Produk

Home » Produk » Satu Buddha (Puisi-Puisi Buddhis)

Satu Buddha (Puisi-Puisi Buddhis)

Short Description:

Judul                    : Satu Buddha (Puisi-Puisi Buddhis)

Penulis                 : Dhammasukha Jo Priastana

Halaman              : 92 Hal

Terbitan               : Cet. Kedua, 2010

ISBN                      : 978-979-1197-03-08

Product Detail

Quick Details

 

Puisi sebagai karya sastra yang mencerminkan keindahan dapat menjadi media ekspresi yang tak terpisahkan dalam kehidupan beragama seseorang. Kecintaan dan penghayatan yang dalam terhadap Buddhadharma, tokoh-tokoh, apresiasi terhadap peristiwa keagamaan serta dinamika komunitasnya dapat tercermin, tergambar dan terekam melalui penyajian kata-kata yang indah dalam sebuah puisi.

Kecintaan terhadap adik-adik sekolah minggu, apresiasi dan renungan terhadap peristiwa keagamaan yang utama, maupun penghayatan terhadap kehidupan Sang Buddha dan spiritualitas Buddhadharma dapat diresapi dan dinikmati secara indah melalui puisi-puisi yang terdapat dalam buku "SATU BUDDHA (Puisi-Puisi Buddhis)." Penghayatan dan perayaan terhadap Buddhadharma secara estetis ini pun dapat semakin terasakan bila puisi-puisi Buddhis dalam buku ini dibacakan.

Puisi-puisi Buddhis dalam buku ini juga dapat mengajak kita untuk selalu membuka ruang batin kita terhadap penghayatan nilai-nilai Buddhadharma dan untuk selalu berani dan mampu mengekspresikannya, khususnya bagi para siswa maupun adik-adik sekolah minggu Buddhis, dan Umat Buddha Pada Umumnya.

 

Packaging & Delivery

 

RESENSI DARI PEMBACA:

Etika Sosial dalam Puisi Buddhis: Inspirasi dari Karya Jo Priastana

Latifah, Dosen STAB Kertarajasa (Sabtu, 11 Januari 2025)

Puisi adalah jendela yang membuka pandangan kita terhadap jiwa, keyakinan, dan kebudayaan penulisnya. Salah satu bentuk puisi yang menggugah adalah puisi Buddhis, yang mencerminkan penghayatan umat Buddhis terhadap nilai-nilai Buddhadharma. Puisi ini tidak hanya menjadi ungkapan personal, tetapi juga cerminan nilai-nilai moral dan etika sosial dalam ajaran Buddha. Salah satu contoh yang berkesan dalam  adalah karya Jo Priastana dalam buku "Satu Buddha: Puisi-Puisi Buddhis."

Jo Priastana, seorang penulis produktif dan akademisi, menuangkan refleksinya terhadap nilai-nilai Buddhadharma dalam berbagai puisi. Dalam puisinya, beliau tidak membatasi diri pada satu sekte atau aliran Buddha tertentu. Sebaliknya, ia terus menghayati nilai-nilai universal dari Buddhadharma, khususnya yang berkaitan dengan etika sosial. Karya-karyanya menunjukkan semangat Bodhisattva, yaitu cita-cita luhur untuk membantu meringankan penderitaan semua makhluk hidup.

Puisi "Ingin Kubagikan" adalah salah satu karya yang mencerminkan semangat ini. Dalam puisi tersebut, Priastana mengungkapkan keinginan untuk berbagi kebahagiaan melalui doa, bantuan materi, dan belas kasih. Misalnya, ia berharap doa-doanya dapat memberikan kedamaian bagi pasien di rumah sakit atau kebahagiaan bagi para tunawisma di malam Waisak. Hal ini menunjukkan bagaimana ritual spiritual, seperti membaca paritta, bukan hanya ditujukan untuk kebahagiaan pribadi, tetapi juga untuk kesejahteraan orang lain. Sikap ini mencerminkan inti ajaran Buddhis: kepedulian terhadap sesama.

Selain itu, puisi "Dokter Dharma" menggambarkan harapan penulis untuk menjadi seperti seorang dokter, tidak hanya secara medis tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Melalui gambaran ini, Jo Priastana menekankan pentingnya membantu orang lain mengatasi penderitaan, baik secara fisik maupun batin. Dalam ajaran Buddha, penderitaan manusia dapat diatasi melalui jalan tengah, yang mencakup delapan aspek kehidupan yang benar. Puisi ini juga menginspirasi generasi muda untuk aktif terlibat dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

Sebagai seorang pendidik dan pembina Sekolah Minggu Buddhis, Jo Priastana memiliki harapan besar terhadap generasi muda. Ia ingin kaum muda memanfaatkan masa mudanya untuk mencari makna hidup dan membangun kemanusiaannya. Hal ini terlihat dalam banyak puisinya yang bernada pengharapan dan semangat kebajikan. Jo percaya bahwa kualitas kemanusiaan seseorang ditentukan oleh seberapa besar pengaruh positif yang ia berikan kepada orang lain.

Etika sosial dalam puisi Jo Priastana merefleksikan ajaran moral Buddhis yang menekankan pentingnya motivasi dalam setiap tindakan. Dalam Buddhisme, tindakan dinilai tidak hanya dari hasilnya, tetapi juga dari niat di baliknya. Melalui puisinya, Priastana mengajak pembacanya untuk tidak hanya merenungkan penderitaan, tetapi juga secara aktif terlibat dalam mengatasinya. Hal ini mencakup berbagai bentuk keterlibatan sosial, seperti membantu mereka yang membutuhkan dan menyebarkan ajaran kebaikan.

Puisi-puisi dalam buku "Satu Buddha" mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya diperoleh melalui pencapaian pribadi, tetapi juga melalui kontribusi kepada masyarakat. Jo Priastana, melalui karya-karyanya, mengingatkan kita akan pentingnya belas kasih dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang penuh tantangan, puisi-puisi ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai moral dan etika sosial dapat menjadi jalan menuju pembebasan dari penderitaan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

 

 

Shipping&Package

 

 

Video Produk

 

Product Tags

Leave Your Message

Invalid Email
Please check the captcha to verify you are not a robot.
error: Content is protected !!
Butuh bantuan?