keras sehingga bisa memiliki berbagai kemampuan, bahkan tanpa memiliki banyak modal bisa membuat modal tersebut berlipat ganda.

  • REDAKSI MENYEDIAKAN RUANG SPONSOR (IKLAN) Rp 500.000,- PER 1 BULAN TAYANG. MARI BERIKLAN UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL SETANGKAIDUPA.COM
  • REDAKSI TURUT MEMBUKA BILA ADA PENULIS YANG BERKENAN BERKONTRIBUSI MENGIRIMKAN ARTIKEL BERTEMAKAN KEBIJAKSANAAN TIMUR (MINIMAL 800 KATA, SEMI ILMIAH)
  • SILAHKAN HUBUNGI: MAJA 089678975279 (Chief Editor)

Daftar Pustaka

https://sendangsari.bantulkab.go.id/first/artikel/724-14-KRITERIA-MASYARAKAT-MISKIN-MENURUT-STANDAR-BPS. Diakses 30 Jan 2023

https://www.berbagidesa.com/2021/09/kategori-atau-kriteria-fakir-miskin-menurut-kemensos.html. Diakses 30 Jan 2023.

https://assets.promediateknologi.com/crop/8×10:686×375/0x0/webp/photo/2023/01/07/2992820032.jpg. Diakses 30 Jan 2023.

Butuh bantuan?